Aplikasi Viral di Masa Pandemi Covid-19

Rabu 04 November 2020, 15:17 WIB

Oleh: Dillah Maulidah 

Mahasiswa Universitas Nusa Putra Prodi Manajeman

Kita selalu bertanya kapankah kasus ini selesai, berdasarkan analisa data yang dikeluarkan oleh The Singapore University of Technology and Design dengan menggunakan metode estimasi pandemic, Susceptible Infected Recovered (SIR) dengan data Driven Estimation (DDE), maka diperkirakan puncak pandemi di Indonesia telah terjadi pada 19 April 2020 yang lalu dan diperkirakan akan berakhir total pada akhir Juli 2020, namun sekarang kita sudah masuk dibulan November sudah berada dipenghujung tahun di 2020, lalu hal apa saja yang sudah kita lakukan selama pandemi ini? Bukankah Pandemi ini juga memaksa kita untuk selalu dirumah aja bukan? Lalu bagaimana kegiatan perekonomian dirumah anda saat ini? Ya semua orang kini merasakan kebingunan perekonomian karena kebutuhan yang terus ada setiap harinya namun terbatasi, karena adanya pandemi ini yang menyebabkan hilangnya pekerjaan karena terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Angka pengangguranpun semakin bertambah dan otomatis angka kemiskinan di Indonesia pun ikut bertambah juga. Dampak dari pandemi ini juga sudah terasa ke dalam berbagai aspek khusunya di sektor perekonomian. Dampak ini membuat masayarakat yang merasakannya dibuat kebingunan hal apa yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah perekonomian di keluarganya.

Terlihat dari jumlah korban yang meninggal karena kasus covid-19 ini semakin hari jumlahnya semakin bertambah. Kita selalu menunggu kapan kasus pandemi ini selesai, banyak kalangan orang yang menunggu keajaiban agar kasus ini cepat selesai, mulai dari para pelajar, pedagang, angkutan umum dan yang lainnya.

Karena aktivitas yang sering dirumah aja membuat jumlah penggunaan internet di Indonesia semakin meningkat. Termasuk pertumbuhan bisnis online naik hingga 80 persen saat ini, karena mereka hanya mengandalkan gadget untuk memenuhi kebutuhan mereka disetiap harinya, lalu apa solusi untuk mereka yang sudah terkena pemutusan hubungan kerja (PHK)? Nah mereka dibuat bingung bisnis apa yang sesuai dengan fashion mereka disaat kondisi seperti ini yang hanya bermodalkan gadget saja dan kita bisa diam dirumah, sambil menunggu kondisi pulih kembali dan para pengusaha membuka lapangan kerjanya kembali . 

Nah ini dia ada aplikasi viral di masa pandemi ini yang banyak digunakan oleh para masyarakat selain untuk teman hiburan, aplikasi ini juga bisa menghasilkan uang tanpa kita harus mengeluarkan modal dan daftarnya pun gratis yang bisa dilakukan oleh masyarakat yang sedang kebingungan mau buka usaha apa namun tidak punya modal uang untuk dijadikan modal awal bisnisnya disaat kondisi seperti ini.

1. Aplikasi TikTok

Nah aplikasi ini sedang viral kan semenjak kita diam dirumah aja? iya benar sekali aplikasi ini sedang ramai di gemari oleh berbagai kalangan mulai dari kalangan anak kecil sampai tua pun banyak yang menggunakan aplikasi ini. Bukan lagi sebagai ajang menampilkan kareatifitas dan kesenangan hiburan saja, aplikasi ini juga mulai menjadi lading para konten creator untuk mendapatkan uang. Dilansir dari media kontan.id pada kamis (27/02/2020), pengamat media sosial memperkirakan bahwa sejumlah seleb TikTok  dengan jumlah pengikut yang banyak, bisa mendapatkan penghasilan hingga US$ 1 juta (13,9 miliar) untuk sekali posting satu video saja. Pengamat memperkirakan bahwa bintang TikTok popular dapat dibayar dengan harga US$ 0,005 per satu follower. Wah besar sekali keuntungannya bukan? Hanya dengan membuat video dengan durasi pendek bisa mendapatkan hasil uang sampai miliyaran rupiah. Bagaimana? apakah anda tertarik menjadi seorang seleb TikTok? Dengan mengUp video yang menarik dan tentunya bermanfaat disetiap harinya maka kita akan mendapatkan viewer dan followers yang banyak seiring dengan berjalannya waktu, semakin kita rajin membuat konten semakin banyak juga pengikut dan penonton yang menyukai konten kita otomatis pengahasilan yang kita dapat pun semakin banyak jumlahnya, namun kita juga harus sabar menantikannya.

2. Aplikasi VTUBE

Dengan nama perusahaan PT. Future View Tech adalah perusahaan dengan konsep Big Data Company adalah perusahaan profit sharing dengan menciptakan sebuah platform aplikasi yang bernama VTUBE, aplikasi ini tidak beda dari aplikasi YouTube, Instagram dan aplikasi lainnya. Ketika kita mendaftarkan diri sebagai bagian dari Vtube tugas kita hanya menonton 10 iklan video ADS perhari yang berdurasi 5-15 detik saja. Maka kita akan mendapatkan 0,3 view point disetiap harinya yang nantinya bisa kita tukarkan menjadi uang. Didalam iklan Vtube terdapat banyak iklan mulai dari iklan makanan, fashion, produk digital, kosmetik, lagu anak dan masih banyak lagi, Konsep pembagian keuntungan di Vtube adalah profit sharing, membagikan sebagian keuntungan yang diterima perusahaan dari pengiklan video untuk kita sebagai penonton/membernya. Berbeda dengan YouTube di YouTube hanya pembuat konten saja yang dibayar sementara penonton yang berjuta-juta tidak mendaptakn apa-apa. Saat ini ada beberapa perusahaab besar pengiklan yang telah bekerja sama dengan Vtube, tetapi dengan konsep bagi hasil profit kepada para user-usernya yang mau menonton iklannya. Vtube memiliki izin legalitas perusahaan jelas dan lengkap kominfo, namun tidak masuk daftar OJK karena bukan bisnis yang masuk ke lembaga keuangan. Penukaran point dilakukan di Exchange Center yang ada di aplikasi Vtube, uang akan ditransfer ke rekening para user. Vp atau View Point adalah mata uang digital di bisnis Vtube, 1 vp bernilai minimal $1 = Rp 14.603 nah si nilai ini akan menningkat sesuai dengan peningkatan profit perusahaan bisa saja 1 vp bernilai $3-$5 = Rp 43.809-Rp 73.015 nantinya. Wah besar sekali keuntungannya, membuat saya menjadi tertarik.

Bagaimana dengan kalian apakah aplikasi viral ini sudah anda gunakan sekarang atau baru akan mencobanya setelah membaca artikel ini? 

Sekian Terima kasih, sukses selalu untuk kita.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkini
Keuangan30 Januari 2025, 22:49 WIB

Fokus 3 Program Prioritas, Pemprov Jabar Kaji Efisiensi APBD 2025 hingga Rp4 Triliun

3 Program yang menjadi prioritas Pemprov Jabar di APBD 2025 adalah pembangunan jalan, elektrifikasi dan pembangunan ruang kelas baru.
Pj Gubernur Jabar, Bey Machmudin saat memimpin rapat pembahasan tindak lanjut Inpres Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi APBD 2025, Kamis (30/1/2025). | Foto: Humas Jabar
Sukabumi30 Januari 2025, 22:41 WIB

Izin Tak Kunjung Diurus, DPMPTSP Sukabumi Tegas Minta Proyek Tambak Udang Di Minajaya Ditunda

Kepala DPMPTSP Kabupaten Sukabumi, Ali Iskandar, mengatakan surat teguran tertulis sudah dilayangkan sebanyak dua kali kepada pihak perusahaan PT. Berkah Semesta Alam selaku pengembang proyek Pembesaran Crustasea Air Payau.
Lokasi proyek tambak udak di Minajaya, Desa Buniwangi, Surade, Kabupaten Sukabumi | Foto : Ragil Gilang
Aplikasi30 Januari 2025, 22:33 WIB

Dinkes Kabupaten Sukabumi Sosialisasi Penggunaan e-Katalog Versi 6.0, Ini Tujuannya

Sosialisasi ini agar proses pengadaan barang dan jasa di lingkungan Dinas Kesehatan dapat berjalan sesuai aturan yang berlaku.
Kegiatan sosialisasi Dinkes Kabupaten Sukabumi terkait implementasi e-Katalog versi 6.0 (Sumber Foto: Turangga Anom)
Sukabumi30 Januari 2025, 21:30 WIB

Kades Di Lengkong Sukabumi Kembali Didemo Soal ADD, DPMD Minta Warga Tunggu Hasil Inspektorat

Aksi demontrasi warga ini merupakan kedua kalinya menuntut transparansi penggunaan Alokasi Dana Desa (ADD) dan Dana Desa (DD), serta PBB.
Kepala Bidang Pemerintahan Desa DPMD Kabupaten Sukabumi, Hodan Firmansyah saat memberikan penjelasan kepada para demonstran | Foto : Ragil Gilang
Kecantikan30 Januari 2025, 21:00 WIB

6 Manfaat Eksfoliasi Sebelum Tidur Malam, Bantu Kulit Tampak Lebih Cerah!

Meski bagus untuk dilakukan, jangan Eksfoliasi terlalu sering, namun cukup 2-3 kali seminggu agar kulit tidak iritasi.
Ilustrasi. Eksfoliasi membantu mengangkat sel-sel kulit mati yang menumpuk di permukaan kulit. (Sumber : Freepik/@freepik)
DPRD Kab. Sukabumi30 Januari 2025, 20:58 WIB

Dalam Bentuk 4 Komitmen, DPRD Kawal Aspirasi Guru Honorer R3 Kabupaten Sukabumi

DPRD Kabupaten Sukabumi memahami apa aspirasi para guru honorer R3 dan siap memperjuangkan kepastian hukum bagi mereka.
Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Budi Azhar Mutawali saat menunjukan hasil kesepakatan audiensi dengan perwakilan forum guru honorer R3. (Sumber : SU/Ilyas)
Sukabumi30 Januari 2025, 20:27 WIB

Penyerahan Ijazah Gratis Tuai Kekhawatiran dari Kepsek Sekolah Swasta di Sukabumi

Kebijakan Gubernur Jabar terpilih Dedi Mulyadi soal penyerahan ijazah gratis disebut bisa matikan sekolah swasta jika tidak dibarengi dengan solusi yang bijak.
Kepala SMK Jamiyyatul Aulad Palabuhanratu Sukabumi, Andriana (kiri), saat menyerahkan ijazah gratis kepada siswanya, Kamis (30/1/2025). Hal itu sesuai permintaan Dedi Mulyadi. (Sumber Foto: Istimewa)
Sukabumi30 Januari 2025, 20:24 WIB

Pengunjung Minta Maaf Usai Viral, Akui Tak Sengaja Keluhkan Tarif Di Pantai Citepus Sukabumi

Setelah video tersebut viral dan memicu banyak reaksi dari warga, pengunggah video yang diketahui bernama NH (38), seorang warga Desa Gunung Karamat, Kecamatan Cisolok, akhirnya memberikan klarifikasi dan meminta maaf
Pengunjung Pantai RTH Citepus Palabuhanratu Sukabumi | Foto : Ilyas Supendi
Musik30 Januari 2025, 20:00 WIB

16 Konser Musisi Internasional di Jakarta pada Februari 2025, Setiap Minggu Ada

Februari 2025 menjadi bulan cukup padat untuk Indonesia karena akan ada konser dari musisi Internasional baik itu Korea Selatan maupun Amerika Serikat.
16 Konser Musisi Internasional di Jakarta pada Februari 2025, Setiap Minggu Ada (Sumber : Instagram/@mecimapro)
Musik30 Januari 2025, 19:30 WIB

Lewat Lagu Bung Hatta, Iwan Fals Gambarkan Sosok Wapres yang Sederhana

Sosok Wapres yang Sederhana dalam Untaian Lirik Lagu Iwan Fals bertajuk "Bung Hatta".
Moh. Hatta Perwakilan Indonesia di Konferensi Meja Bundar 1949. IG/@geo.rof