Oleh: M. Ihsan Abireza
Mahasiswa Universitas Nusa Putra Prodi Manajeman
Kondisi perekonomian masyarakat indonesia saat ini sedang tidak stabil dikala pemerintah sedang berupaya untuk mengoptimalkan kondisi perekonomian di Indonesia, pandemi datang dengan segala dampak negatifnya. Seperti yang kita ketahui sekarang bahwa dampak dari pandemi ini sangat berpengaruh terhadap segala aspek terutama pada kondisi kesehatan dan perekonomian masyarakat. Dengan adanya pandemi Covid-19 tidak dapat dipungkiri bahwa perekonomian masyarakat Indonesia saat ini sedang berada dalam kondisi yang bisa dibilang (tidak stabil).
Pada masa pandemi banyak sekali dampak negatif yang kita rasakan, banyak para pekerja yang di PHK oleh perusahaannya, banyak juga pekerjaan formal dan informal yang merasakan dampak dari pandemi ini seperti: guru, dokter, karyawan RS, para pedagang, buruh, petani, dan yang lainnya, mereka semua merasakan dampak negatif dari pandemi ini yang menjadikan banyaknya pengangguran, kurangnya pemasukan, bangkrutnya para pengusaha, dan yang lebih prihatinnya ada yang sampai menutup perusahaannya.Beda halnya bila aktivitas normal mulai diadakan, perusahaan perlu waktu mencari lagi pegawai baru untuk memulai usahanya kembali, banyak perusahaan atau pedagang yang akan tidak kuat bertahan selama pandemi ini masih ada.
Kementrian mengungkapkan proyeksi angka pertumbuhan ekonomi di kisaaran 2,9 persen sampai minus 1 persen pada kuartal ke III-2020. Angka tersebut masih berada di teritori negatif meskipun ada perbaikan dari kuartal sebelumnya.Kuartal III memang diyakini masih negatif dan diperkirakan juga kuartal IV membaik tapi negatif. Hal itu sebenarnya disebabkan oleh wabah pandemi, selama pandemi ini masih ada jika kita berusaha untuk dapat mengoptimalkan kembali perekonomian akan terasa sulit.
Lalu dengan adanya peristiwa pandemi ini terjadi beberapa perubahan dalam perekonomian masyarakat, diantaranya :
1. Harga barang atau bahan pokok semakin tinggi tetapi tingkat permintaan konsumen semakin rendah.Kenaikan harga suatu produk atau barang biasanya dikarenakan upah pekerja naik, biaya bahan baku untuk produksi mahal, kondisi ekonomi negara, dll.
2. Modal yang dikelurarkan untuk memproduksi barang kadang tidak sesuai dengan permintaan para konsumen.
3. Banyaknya toko online yang bergerak aktif saat pandemi ini, sehingga para pedagang di pasar sangat merasakan kerugian dalam usahanya. Hal tersebut dikarenakan adanya sosial distancing atau penerapan protokol kesehatan untuk memutus rantai penyebaran virus covid-19.
4. Saat pandemi ini para konsumen lebih memilih menghemat uangnya daripada membelanjakan uangnya untuk hal-hal yang tidak penting.
Pengusaha atau pedagang pada masa pandemi harus melakukan loyalty konsumen, yaitu metode berbelanja dimana para konsumen akan mendapatkan keuntungan tertentu ketika telah membeli jumlah item yang ditentukan dalam periode tertentu. Loyalty konsumen perlahan-lahan dapat membangkitkan brand awareness kepada para konsumen.
Tentunya dengan peristiwa yang terjadi pemerintah tidak tinggal diam. Pemerintah memberi bantuan kepada masyarakat menengah bawah yang berpenghasilan tidak tetap dan bekerja di sektor informal. Bantuan yang diberikan berupa logistik dalam bentuk sembako dan juga bantuan berupa uang yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat, agar kesejahteraan masyarakat terjamin. Tujuan dari bantuan ini menjadi penyanggah daya beli masyarakat di tengah penurunan ekonomi akibat pandemi di negri ini.
Berikut beberapa bantuan pemerintah selama pandemi yang sedang terjadi, diantaranya :
1. Program Keluarga Harapan (PKH) untuk 10 juta keluarga penerima manfaat. Penyaluran PKH yang sebelumnya per 3 bulan akan dilakukan menjadi per bulan.
2. Adanya program kartu sembako untuk 20 juta penerima.
3. Pemerintah membuat program padat karya tunai yang diharapkan dapat mencetak lapangan pekerjaan.
4. Program bansos untuk setiap desa yang ditunjukan untuk 10 juta keluarga dengan besaran Rp 600.000/ keluarga selama 3 bulan.
5. Bantuan sosial khusus untuk 2,6 juta jiwa atau 1,2 juta kepala keluarga warga DKI jakarta dan 1,6 juta jiwa atau 576 ribu KK warga Bodetabek berupa sembako setara Rp 600.000 perbulan selama 3 bulan.
Maka dari itu, karena Indonesia merupakan salah satu kekuatan ekonomi berkembang utama dunia yang besar di Asia Tenggara dan terbesar di Asia setelah China dan India, kita harus bergerak jangan sampai ekonomi Indonesia terus menurus menurun, yaitu dengan cara :
1. Tingkatkan kualitas diri, tujuannya untuk meningkatkan perekonomian Indonesia. Dengan cara mengasah diri sekaligus mengembangkan potensi, keterampilan, fashion, dan belajar mengenai hal yang baru di masa saat ini.
2. Kembangkan inovasi dalam usaha, tujuannya yaitu agar meningkatkan kreativitas produksi didalam negara agar terjadinya peningkatan.
3. Menjaga dengan baik sarana dan prasarana negara, seperti jalan raya, jembatan dan fasilitas umum lainnya.
4. Investasi dipasar modal, selain bisa ikut menanamkan dana untuk kepentingan ekonomi negara, berinvestasi dipasar modal ini menjadi alternatif menguntungkan untuk meningkatkan pendapatan pribadi.
5. Mengikuti perkembangan teknologi modern untuk meningkatkan perekonomian negara.
Itu adalah beberapa cara yang bisa anda lakukan untuk membantu perekonomian Indonesia. Karena pertumbuhan ekonomi sangat berpengaruh bagi seluruh masyarakat Indonesia, sudah sepantasnya kita sebagai masyarakat Indonesia ikut berpartisipasi dalam mewujudkan Indonesia sejahtera.