Korean Pop atau yang biasa kita dengar dengan K-Pop sudah sangat merajalela, khususnya di Indonesia. Membludaknya budaya K-Pop sangat pesat di kalangan anak muda Indonesia.
Anak muda Sukabumi contohnya, mereka sudah mulai mengikuti style bahkan menyalurkan hobinya menari dengan sebutan dance cover. Bahkan sebelum pandemi, hampir setiap minggu di mall kota-kota besar sering sekali mengadakan event dance cover K-Pop.
Biasanya para Dance Cover ini latihan di saat hari libur/weekend sekitar siang/malam hari di sanggar-sanggar terdekat, karena rata-rata kesibukan mereka yaitu sebagai pelajar, freelance, bahkan bekerja di suatu perusahaan. Apalagi jika menjelang perlombaan, para grup dance cover ini dalam menjadwalkan latihannya akan lebih dipadatkan.
Akan tetapi, K-Pop tidak semuanya diterima oleh masyarakat Indonesia. Mungkin, masyarakat masih berfikir bahwa K-Pop itu membuat para generasi muda tidak mencintai negaranya sendiri.
Bahkan ada yang mengolok-olokan juga mengejek para pecinta K-Pop dengan sebutan "Alay, lebay, cowok menari seperti perempuan, buang-buang waktu, bahkan memuja idolanya", akan tetapi para pecinta K-Pop menghiraukan begitu saja. Mereka membuktikan ejekan tersebut dengan prestasi.
Mereka membuktikan dengan adanya grup-grup dance cover yang berkualitas, skill dan prestasi yang mereka dapat, bisa membuktikan bahwa mereka layak membuktikan passion mereka di dunia Tari.
Mereka berawal dari hobi dan minat, yang kemudian mereka salurkan dan menjadi sebuah passion seni mereka sendiri. Jika dibilang menyita waktu, sebenarnya mereka lebih mengutamakan ke pendidikan.
Dengan mengikuti dance cover, membuat mereka lebih percaya diri yang tinggi apalagi jika sudah berada di atas panggung, mengasah bakat mereka, membangun kerja sama dikarenakan mereka satu tim, bahkan menjadi disiplin akan menghargai waktu.
Ketika mereka mendapatkan hasil dari juara, itu menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi mereka. Style yang mengikuti idol K-Pop, dan bahkan dibilang seksi membuat anak dance cover pernah digoda.
Mungkin mereka percaya diri dengan style tersebut tapi kadang juga mereka sedih atas ucapan dan perlakuan dari orang lain. Mereka tidak membalas ucapan orang lain, tetapi mereka saling menyemangati satu sama lain, dengan mereka harus tetap percaya diri.
Selama Pandemi Covid-19 ini, para dance cover di Sukabumi disibukkan dengan project video, perlombaan dance cover virtual, dan perlombaan dance cover secara langsung walaupun masih sangat jarang diadakan.
Walaupun begitu, para dance cover Sukabumi masih bisa menjalankan aktivitasnya sebagai dance cover. Yang pasti mereka dalam latihan di studio maupun mengikuti perlombaan, tetap melakukan protokol kesehatan.
Semoga Pandemi Covid-19 ini cepat berlalu dan cepat selesai, sehingga bisa lebih sesering mungkin mengadakan event, karena di situlah tempat para dance cover menyalurkan bakat dan hobinya. Begitupun para K-Pop lovers bisa berkumpul kembali bertemu dengan teman-temannya dalam satu event, tutur Dini selaku dance cover Sukabumi.
Nama Penulis: Ilyas Amirul Jaid
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Semester 4 Universitas Muhammadiyah Tangerang
Email: [email protected]