Oleh: : [email protected] (netizen)
Saat ini banyak perusahaan di Indonesia mengalami penurunan pendapatan. Seperti dilansir dari economy.okezone.com sebanyak 82 persen perusahaan mengalami penurunan pendapatan yang disebabkan oleh Covid-19. Hasil itu didapat setelah dilakukan survey terhadap 34.558 pelaku usaha. Pengelolaan kas, piutang dan persediaan sangat penting agar usaha yang dijalankan tetap berjalan di segala situasi dan kondisi yang terjadi, tentunya bukan hanya di kala pandemi Covid-19 saja.
Lalu bagaimana seharusnya pengelolaan kas, piutang dan persediaan yang tepat? Simak penjelasan berikut ini.
Kas merupakan aset keuangan perusahaan yang paling likuid. Likuid disini diartikan sebagai aset yang mudah sekali dicairkan, artinya aset ini sangat mudah untuk dipergunakan. Kas dipergunakan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan (Munawir, 1983:14) dan juga kas merupakan aktiva yang paling sering berubah pada neraca (Baridwan, 1989:71). Dalam akuntansi, kas digunakan sebagai dasar perhitungan dan pengukuran. Petty cash dan kas di bank termasuk kedalam jenis kas.
Petty cash atau kas kecil merupakan dana kas yang disediakan oleh perusahaan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang memiliki nilai relatif kecil, seperti biaya listrik, telepon, perangko, materai dan sebagainya (Mardiasmo, 2002:3). Pengeluaran yang relatif kecil akan menjadi tidak ekonomis ketika dibayar menggunakan cek. Lalu, kas di bank merupakan uang dalam jumlah yang besar yang disimpan di bank sehingga memerlukan tingkat keamanan yang tinggi.
Pengelolaan kas yang tepat dapat tercermin dari keberlangsungan bisnis perusahaan. Tanpa kas, seluruh aktivitas bisnis perusahaan dapat terhenti. Keseimbangan penerimaan dan pengeluaran merupakan kunci untuk terciptanya pengelolaan kas yang tepat. Pengelolaan kas yang tepat berguna untuk perusahaan dalam hal merencanakan pengalokasian dana atas penerimaan dan pengeluaran. Cara mudah untuk melakukan pengelolaan kas yaitu sebagai berikut :
1. Mengetahui tingkat pengeluaran perusahaan, hal ini berguna untuk evaluasi terhadap pengeluaran yang tinggi dari setiap jenis biaya dan tingkat efisiensi dari biaya tersebut.
2. Menjaga keseimbangan pengeluaran, hal ini dilakukan untuk memprioritaskan pengalokasian biaya untuk kegiatan utama operasional perusahaan.
3. Meminimalkan pengadaan persediaan, hindari pembelian persediaan terhadap barang yang tidak dibutuhkan.
4. Adanya pembayaran uang muka, hal ini berguna untuk meminimalisir risiko tingkat piutang tak tertagih.
5. Batas pembayaran piutang tidak lebih dari 1 bulan, semakin cepat perputaran piutang maka kas yang dihasilkan dari piutang dapat digunakan lebih cepat.
6. Memberikan diskon terhadap pelanggan yang melakukan pembayaran tepat waktu atau lebih cepat. Hal ini akan mendorong pelanggan untuk lebih cepat dalam menyelesaikan hutangnya.
7. Memeriksa harga jual. Banyak perusahaan yang ragu untuk menaikan harga jual terutama bagi perusahaan kecil karena takut akan kehilangan pelanggan. Memeriksa pesaing dan tingkatan harga jual pesaing juga diperlukan, ketika pesaing menetapkan harga jual lebih tinggi maka perusahaan pun dapat melakukan hal yang sama. Karena pelanggan pun sudah memperikirakan harga jual tersebut.
Pengelolaan Piutang
Piutang merupakan tagihan yang diberikan oleh perusahaan kepada pelanggan yang membeli produk perusahaan (Martono dan Harjito, 2007: 95) tagihan ini atas transaksi uang, barang atau jasa yang terjadi di masa lalu (Rudianto, 2009: 224) dan diharapkan akan diperoleh pada masa yang akan datang (Wibowo dan Abu Bakar Arif, 2005: 151). Piutang tersebut jika dibayarkan oleh pelanggan maka akan menjadi kas yang siap digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan. Terdapat tiga jenis piutang, pertama yaitu piutang usaha. Piutang usaha (account receivable) merupakan piutang yang timbul atas penjualan (dalam perusahaan dagang) atau pemberian jasa (dalam perusahaan jasa) dengan pembayaran yang dilakukan secara kredit. Kedua yaitu wesel tagih (notes receivable), merupakan piutang yang berbentuk surat formal sebagai bentuk pengukuran piutang. Piutang jenis ini biasanya memiliki jangka waktu antara 2 sampai 3 bulan, jika pihak debitur meminta masa perpanjangan pelunasan maka akan dikenakan bunga sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak. Ketiga yaitu piutang lain-lain (other receivable), yaitu piutang yang dilaporkan secara terpisah pada neraca karena memiliki cakupan yang cukup luas. Cakupan tersebut meliputi piutang bunga, restitusi pajak, piutang gaji dan uang muka karyawan.
Pengelolaan piutang yang tepat berguna untuk mencegah kredit macet, pemborosan hingga meningkatkan produktifitas perusahaan dan nilai value added. Pengelolaan piutang dapat dilakukan dengan menyusun suatu standar prosedur operasional (SOP) kebijakan kredit yang tepat yang didalamnya terdiri dari melakukan klasifikasi piutang dan penilaian piutang. Pengelolaan piutang yang tepat sangat diperlukan karena pengelolaan piutang berpengaruh terhadap pengelolaan kas.
Pengelolaan Persediaan
Persediaan merupakan salah satu jenis aktiva lancar yang jumlahnya cukup besar (Sartono, 2010:443) yang dimiliki oleh perusahaan dalam bentuk barang dengan maksud untuk dijual (Alexandri, 2009:135). Terdapat empat jenis persediaan berdasarkan proses manufakturnya, yaitu persediaan bahan baku mentah (raw material inventory), persediaan barang setengah jadi (working in process inventory), persediaan pemeliharaan, perbaikan dan operasi (maintance, repair, operating, MRO), dan persediaan barang jadi (finished goods inventory). Selain itu, terdapat tiga jenis persediaan berdasarkan tujuannya, yaitu persediaan pengaman (safety stock), persediaan antisipasi, dan persediaan dalam pengiriman (transit stock).
Penentuan harga pokok persediaan dilakukan dengan cara melaporkan total biaya persediaan kedalam persediaan yang masih ada sebagai aktiva pada neraca dan melaporkan persediaan yang terjual selama periode tersebut kedalam beban harga pokok penjualan pada laporan laba rugi.
Pengelolaan persedian yang tepat dilakukan demi menjaga kelancaran operasi perusahaan. Beda sektor tentunya berbeda pula fungsi dari persediaan. Pada perusahaan industri, persediaan bahan baku dan barang dalam proses berfungsi sebagai pelancar dalam kegiatan produksi dan persediaan barang jadi berfungsi untuk memenuhi permintaan pasar. Sedangkan dalam perusahaan dagang persediaan barang dagang berfungsi bagi pihak perusahaan dalam memenuhi permintaan pembeli. Pengelolaan persediaan yang tepat dapat ditempuh dengan cara :
1. Mengaitkan jumlah persediaan dengan variabel tertentu
Cara ini dapat dilakukan dengan cara menetapkan rata-rata persediaan barang jadi sama dengan barang yang akan terjual dalam satu bulan kedepan, sehingga tidak akan terjadi kelebihan persediaan. Cara lain yaitu dengan jumlah pemesanan kembali persediaan sesuai dengan persediaan yang akan dibutuhkan selama periode tertentu sehingga semua persediaan dapat digunakan dan tidak akan ada persediaan yang tersisa. Kedua cara tersebut memerlukan koordinasi antara bagian gudang, bagian produksi hingga bagian pemasaran.
2. Menerapkan model Economic Order Quantity (EOQ)
Dengan menerapkan model ini maka perusahan dapat menekan biaya persediaan, model ini cocok untuk perusahaan yang memiliki rata-rata persediaan yang besar untuk total kebutuhan yang sama dalam suatu periode, hal ini untuk menghemat biaya pemesanan dan pembelian. Selain itu, cocok juga bagi perusahaan yang melakukan pembelian persediaan dalam jumlah yang tinggi sehingga dapat menghemat biaya pembelian. Namun, perusahaan akan memilki persediaan dalam jumlah yang tinggi sehingga risiko untuk menanggung biaya penyimpanan juga tinggi.
Berbagai cara dilakukan oleh perusahaan agar dapat bertahan dalam segala kondisi, baik itu kondisi lingkungan hingga kondisi keuangan perusahaan. Kondisi lingkungan yang ditimbulkan oleh pandemi covid-19 ini membuat perusahaan perlu mengelola keuangannya dengan baik, tepat dan efisien sehingga operasional perusahaan dapat tetap berjalan atau tidak sampai gulung tikar. Sebelum melakukan pengelolaan kas, terlebih dahulu dilakukan pengelolaan piutang dan persediaan. Karena pengelolaan piutang dan persediaan akan berpengaruh terhadap pengeloaan kas. Pengelolaan kas yang optimal dapat tercermin dari kelancaran bisnis yang dilakukan.
Referensi :
Agus Harjito dan Martono. 2007. Manajemen Keuangan. Ekonisia, Yogyakarta.
Agus Sartono. 2010. Menejemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi 4. BPFE, Yogyakarta.
Alexandri, Moh. Benny. 2009. Manajemen Keuangan Bisnis: Teori dan Soal. Alfabeta, Bandung.
Arif, Abubakar dan Wibowo. 2008. Akuntansi Keuangan Dasar 2. PT. Grasindo, Jakarta.
https://economy.okezone.com/read/2020/10/07/320/2290022/82-perusahaan-alami-penurunan-pendapatan-saat-covid-19
https://guruakuntansi.co.id/persediaan-menurut-para-ahli/
https://lifepal.co.id/media/apa-itu-piutang/
https://manajemenkeuangan.net/manajemen-persediaan-oeq/
https://manajemenkeuangan.net/pengelolaan-klasifikasi-piutang/
https://sarjanaekonomi.co.id/jenis-jenis-kas/
https://www.jtanzilco.com/blog/detail/371/slug/pentingnya-pengelolaan-arus-kas-bagi-perusahaan
Mardiasmo. 2002. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Andi, Yogyakarta.
Rudianto. 2009. Pengantar Akuntansi. Erlangga, Jakarta.
S. Munawir. 1983. Analisa Laporan Keuangan. Liberty, Yogyakarta.
Z. Baridwan. 1989. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi 1. BPFE, Yogyakarta.
Penulis: Vina Herdina, mahasiswa Prodi Akuntansi Universitas Nusa Putra
