Pandemik Virus Covid-19 masih belum berlalu dan katanya masih ada di sekitar kita, bahkan naik tingkat varian menjadi varian delta yang lebih membahayakan. Tapi tidak perlu terlalu cemas dan ketakutan, karena dengan cemas yang berlebihan malahan akan menurunkan tingkat imun tubuh seseorang, oleh karena di saat pandemik, sering muncul kalimat, “sehat dan bahagia selalu yaaa”. Banyak yang menyatakan, bahagia itu sederhana, iya memang seperti itu. Sesederhana ketika semua tujuan hidup mampu tercapai.
Inilah kalimat para ahli bahwa kebahagiaan berkaitan erat dengan seberapa besar rasa syukur yang kita naikkan, sementara ketidakbahagiaan bersumber dari keinginan diri sendiri mencari sesuatu untuk mengisi kekosongan di dalam diri kita.
Bagi penulis kebahagiaan itu memanglah sederhana, mudah, murah , tidak muluk-muluk dan bisa terjadi seketika, dan ketika sedang menulis pun, sedang merasakan kebahagiaan. Olehnya kebahagiaan itu berkaitan erat dengan rasa. Yang artinya, bila rasa tersebut selalu di kelola dengan baik, maka bagaimana pun kondisi kita. Saat ini penulis yakin akan lebih bahagia dalam menjalaninya. Walaupun masa pandemik dan di kala Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Bagaimana sebenarnya kita bisa mendapatkan senyawa kebahagiaan itu bekerja dan bagaimana cara mengelolanya? Kata-kata dan kalimat penulis ada “senyawa”. Apakah ini senyawa kimia ? Iya betul, senyawa ini terbagi 4 (empat) bagian.
Pertama, Dopamine. Nah, Dopamine ini adalah salah satu hormon. Hormon dopamin adalah senyawa kimiawi di otak yang berperan untuk menyampaikan rangsangan ke seluruh tubuh. Hormon ini memengaruhi berbagai aktivitas manusia, mulai dari kemampuan mengingat hingga menggerakkan anggota tubuh. Katanya sih dengan kita melakukan makan enak, tidur cukup dan mandi air hangat, hormon dopamine sudah tercukupi. Makan enak bagaimana yang boleh bagi hormon dopamine? Apalagi di masa pandemik kecukupan akan makan, itu bagaimana? Selain mentaati protokol kesehatan saat keluar rumah, kita juga harus menerapkan pola hidup sehat. Karena setiap hari penting untuk di lakukan selama masa pandemik salah satu bagian dari pola hidup sehat, yaitu mengkonsumsi makanan yang sehat bisa membantu menjaga daya tahan tubuh, sehingga tidak mudah penyakit. Jauh dari penyakit, maka tidur akan cukup apalagi di sertai mandi air hangat yang cukup akan menyehatkan.
Kedua Endorphin. Endorphin juga adalah hormon. Yaitu salah satu senyawa kebahagiaan. Endorphin adalah jenis hormon dan senyawa kimia di tubuh untuk mengendalikan luka dan stres. Untuk meningkatkan senyawa endorphin ini maka kita praktik melakukan hal-hal yang baik, yaitu berolahraga, tertawa dan mendengarkan musik. Olahraga ringan yang bisa di lakukan dari rumah, karena pandemik. Lakukan senam aerobic dengan iringan musik dan lakukan bersama keluarga. Dengan demikian hormon endorphin akan terus terkondisikan yaitu berolahraga ringan dengan iringin musik maka dapat membuat kita tertawa lepas bersama. Bahagia sekali rasanya.
Ketiga Oxytocin. Hormon ini ternyata mudah sekali bisa kita dapatkan. Hormon ini di namakan “the love hormioe” . Bagaimana caranya, ternyata dengan melakukan berbagi cerita, sentuhan fisik dan melakukan kebaikan. Pertanyaannya, bagaimana nih kan pandemi harus mematuhi protokol kesehatan. Memang saat ini pertemuan sosial sedang di batasi. Sentuhan fisik antara ibu dan anak nya akan menjadi lebih kuat. Mudah sekali. Lakukan hal yang lain, misalnya bisa berbagi cerita dengan teman lama, teman yang berada jauh di luar jangkauan kita. Bisa kita menggunakan media telekomunikasi. Dengan melakukan komunikasi dengan mengingat masa - masa lalu, masa kanak yang indah akan sangat membantu kita untuk menjadi bahagia. Benar kan, bahagia itu sederhana? Melakukan kebaikan, yaitu mau berbagi. Berbagi apa saja yang pasti itu salah satu jalan meningkatkan hormon oxytocin. Ketika hormon oxytocin di produksi, maka hal yang akan memengaruhinya adalah perilaku kognitif dan emosional kita akan meningkat secara positif, dan bahagia.
Keempat Serotonin. Hormon Serotonin ini perlu sekali kita tingkatkan, apalagi di masa pandemik. Kita harus melakukan banyak berdoa, banyak terpapar sinar matahari pagi dan sekali kali menimati keindahan alam. Hormon kebahagian ini mudah dan wajib di lakukan. Karena dengan banyak berdoa dan terpapar sinar matahari di antara waktu dari pagi hari hingga pukul 10. 00 pagi, membuat jasmani dan rohani makin kuat.
DIMENSI KEBAHAGIAAN
Berbicara tentang dimensi kebahagiaan ini, dimulai dari diri sendiri, dari keluarga kecil dan masyarakat. Pada suatu kesempatan seorang peneliti yang melakukan sebuah peneltian, ternyata di salah satu provinsi yang ada di Indonesia, bahwa Provinsi Maluku Utara menyandang predikat Provinsi yang penduduknya bahagia, dengan indeks kebahagiaan tertinggi yaitu 75,68 persen. Masyarakat hidup sederhana, penobatan sebagai provinsi yang indeks kebahagiaannya tertinggi, ternyata banyak melakukan mengkonsumsi makanan yang di dapatkan dari laut dan dari alam. Dimensi kebahagiaan ini disampaikan oleh salah satu narasumbernya Teuku Fajar Shadiq. Dimana dimensi kebahagiaan itu di peroleh dari dimensi kepuasaan hidup, dimensi perasaan, dan dimensi makna hidup. Https://www.99.co/blog/indonesia/provinsi-paling-bahagia-di-indonesia-ternyata-buka-bali/ Penulis akan mencoba berbagi mengenai dimensi - dimensi kebahagiaan ini
Kepuasaan Hidup
Diener & scollon dalam satu tulisan yang di sadur oleh hamdana & alhamdu, bahwa kepuasan hidup merupakan salah satu dari komponen utama kesejahteraan individu. Dimana ada pendapat dari diener, dkk. (1985), kepuasan hidup adalah menunjuk pada proses penilaian kognitif seorang individu. Dalam hal ini di katakan bahwa kepuasan hidup merupakan salah satu komponen pokok dari kesejahteraan individu dan di definisikan sebagai penilaian kognitif individu mengenai kepuasan hidup secara keseluruhan. Kepuasan hidup secara global di artikan sebagai penilaian terhadap kehidupan secara umum dan bagian-bagian spesifik kehidupan individu, seperti kepuasan dalam lingkup keluarga terkecilnya, teman dekat dan teman jauh, serta berbagai komunitasnya dan kepuasan terhadap apa yang di lakukan dirinya sendiri. Masih oleh Diener yang ditulis ulang oleh mahanta & aggarwal, 2013, menambahkan bahwa, kepuasan hidup berhubungan pada pengalaman - pengalaman nyata sebagai individu selama rentang kehidupan, seperti pada waktu di sekolah atau universitas, pekerjaan dan keluarga. Jadi kualitas hidup individu secara global meningkat, maka kepuasan hidup nya akan meningkat. Simpulan dari penulis di sini, bahwa ada kriteria pengukuran untuk mengungkap kepuasan hidup individu. Sewajarnya individu itu atau orang yang memiliki beberapa komponen kepuasan hidup, maka individu itu memiliki beberapa dimensi, yang mana dimensi ini adalah dimensi di dalam kehidupan, yaitu dimensi keluarga terdekat, teman dekat dan teman jauh, dirinya, lingkungan sekolah (jika masih sekolah) dan juga lingkungan tempat tinggal yang di anggap penting untuk mengungkap kepuasan hidup.
Dimensi Perasaan
Membahas tentang perasaan, kita ketahui bahwa perasaan itu di alami oleh individu bisa sebagai perasaan senang atau tidak senang. Namun demikian, ada yang memandang bahwa soal senang atau tidak senang itu bukan satu-satunya dimensi dari perasaan. Menurut seseorang dalam buku psikologi umum w. Wundt dan di telaah kembali oleh Bapak Abu Ahmadi, di sampaikannya bahwa perasaan itu tidak hanya dapat di alami oleh individu sebagai perasaan senangnya atau tidak senangnya, ternyata masih dapat dilihat dari dimensi lain. Sebagai mahluk hidup, kita mengenal kalau kita kadang mengalami suatu keadaan yang berhubungan dengan perasaan, yaitu ada kalanya mengalami sebagai perasaan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan, dan itu di nyatakan sebagai dimensi yang pertama. Selanjutnya perasaan itupun dapat di alami sebagai suatu hal yang “gembira” atau sebagai “melakukan dengan gembira”, hal ini dinyatakan sebagai dimensi yang kedua. Bila sesuatu perasaan yang di alami oleh individu itu dapat di sertai tingkah laku perbuatan yang nampak, misalnya orang menari-nari karena gembira sehabis menerima uang banyak atau lulus ujian, “mempunyai harapan” dan “mengalami yang sudah nyata”, tersebut di kategorikan sebagai dimensi yang ketiga.
Dari yang telah tersampaikan dapat di simpulkan bahwa perasaan ialah suatu keadaan rohani yang senang atau tidak senang, perasaan ini juga di rasakan sebagai suatu hal yang sebagai suatu menggembirakan. Sesuatu perasaan yang di alami oleh individu itu dapat di sertai tingkah laku perbuatan dengan harapan akan menjadi suatu kenyataan.
Dimensi Makna Hidup
Dalam kehidupan ini, makna hidup ternyata ada dalam kehidupan itu sendiri, olehnya itu untuk menemukannya bisa pada setiap keadaan yang menyenangkan dan tak menyenangkan, lainnya juga bisa dimaknai keadaan bahagia dan penderitaan. Mengenai makna hidup menunjukkan dimana dalam makna hidup terkandung juga tujuan hidup, setiap manusia optimis ingin melakukan dan ingin mencapai sesuatu hal yang ingin di capainya dan di penuhinya, jadi antara makna hidup dan tujuan hidup tidak dapat di pisahkan.
Dari ketiga dimensi itu, disimpulkan tidaklah susah mencari kebahagiaan, tidak harus membayar mahal. Nikmati hidup dengan merawat sebuah gumpalan dalam hati, hubungkan dengan perasaan yang positif dan mampu memaknai kebahagiaan itu.
MERAIH KEBAHAGIAAN
Di masa pandemic covid-19 ini, banyak orang-orang yang terpapar covid 19. Ada yang harus melakukan Isolasi Mandiri (isoman). Banyak tempat untuk melakukan isolasi mandiri ini, yang pasti ketika terpapar virus ini dan melakukan isoman, pasti nya akan berada di suatu tempat atau kamar yang terpisah dari orang lain. Karena di khawatirkan akan menularkan virus jika berada di lingkungan yang orang banyak. Apa saja yang di lakukan ketika melakukan isolasi mandiri? Maka di sinilah hormon endorphin di tingkatkan dengan cara sering mendengarkan musik yang di sukai, sering dengarkan murotal mengaji. Dan juga tingkatkan hormon oxytocin, yaitu sering-seringlah menghubungi melalui telepon genggamnya teman-teman di masa lalu, kawan-kawan sekolah dasar, sekolah menengah, mungkin di sela-sela bercerita teringat cerita indah masa itu. Dengan melakukannya hal tersebut, maka kebahagiaan itu akan datang dari hati dan fikiran, maka proses penyembuhan dari paparan covid akan lebih cepat. Kesempatan juga bagi yang sedang isolasi mandiri untuk meningkatkan hormon serotoninnya, di mana hormon ini akan menguatkan kita yang sedang isoman untuk mendekatkan diri pada sang pencipta. Banyak berdoa, bersyukur dan tafakur.
Indah, mudah dan tidak memberatkan ketika seseorang ingin mendapatkan kebahagiaan itu. Ada yang menilai kebahagiaan adalah ketika berhasil untuk menyelesaikan semua masalah. Marilah kita semua bahagia. Janganlah sesuatu itu di buat susah yang akhirnya membuat fikiran bertambah stress. Tingkatkan imun tubuh kita, bahagia itu sederhana.
Resep bahagia kata gus Dur, kuncinya jangan memikirkan apa yang kamu tidak tahu, lha.. kalau sudah tahu buat apa di fikir?
Wallahu a’lam bishawab
Penulis: Dr. Hj. Arfiani Yulianti Fiyul., MM |Dosen Pascasarjana Manajemen Pendidikan