Oleh: Prada Rakashiwi
Mahasiswa Universitas Nusa Putra Sukabumi Prodi Manajemen
Menurut data statistika, wabah covid-19 pada tanggal 2 November 2020 di Indonesia sudah mencapai 415.000 kasus dan ini berlangsung sejak bulan maret 2020. Dan sejak saat berlangsungnya Covid-19 ini indonesia mengalami banyak perubahan di berbagai sektor contohnya di sektor ekonomi, pada saat kuartal II lalu pertumbuhan ekonomi nasional minus 5,32% persentase ini menunjukan bahwa banyak perubahan yang terjadi di sektor ekonomi Seperti perubahan sosial ekonomi ditengah masyarakat yang terjadi akibat kebijakan pemerintah yang membatasi interaksi sosial antar masyarakat (sosial distencing) dimana aktivitas seperti bekerja, sekolah, hingga ibadah pun dianjurkan untuk dilakukan dirumah saja.
Hal ini menjadikan aktivitas ekonomi menjadi terhambat dan menyebabkan konsumsi masyarakat menjadi turun drastis, contohnya seperti para pedagang kecil atau pedagang keliling yang tidak dapat melakukan Work From Home (WFH) mengalami penghasilan yang menurun. Kemudian konsumsi masyarakat pun menjadi ikut berkurang, Masalah ini sangat berpengaruh pada perokonomian indonesia karena hampir 95% kontribusi di perekonomian indonesia datang dari konsumsi masyarakat.
Kedua meningkatnya jumlah pengangguran dan kemiskinan di indonesia. Berdasarkan data kementerian ketenagakerjaan (kemnaker) per 27 mei 2020, akibat covid-19 ini telah tercatat sebanyak 1.058.284 pekerja sektor formal yang dirumahkan dan 380.221 orang sektor formal yang terkena PHK. Dari data ini terlihat bahwa angka pengangguran di indonesia meningkat drastis dari tahun 2019 yang berkisar hanya 5,28% meningkat di tahun 2020 menjadi 9,2%. Bahkan menurut Bappenas diperkirakan bahwa angka pengangguran bisa menyentuh 12,7 juta orang.
“Dikhawatirkan pada 2021 pengaguran akan mencapai 10,7–12,7 juta orang. Jadi kami berharap bisa dikembalikan setidaknya mendekati sebelum pandemi” ucap kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam rapat bersama Komisi XI DPR RI, Senin (22/6/2020). Hal ini bisa menyebabkan angka kemiskinan di indonesia menjadi meningkat dikarenakan banyaknya orang yang kehilangan pekerjaan yang berakibat pada kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pandemi covid-19 tidak hanya menghilangkan lapangan kerja dalam jumlah besar, tetapi juga meningkatkan angka kemiskinan secara masif. Lonjakan jumlah penduduk miskin berpotensi terjadi karena banyak masyarakat indonesia yang memiliki tingkat kesejahteraan mendekati batas kemiskinan meski tidak berada dibawah garis kemiskinan. Penduduk di bawah garis kemiskinan memang cenderung menurun, yaitu 25,1 juta jiwa atau 25?ri total penduduk indonesia. Penduduk-penduduk golongan rentan dan hampir miskin ini umumnya bekerja di sektor informal dan banyak yang sangat begantung pada bantuan-bantuan pemerintah. Dan apabila bantuan sosial yang diberikan pemerintah tidak bisa mencukupi atau datangnya terlambat, maka golongan rentan dan hampir miskin akan semakin berpotensi jatuh kebawah garis kemiskinan.
Ketiga adalah kinerja ekspor impor menjadi terpuruk. Ini diakibatkan karena perekonomian diseluruh dunia mengalami pelemahan contohnya seperti, penurunan harga komoditas, minyak, batu bara, dan lain lain. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa nilai ekspor indonesia pada bulan Mei 2020 sebesar US$ 10,5 miliar, nilai ini turun 28,95% jika dibandingkan pada bulan Mei 2019 yaitu sebesar US$ 14,8 miliar. Sementara impor menurun hingga 42,2% dibandingkan bulan Mei 2019 yang sebesar US$ 14,6 miliar menjadi US$ 8,4 miliar dibulan Mei 2020. Penurunan kinerja ekspor impor di indonesia ini yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi indonesia menjadi melemah.
Keempat melemahnya sektor pariwisata contohnya seperti hotel, restoran,tempat wisata, dll. Menurut menteri pariwisata dan ekonomi kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio pariwisata merupakan sektor yang paling terdampak dari pandemi virus covid-19. Pasalnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke tanah air bukan berkurang tapi tidak ada sama sekali.
“pariwisata bukan berkurang, tapi nyaris nol” kata Wishnutama dalam Manajer forum MNC Group secara virtual, Kamis (23/7/2020). Padahal sektor ini merupakan salah satu sektor yang berkontribusi besar pada perekonomian suatu daerah. Namun karena covid-19 sektor pariwisata harus di tutup dalam jangka waktu yang tidak ditentukan. Penutupan sektor pariwisata ini berakibat terhadap perekonomian masyarakat.
Kelima tingkat investasi di indonesia menjadi melemah dikarenakan banyak investor asing yang pada akhirnya melepas sahamnya karena mereka takut akibat melihan performa dari pasar modal di luar negeri mengalami penurunan cukup drastis. Yang akhirnya banyak investor yang mempertimbangkan untuk tidak mempertahankan sahamnya. Adanya pembatasan atau lockdown membuat aktivitas perdagangan terdampak dan mengalami kerugian yang tidak sedikit. Akibatnya sektor ekonomi negara pun ikut terpengaruhi.
Dari perubahan perubahan yang terjadi di sektor ekonomi ini harus ada upaya pemerintah untuk memperbaiki keadaan ekonomi indonesia seperti semula. Adapun sejauh ini upaya yang sudah dilakukan pemerintah untuk mengatasi permasalahan ekonomi yang sudah terjadi pertama pemerintah indonesia telah melakukan upaya serius yang komprehensif dengan mengeluarkan landasan hukum peraturan pemerintah pengganti undang-undang (PERPPU) No.1 Tahun 2020 sebagai payung hukum untuk mengambil langkah-langkah.
Kebijakan pemerintah ini sangat membantu masyarakat kurang mampu. Salah satunya adalah kebijakan pembebasan biaya listrik dengan daya 450 VA dan pemotongan 50?ngan daya 900 VA.
Pada sektor fiskal, pemerintah menanggung pph 21 atau pajak penghasilan pekerja pada sektor industri pengolalahan dengan penghasilan maksimal 200 juta per tahun. Pemerintah juga membebaskan pph impor untuk 19 sektor tertentu yang juga terkena wajib pajak. Kebijakan ini dapat menolong perekonomian indonesia untuk mengantisipasi resesi, dan mengoptimalkan serta menjaga stabilitas ekonomi indonesia.
Kedua pemerintah juga telah melakukan reset dan transformasi ekonomi. Upaya ini ditunjukan untuk menyelamatkan usaha mikro kecil menengah (UMKM) dengan memberikan intensif pajak, dan diberi subsidi untuk modal. Reset menjadi penting karena sektor ekonomi sudah turun minus sehingga dari minus itu perlu dikembalikan dan di transformasikan agar berkembang menjadi positif.
Pemerintah pun sudah menyiapkan skenario defisit anggaran dan akan mengembalikannya di tahun 2023 untuk proses recovery. pemerintah juga telah melakukan koordinasi bersama BI, OJK dengan perbankan nasional, dilakukan agar sektor bisnis, sektor usaha, sektor riil tetap bisa bertahan walaupun tidak melakukan aktivitas ekonomi seperti normalnya. Selain itu juga berbagai program pendukung yang telah disiapkan oleh pemerintah untuk dunia usaha diantaranya memberikan dukungan insentif di bidang perpajakan, pengurangan impor, serta berbagai kebijakan dan relaksasi disektor keuangan.
Ketiga pemerintah membuat program exit strategy atau pembukaan ekonomi secara bertahap menuju tatanan kenormalan baru agar masalah kesehatan tidak merembet ke sektor-sektor yang lain.pelaksanaan strategi penanganan covid-19 ini juga memerlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk dunia usaha. Koordinasi antara pemerintah dan dunia usaha akan membantu terbentuknya kondisi new normal melalui pelaksanaan protokol kesehatan di masing-masing bidang usaha. Terkait pertumbuhan yang diprediksi terpengaruh akibat covid-19 dari segi demand terjadi demand shock. Jadi diperlukan kesiapan dari dunia usaha untuk membuat standard operation procedure (SOP) masing-masing. Seiring dengan melambatnya penyebaran covid-19 pemerintah menerapkan metode baru, dimana pabrik harus tetap menjalankan protokol covid-19 dan relaksasi aturan menggunakan masker dan lainnya sesuai dengan standar covid-19 hal ini jelas telah disiapkan oleh BNPB.