Pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai menyebabkan banyak sektor terpengaruh termasuk sektor pendidikan. Kegiatan belajar mengajar tatap muka dengan siswa masih harus ditiadakan, diganti dengan kegiatan yang dilakukan secara daring. Efek pandemi Covid-19 sangat menjungkir balikkan ritme kegiatan belajar mengajar.
Berdasarkan hasil observasi saat KKN daring di Desa Nagrak Utara khususnya di SDN 3 Nagrak, sistem pendidikan yang berubah drastis memunculkan beberapa masalah diantaranya masalah media belajar yang terbatas, banyaknya materi pelajaran yang harus disampaikan sedangkan waktu belajar secara daring terbatas, dan kendala teknis lainnya. Guru bisa menyiasati materi dengan memberikan materi-materi esensial dari setiap pokok pembahasan.
Berbagai kendala teknis yang dimiliki siswa, misalnya tidak punya ponsel untuk terhubung dengan guru, ponsel untuk belajar daring yang merupakan milik orang tua yang terkadang dibawa bekerja, ada ponsel tetapi tidak ada data atau sinyal, bahkan sampai dengan masalah kurang paham cara menggunakan aplikasi-aplikasi yang dibutuhkan. Tentu saja tidak semua siswa memiliki kendala seperti yang disebutkan, tetapi mau berapapun jumlah siswa yang terkendala, akan mengganggu jalannya pembelajaran.
Untuk itu, gurulah yang harus selalu menyesuaikan metode pembelajaran dengan kondisi siswa. Jika guru di sekolah-sekolah lain bisa dengan mudahnya menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar daring menggunakan video conference, guru di desa harus memutar otak untuk mencari metode lain akibat terkendala perangkat siswa dan yang paling utama adalah kuota data internet yang terbatas. Akhirnya, guru menggunakan media yang paling mudah dijangkau.
Kegiatan belajar lebih didominasi guru yang memberikan materi esensial dan tugas-tugas di setiap mata pelajaran. Materi yang diberikan bisa berupa teks, suara atau video guru menjelaskan materi. Siswa-siswa yang tidak bisa melakukan video conference untuk pertemuan secara daring disiasati dengan melakukan beberapa sesi video call menggunakan media WhatsApp. Tidak setiap hari, karena lagi-lagi kendala perangkat siswa yang menjadi hambatan. Terkadang siswa harus mendatangi rumah guru untuk mendapatkan materi maupun mengumpulkan tugas.
Sebagai mahasiswa yang sedang melakukan KKN bidang pendidikan, diberikan bantuan bimbingan kepada siswa dan orang tua untuk meningkatkan efisiensi metode pembelajaran dengan memperkenalkan media lain. Selain itu, diberikan juga perkenalan untuk media pembelajaran yang belum pernah mereka gunakan. Misalnya media Google Form dan Quizizz untuk keperluan pengumpulan tugas dan ujian yang lebih efisien daripada sebelumnya. Pemberian media belajar yang baru dan asing untuk siswa mengakibatkan terciptanya masalah baru yaitu kesulitan dalam menggunakan dan mengakses. Tentu saja dilakukan bimbingan lagi untuk membiasakan siswa dan orang tuanya menggunakan media-media pembelajaran yang tidak familiar dengan mereka.
Memang satu-satunya jalan agar pembelajaran efektif selama pandemi Covid-19 ini adalah dengan mengoptimalkan segala metode yang tersedia dan mengupayakan agar semua siswa bisa menjangkaunya. Mungkin di desa lain, persoalan yang menjadi batu sandungan dalam melakukan kegiatan belajar mengajar secara daring akan berbeda. Tetapi yakinlah bahwa setiap guru memiliki solusi untuk masalahnya masing-masing demi terciptanya kondisi kegiatan belajar mengajar yang kondusif.
Penulis: Siti Ira Yustika, Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia