Oleh : Rohmawati Arani, M.Pd
( Magister Pendidikan STAI Sukabumi)
Sepanjang sejarah dunia pendidikan, tahun ini merupakan tahun yang sangat berbeda dari sebelumnya. Dunia pendidikan mencatatkan hal yang berbeda dimana proses belajar dan mengajar mengalami pergeseran nilai dan kebiasaan yang baru.
Hampir setahun dunia pendidikan bukan lagi tentang ruang kelas, halaman sekolah,pembelajaran secara tatap muka,dan interaksi secara langsung antara siswa dengan siswa ataupun siswa dengan guru melainkan semua aktivitas berpindah kepada sistem jaringan atau lebih dikenal dengan Pembelajaran Jarak Jauh. Peserta didik diharuskan mempunyai dan menggunakan gadget sebagai sarana belajar yang bisa digunakan saat ini.
“Gadget adalah sebuah istilah dalam bahasa Inggris yang mengartikan sebuah alat elektronik kecil dengan berbagai macam fungsi khusus.” (Osland,2013). “istilah gadget sebagai benda dengan karakteristik unik, memiliki sebuah unit dengan kinerja yang tinggi dan berhubungan dengan ukuran serta biaya” (Rayner, 1956) Salah satu hal yang membedakan gadget dengan perangkat elektronik lainnya adalah unsur “kebaruan”. Artinya, dari hari ke hari gadget selalu muncul dengan menyajikan teknologi terbaru yang membuat hidup manusia menjadi lebih praktis.
Hari ini peserta didik dan gadget sudah menjadi soulmate dalam kegiatan sehari-harinya, mereka lebih banyak menghabiskan waktunya bermain gadget dengan berbagai alasan,salah satunya yaitu mengerjakan tugas sekolah. Peran orang tua dan guru sangat diperlukan dalam hal ini ,karena kita tidak bisa membiarkan mereka larut dalam kebiasaan yang bisa saja merugikan ataupun membahayakan perkembangan fisik ataupun mentalnya.
Menurut teori sosiologi, anak-anak sering kali mempelajari dan meniru apa yang dilihatnya di layar, apalagi jika perbuatan yang dilihatnya tersebut dinilai realistik dan dapat dilakukan. Beberapa efek buruk yang bisa terjadi jika anak dibiarkan menggunakan gadget berlebihan tanpa pengawasan, misalnya sifat agresif dan kekerasan, seks,prestasi belajar menurun, gangguan kesehatan dan lain-lain.
Penggunaan gadget dalam belajar memang tidak bisa dipungkiri pada saat kondisi sekarang, tapi sebagai pendidik tentunya kitapun dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam memberikan tugas terhadap peserta didik, memberikan tugas tidak mutlak harus menggunakan gadget saja melaikan lebih kepada mengasah keterampilan sederhana peserta didik, ataupun pembiasaan seperti sikap sosial,tanggung jawab,membantu orangtua,menjalankan kegiatan keagamaan,menjaga kebersihan lingkungan dan lain-lain.
Belajar tidak harus selalu berkaitan dengan tulisan ataupun angka-angka melainkan semua pengetahuan dan pembelajaran yang bermanfaat buat kehidupan peserta didik. Mengenalkan ataupun memotivasi peserta didik untuk mengerjakan hal-hal yang bermanfaat justru lebih baik dan bisa menghindari kejenuhan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran jarak jauh.
Keteladanan dari seorang guru tidak bisa digantikan oleh gadget yang bagus sekalipun, karena interaksi yang terjalin,kebiasaan yang dilakukan secara terus menerus dan contoh-contoh yang dilakukan akan lebih bermakna terhadap kehidupan peserta didik.
Semoga saja pandemi ini segera berakhir, sehingga dunia pendidikan bisa kembali lebih berwarna lagi dalam memberikan pelayanan terhadap peserta didik dalam mengembangkan kreativitas melalui bakat dan minatnya, sehingga mereka bisa tumbuh dan berkembang menjadi anak yang cerdas,terampil dan berakhlak yang baik sebagai proses terwujudnya tujuan pendidikan .