Oleh: Dr. Hj. Arfiani Yulianti Fiyul., MM | Ketua Yayasan Jasmine Solusi | Trainer Motekar Provinsi Jawa Barat | Asesor BAN PAUD Prov Jabar | Dosen Pascasarjana
Menerima sebuah kiriman dari seorang di grup salah satu media sosial, yang isinya sangat menarik dan membuat penulis menyelesaikan membaca. Ketika membaca kiriman tersebut, sambil menggumam dan membenarkan sekali. Kata informasi itu menyatakan, dengan Judul "Penemuan Yang Paling Hebat di Abad Ini Adalah Penemuan Handphone".
Penulis melanjutkan bacaannya, mengapa? Menarik sekali tulisan itu. Karena Hanphone dapat melenyapkan telepon umum (telepon gardu) yang caranya memasukkan coin-coin), handphone juga melenyapkan telpon rumah, melenyapkan televisi, melenyapkan radio dan tape recorder, melenyapkan camera, melenyapkan media baca lembaran yaitu koran, melenyapkan kalender…….. Dalam hati penulis iya ya… kesemuanya itu benar banget.
Masih melanjutan literasi penulis tentang informasi ini, rasanya makin penasaran. Apa lagi yang lenyap ya..? Ternyata Handphone bisa melenyapkan mata kalian, melenyapkan tulang leher, melenyapkan kesehatan, melenyapkan kasih sayang keluarga, melenyapkan generasi penerus, melenyapkan waktu berharga dan Handphone bisa melenyapkan masa depan anak-anak bangsa. Serem!!
Kiriman tulisan itu masih panjang, semakin mau membaca scroll lagi kebawah, dada penulis sebagai pembaca terasa semakin sesak….iya ya..iyaya…handphone bisa memutus silaturahmi dan paling menyesakkan dada saya ketika membaca handphone dapat menghilangkan Adab dan Etika. Hilangnya Adab dan Etika terhadap orang tua dan sanak saudara. Ya ya, sangat luar biasa magnit dari Handphone ini semuanya bisa dilenyapkan dan bisa diputuskan.
Saat ini, siapapun orangnya itu setiap saat, sibuk dengan menggunakan Handphone, jari-jarinya sibuk dengan Handphone, dikala sedang duduk, dikala sedang berjalan, dikala berbicara dengan orang lain, jarinya sibuk memainkan tuts Handphone tersebut. Matanya tak berkedip dengan pandangan selalu tertuju di handphonenya.
Bener sekali hal seperti itu bisa merusak kesehatan. Namun dari semua hal itu penulis sangat tertarik membahas mengenai lenyapnya Adab Dan Etika. Bahkan pernah ada salah satu video yang beredar di media sosial tampak orang yang sambil melihat handphone nya ketika menyeberang dijalan raya akhirnya ketabrak oleh pengendara motor yang jalannya sangat kencang, berarti karena sedang bermain Handphone orang yang berjalanpun tanpa mematuhi adab berjalan ditempat umum.
Apa sebenarnya Adab Dan Etika Itu? Bagaimana adab yang baik dan beretika yang baik, bagaimana cara menangani dan bagaimana karakteristiknya? Jadi untuk mengingatkan kembali hal-hal tersebut akan penulis coba uraikan satu kesatuan adab dan etika.
Adab
Tidak bisa dipungkiri melihat fenomana zaman sekarang, orang tua atau seorang guru/pendidik, mengatakan hal demikian yaitu salah satu problem terbesar pendidikan saat ini yaitu lemahnya adab di kalangan anak dirumah atau peserta didik disekolah. Banyak anak yang pandai dan berprestasi tapi kurang memiliki adab. Akibatnya, muncul kebingungan dan kekeliruan persepsi mengenai ilmu pengetahuan, yang kemudian berlanjut pada terciptanya ketiadaan adab di masyarakat, yang membuat resah dan meresahkan. Jelas ini merupakan krisis yang tidak sederhana bagi dunia pendidikan di negeri ini, dilingkungan pendidikan dan lingkungan terkecil adalah keluarga.
Memang Permasalahan yang ada saat ini bukan suatu hal biasa, karena disamping itu juga pemahaman anak-anak terhadap adab masih sangat kurang. Pentingnya sopan santun dalam berbicara baik kepada orang tua atau kepada yang tua maupun kepada yang muda. Kala disekolah pun para pendidik mengajarkan kebaikan kepada anak didiknya tentang bagusnya bersikap jujur, berani, kerja keras, kebersihan dan jahatnya kecurangan, tetapi nilai-nilai tersebut hanya dipahami oleh anak didik sebatas pengetahuan di atas kertas dan dihafal sebagai bahan yang wajib dipelajari, karena diduga akan keluar dalam kertas ujian.
Ungkapan Pengertian dari adab adalah mendidik’ atau ‘pendidikan’. Adab dikaitkan dengan akhlak yang memiliki arti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat sesuai dengan nilai-nilai agama Islam.
Penulis mengambil tulisan dari beberapa cendekiawan yang mendefinisikan bahwa adab adalah proses memperoleh ilmu pengetahuan (ma’rifah) yang dipelajari untuk mencegah anak didik dari bentuk kesalahan, cendekiawan lainpun mengatakan bahwa adab ialah ilmu yang objeknya membahas nilai-nilai yang berkaitan dengan perbuatan manusia dan dilanjutkan pengertian dari cendekiawan lain mengatakan adab ialah budi pekerti, watak, kesusilaan, yaitu kelakukan baik yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar terhadap khaliknya dan terhadap sesama manusia.
Etika
Pendidikan merupakan sarana dan juga usaha untuk mengubah perilaku manusia anak didik untuk menjadi lebih baik. Dalam dunia pendidikan, tidak hanya memberikan pengajaran saja kepada anak tetapi juga harus mencakup pembentukan sikap dan kepribadian, yang mana hal ini penting dalam menghadapi krisis moral anak. Untuk itulah orang tua dan lembaga pendidikan mempunyai tanggung jawab yang tidak ringan untuk menyiapkan sumber daya manusia untuk membangun negara.
Pembangunan selalu berkaitan erat dengan perkembangan zaman serta selalu memunculkan persoalan baru yang tidak pernah dipikirkan sebelumnya namun harus tetap disikapi dengan bijak dan elegan. Penyertaan etika dan nilai budaya adalah suatu upaya dalam rangka membantu manusia untuk menanamkan nilai-nilai moral atau etika yang baik dalam kehidupan sehari-hari sehingga akan membentuk individu yang memahami nilai-nilai moral, bermartabat dan berbudi pekerti serta memiliki komitmen untuk bertindak secara konsisten
Istilah Etika itu sendiri berasal dari bahasa Prancis yakni Etiquete yang berarti tata pergaulan yang baik antara manusia atau peraturan/ketentuan yang menetapkan tingkah laku yang baik dalam hubungan dengan orang lain. I stilah yang sepadan dengan etika seperti tatakrama, tata sopan santun, norma sopan santun, tata cara bertingkah laku yang baik, perilaku yang baik dan menyenangkan.
Bagaimana sebaiknya Ber-Etika itu?
Telah disampaikan sebelumnya adab dan Etika akan hilang ketika anak itu terlalu dominan dengan menggunakan Handphone, sehingga melalaikan kewajiban dan tanggung jawab. Bahkan Etika dengan orang tua.
Etika yang baik pada orang tua, Seharusnya seorang anak selalu patuh pada orang taunya, namun karena perhatiannya lebih banyak pada handphone, maka anak akan mengabaikan hal tersebut, sehingga anak mudah menjadi bohong, hilnagnya berlaku sopan santun pada orang tua,serta dengan kecanduannya dengan handphone anak akan malas membantu pekerjaan orang tua.
Etika yang lain, terabaikan anak pada orang tua adalah ketika orangtua memanggilnya kemungkinan besar anak tersebut tidak bergegas untuk memenuhi panggilan orang tua.
Demikian dahsyatnya handphone itu sehingga membuat adab dan etika merubah perilaku anak-anak. Seharusnya anak didepan orang tua bertingkah laku baik, namun karena anak tersebut sedang memegang handphone, maka ketika diperintahkan sesuatu hal, anak akan menolak kadang membantah orangtua, hingga ketika orang tua nya minta bantuan untuk menyelesaikan pekerjaan rumah, anak tidak mau bergegas dan membiarkan orangtuanya sibuk bekerja.
Maka sebaiknya anak itu harus beretika yang baik, yaitu: Pertama Patuh kepada orang tua (Jika disuruh oleh orang tua, tidak membantah), Kedua Tidak boleh berbohong, Ketiga, Harus berkata jujur. Keempat Sopan dan santun kepada orang tua. Kelima Membantu pekerjaan orangtua. Tidak pantas bagi seorang anak berpangku tangan sedang orangtuanya sibuk bekerja, Keenam Bergegas memenuhi panggilan orangtua, baik ketika sibuk apalagi ketika luang. Acapkali ketika seseorang sedang sibuk dengan satu pekerjaan, dan seorang anak jangan berpura-pura tidak mendengar.
Penutup
Baiklah, mari kita ikut mengingatkan diri kita, anak-anak dan keluarga kita agar penggunaaan handphone itu harus dengan bersikap bijak , yang artinya gunakan handphone pada waktu yang tepat, dan gunakan handphone agar bermanfaat dan ingatkan lagi agar ketika menggunakan handphone tidak melalaikan diri, diri nya untuk beribadah, diri nya untuk bersilaturahami, diri nya bagi kesehatannya, semoga bermanfaat. Karena tulisan ini adalah warning bagi diri sebagai penulis, warning bagi penulis yang mempunyai keluarga , dan warning sebagai aktifis di dunia pendidikan, serta warning untuk kehidupan bermasyarakat. Ajaklah anak Berkumpul dengan keluarga, olahraga bersama, dan sibukkan anak dengan aktifitas positif.
Wallahu a’lam bishawab.