Oleh: Nazza Dewi Maulana
Mahasiswa Universitas Nusa Putra Prodi Manajeman
Pada awal tahun 2020 , dunia dilanda musibah yang menggemparkan sekaligus membuat khawatir warganya. Musibah ini berupa adanya penyakit Corona Virus Deseas-19 atau Covid-19 yang diduga berawal dari kota Wuhan, China. Penyakit virus corona ini merupakan penyakit yang menular yang disebabkan oleh virus corona yang baru ditemukan. Persebaran penyakit ini pun merambat dengan cepat hingga masuk ke berbagai Negara termasuk Indonesia. Dan pertama kali Indonesia mengumumkan dua orang positif Covid-19 pada Senin, 2 Maret 2020. Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Presiden kita, Presiden Jokowi yang sontak memunculkan kekhawatiran di seluruh pelosok negeri.
Hingga saat ini penambahan kasus Covid-19 belum bisa ditekan secara signifikan. Akibat dari adanya penambahan kasus, pemerintah akhirnya memberlakukan bekerja dari rumah atau work from home dan social distancing. Sehingga kegiatan ekonomi menjadi terhambat bahkan menurun. Banyak pabrik, perkantoran, lembaga ekonomi, lembaga pendidikan, instansi pemerintahan ditutup sementara. Banyak karyawan yang dirumahkan hingga PHK. Para pengusaha UMKM pun terancam bangkrut. Bahkan, bisnis transportasi online juga dibatasi pergerakannya.
Apa yang kemudian akan terjadi? Sudah dipastikan dengan berkurangnya pergerakan di berbagai sektor membuat perekonomian di negeri ini ambruk bahkan hampir resesi, penghasilan masyarakat menurun, hingga tidak ada pendapatan sama sekali. Meskipun pemerintah telah menyalurkan berbagai bantuan kepada masyarakat yang terdampak, nyatanya masih ada yang salah sasaran. Keadaan ini memaksa masyarakat untuk terbiasa melakukan lengkah-langkah sederhana secara financial. Salah satunya adalah menggiatkan gerakan menabung untuk mempersiapkan semua skenario keuangan di masa pandemi. Paling tidak ada beberapa langkah sederhana yang dapat dilakukan untuk menstabilkan sirkulasi atau perputaran keuangan di masa yang tidak menentu ini. Mari kita simak bersama.
1. Membiasakan menabung
Kegiatan yang paling awal dan paling sederhana adalah dengan menabung atau menyisihkan sebagian penghasilan sebagai biaya simpanan untuk masa yang akan datang. Meskipun penghasilan pada masa pandemic ini menurun, upayakan untuk selalu menyisihkan sebagian dari pendapatan untuk ditabung. Cukup memulai dengan 10 persen dari pendapatan setiap bulan akan sangat membantu dan bermanfaat dalam menjaga stabilitas keuangan.
Tidak ada yang dapat memprediksi kapan keadaan kembali baik-baik saja. Sehingga unsur spekulatif dari tabungan akan sangat bermanfaat ketika terjadi situasi yang mengharuskan kita mengeluarkan banyak uang. Usahakan juga untuk tidak menarik tabungan jika memang masih ada beberapa alternative pemenuhan kebutuhan. Kebiasaan menarik tabungan akan mengurangi etos kerja karena pola pikir yang selalu mengandalkan keberadaan uang di dalam rekening.
2. Utamakan kebutuhan pokok atau dasar
Tips kedua dari saya adalah dengan selalu mengutamakan kebutuhan pokok atau dasar. Seperti halnya biaya sekolah, biaya makan sehari-hari,. Kebutuhan tersebut merupakan kebutuhan yang harus selalu dipenuhi apapun keadaannya. Contoh saja kebutuhan yang wajib dipenuhi adalah makanan. Kita bisa mengurangi intensitas memesan makanan cepat saji, dan kita harus membiasakan untuk mengolah dan memasak makanan sendiri di rumah. Hal ini ternyata mampu menghemat pengeluaran sehari-hari. Kita pun bisa merancang menu makanan kita sendiri untuk satu minggu ke depan. Sehingga memudahkan mengatur pengeluaran khususnya dalam pemenuhan kebutuhan tentang makanan.
Bagaimana dengan kebutuhan sekunder? Kebutuhan ini adalah kebutuhan yang dipenuhi setelah kebutuhan pokok. Dalam keadaan seperti ini, usahakan untuk menahan atau menunda pemenuhan kebutuhan sekunder dan alokasikan dana pemenuhan kebutuhan sekunder ke tabungan anda. Apabila pandemic sudah berakhir dan keadaan ekonomi kembali membaik anda bisa melakukan pemenuhan kebutuhan sekunder yang sempat tertunda. Seperti menghemat penggunaan listrik dan air.
Begitu pula kebutuhan tersier. Kurangi membeli pakaian mewah yang entah kapan akan dipakai, tunda rencana liburan, tunda makan di restoran mewah, atau belanja di mall, dan lain-lain.
3. Menjadi pebisnis online dengan modal smartphone
Tidak semua bisnis diawali dengan modal yang besar. Contoh saja, menjadi seorang dropshipper adalah alternatif menjadi pebisnis modal smartphone. Menjadi seorang dropshiper sangat mudah. Kita tidak menyimpan stok barang, tapi ketika kita mendapat orderan maka kita akan langsung meneruskan order dan detail pengiriman barang ke pemasok/supplier yang menjual barang tersebut. Dengan adanya system dropship ini banyak pihak yang terbantu baik supplier, pembeli dan pihak yang melakukan dropship itu sendiri.
Kelebihan menjadi dropshipper adalah kita bisa menentukan keuntungan berapapun sesuai dengan keinginan karena biasanya harga yang diberikan supplier cukup murah. Kita cukup mencari supplier termurah dan terpercaya di marketplace dan bisa menyesuaikan apa yang tengah menjadi pusat perhatian masyarakat. Kegiatan ini bisa membantu menambah pemasukan atau pendapatan seseorang di masa pandemi ini bahkan akan menjadi kegiatan tetap selanjutnya.
Nah, 3 hal tersebut bisa kita lakukan agar perekonomian kita bisa stabil di masa pandemi covid-19 yang entah kapan akan berakhir. Sebagai warga Negara yang baik, mari bantu pemerintah untuk memutus rantai penyebaran dan menekan jumlah kasus Covid-19 ini dengan mematuhi protokol kesehatan yang sudah ditetapkan.
Semoga membantu!