Oleh: M. Nasihin Karimullah, M.Pd
Sebagian besar orang tua memiliki ketergantungan tinggi terhadap sistem pendidikan sekolah dengan memposisikannya sebagai satu-satunya instrumen pendidikan paling ideal.
Hal itu menciptakan anggapan bahwa hanya pelajaran di ruangan kelaslah yang layak dikonsumsi oleh anak, tanpa melihat lebih jauh pada aspek yang substantif dan esensial.
Dalam konteks saat ini, di mana dunia dicengkeram pandemi, banyak orang tua menyayangkan sikap pemerintah yang tak kunjung membuka kembali sekolah. Mereka mengeluhkankan banyak hal, hingga mencemaskan anaknya akan menjadi generasi bodoh.
Keluhan semacam itu wajar di satu sisi, namun jika sampai berlarut-larut justru akan menyeret masyarakat ke dalam situasi yang dekaden pada sisi yang lain.
Karena itu, sebagai orang tua perlu merekonstruksi paradigma berpikir mengenai konsep pendidikan. Bahwa pendidikan memiliki jangkauan luas dan komprehensif. Selain itu corak serta warna pendidikan sangat bervariatif. Cara pandang seperti ini nantinya akan melahirkan sebuah dobrakan serta tindakan konkrit guna menyikapi anak yang pasif dalam aktivitas belajar.
Diantaranya adalah dengan memberikan pelajaran akhlak yang bisa disampaikan oleh orang tua saban hari. Tersedianya waktu bersama yang lebih banyak, menjadikan orang tua intens dalam menanamkan nilai-nilai etis kepada anaknya. Selain akan membentuk kepekaan anak terhadap dinamika kehidupan rumah tangga orang tuanya.
Pelajaran agama pun dapat mudah diberikan kepada anak manakala di rumah. Misalnya dengan mengajak sholat berjamaah, mengajarkan al-Qur'an, merapalkan doa-doa, dst.
Tak kalah penting lainnya adalah menghubungkan empati anak kepada lingkungannya, melalui keterlibatan yang berunsur sosial. Mendorong anak untuk turut serta dalam kegiatan kerja bakti, atau mengajaknya menghadiri acara-acara hajatan. Sehingga anak akan memiliki kepekaan sosial yang bagus. Tentunya hal itu hanya dapat terlaksana bilamana orang tua berhasil memerankan diri sebagai figur yang nyata.
Proses pengetahuan pun sangat mungkin diinstalisasikan kepada anak, melalui berbagai macam pengalaman baru. Misalnya mengajak anak berdestinasi ke tempat-tempat yang menambah wawasan, seperti ke perkebunan, persawahan, peternakan, dll.
Proses transformasi yang lang iniilah akan menjadikan anak-anak menjadi pribadi-pribadi yang handal dalam segala haal pada masa yang akan datang.
Dalam setiap Doa kita semoga cengkraman pandemi ini segera berlalu disemua penjuru bumi ini.
Palembang 14/02/21