Meningkatnya Usaha Masker di Masa Pandemi

Kamis 29 Oktober 2020, 03:58 WIB

Oleh: Suskha Aprilia

Mahasiswi Universitas Nusa Putra Prodi Akuntansi

Saat ini kondisi perekonomian di seluruh dunia sedang mengalami masa resesi, atau masa perekonomian yang mengalami penurunan dan tidak stabil dalam jangka waktu yang lama, tak terkecuali di Indonesia.  Resesi mengakibatkan penurunan pada semua aktivitas di sektor ekonomi, mulai dari penurunan investasi, penurunan produksi dan distribusi produk barang atau jasa, dan adanya peningkatan jumlah pengangguran. Salah satu penyebab masa resesi itu adalah dikarenakan pandemi virus Covid-19 yang pertama kali terjadi di Wuhan China pada penghujung tahun 2019 dan tersebar hampir ke seluruh dunia dengan sangat cepat, termasuk ke Negara Indonesia. Virus Covid-19 tersebut masuk ke Indonesia pertama kali sekitar bulan Maret 2020 dan cepat tersebar ke seluruh provinsi di Indonesia. 

Akibat penularan virus covid-19 tersebut yang begitu cepat, menyebabkan banyak orang terpapar virus tersebut, bahkan sampai memakan korban jiwa. Artinya virus tersebut bukan virus biasa seperti virus influenza, melainkan virus berbahaya yang harus segera ditangani dan dicari obatnya untuk mencegah penularan yang semakin luas. Untuk itu Pemerintah Indonesia mengambil langkah cepat menghimbau ke seluruh warganya dengan menerapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) nasional untuk seluruh provinsi di Indonesia dengan tujuan mencegah penyebaran  penyakit kedaruratan kesehatan masyarakat (KKM) yaitu dengan cara meliburkan sekolah yang diganti dengan sekolah online, meliburkan tempat kerja, menutup fasilitas umum, menutup bandara domestik maupun internasional dan melarang adanya acara-acara besar untuk menghindari kerumunan orang banyak. Masyarakat sebaiknya berdiam diri di rumah dalam rangka mencegah meluasnya virus covid-19, dan tidak keluar rumah jika tidak ada keperluan mendadak.

Para pekerja ada yang bekerja dari rumah, atau disebut dengan istilah WFH (Work from Home), melakukan pembatasan pekerja yang bekerja di kantor dengan melakukan shift atau bergantian hari kerja. Akibat meliburkan tempat kerja dan bekerja dari rumah, ada beberapa pekerja yang kena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dari perusahaan yang mengalami pendapatan menurun, atau bahkan ada perusahaan yang terpaksa harus gulung tikar karena tidak adanya produksi dan penjualan, sehingga tidak adanya pendapatan. 

Berdasarkan pantauan dari covid19.go.id, hingga tanggal 27 Oktober 2020, terkonfirmasi positif  396.454 kasus, kasus aktif 60.694, sembuh 322.248 kasus dan meninggal 13.512 kasus. Sementara di Kabupaten Sukabumi sendiri total 555 kasus terkonfirmasi, dalam perawatan 140 kasus, pasien sembuh 410 kasus dan meninggal 5 kasus.

Hampir 3 bulan lamanya pemerintah menghimbau untuk berdiam diri di rumah dan menjaga diri untuk tetap hidup sehat, sampai akhirnya Pemerintah Indonesia mengumumkan untuk memulai kebiasaan baru atau New Normal, yaitu perubahan kebiasaan untuk memperbolehkan keluar rumah dan melakukan aktivitas seperti biasa dengan tetap melakukan protokol kesehatan supaya hidup seperti sedia kala. Protokol kesehatan itu mencakup 3 M, yaitu Menjaga jarak minimal 2 meter jika keluar rumah, Memakai masker dan Mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau memakai cairan pembersih/ hand sanitizer. Dan juga membuka tempat-tempat umum seperti toko, supermarket, kantor pelayanan, bank, dan lain-lain, dengan tetap menjaga jarak pada saat mengantri, tempat duduk di berikan jarak, pengunjung dibatasi, jam buka tutup dibatasi, dan harus menyediakan untuk pengunjung mencuci tangan dan cek suhu tubuh. Hal tersebut merupakan salah satu program Pemerintah untuk mencegah penyebaran virus covid-19. 

Di samping mengikuti himbauan dari Pemerintah, rupanya membuat para penggiat UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) atau bahkan pabrik yang berskala besar berinovasi dan menciptakan kreativitas untuk membuat dan memproduksi masker dari bahan kain. Terlebih di awal masa pandemi membuat masker kesehatan sangat langka di pasaran, karena tingginya permintaan masker tetapi barang yang diproduksi dan didistribusikan sedikit. Dengan kata lain, sumberdaya terbatas, tetapi permintaan pasar sangat tinggi. Bahkan ada yang sampai menimbun masker-masker tersebut demi mendapat keuntungan hampir lebih dari 100 persen (seratus persen) dari harga sebelum masa pandemi. Masker yang biasanya hanya mencapai harga Rp. 110.000,- (seratus sepuluh  ribu rupiah) per-box, bisa mereka jual dengan harga Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) per-box bahkan hingga jutaan. Sampai akhirnya pemerintah menindak tegas oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab tersebut.

Masker kesehatan biasanya hanya kita jumpai untuk tenaga medis kesehatan saja, tetapi di masa pandemi ini, semua orang membutuhkan masker tersebut. Bukan hanya masker kesehatan saja yang diburu oleh konsumen, tetapi masker kain yang banyak kita jumpai di pinggir jalanpun jadi incaran konsumen.

UMKM dan pabrik-pabrik memproduksi dan mendistribusikan masker-masker tersebut sampai ke pelosok-pelosok, karena masih tingginya permintaan masker di pasaran. Bahkan sampai saat ini masih banyak kita jumpai pedagang masker eceran di pinggir jalan, di supermarket, e-commerce atau di toko-toko yang biasanya tidak pernah menjual masker tetapi karena adanya peluang pasar dan permintaan masker yang cukup tinggi membuat mereka ikut berjualan masker. 

Produksi masker ini tersedia dengan beragam warna dan motif yang menarik, bukan hanya untuk kesehatan saja, tetapi banyak yang menjadikan masker kain tren berbusana, khususnya untuk wanita, masker tersebut bisa di padupadankan dengan pakaian atau jilbab, bahkan ada produsen masker yang membuat motif sama dengan mukena, jilbab, pakaian dan tas serta celana agar terlihat lebih fashionable.

Produksi masker ini tersedia dengan berbagai ukuran mulai dari ukuran anak-anak sampai dewasa, berbagai bahan mulai dari bahan katun, katun jepang, bahan satin, bahan scuba, bahan kaos, bahan jaguar dan juga bahan kain premium lainnya dengan harga yang relatif murah mulai dari harga Rp. 5.000,- (lima ribu rupiah) sampai dengan harga Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah). Pedagang masker ini menjajakan dagangannya mulai dari awal masa pendemi virus Covid-19 sampai dengan saat ini, karena masih tingginya permintaan pasar dan masih tingginya penyebaran virus covid-19. Merekapun bisa meraup untung yang cukup besar dari menjual masker saja.

Semakin tinggi permintaan barang atau jasa di pasaran maka akan semakin tinggi juga produksi dan penjualan atas barang atau jasa tersebut dan semakin banyak konsumen yang membutuhkan masker semakin tinggi juga harga dari masker tersebut, sehingga pedagang bisa mematok harga tinggi untuk penjualan maskernya. Tetapi di sisi lain, dengan adanya persaingan pasar dan produsen masker yang banyak, hal itu membuat harga tidak terlalu tinggi dibandingkan awal masa pandemi dengan produksi masker yang masih sangat terbatas.

Usaha masker tersebut diharapkan dapat mendukung recovery pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam menghadapi masa resesi ini. Karena strategi utama untuk pemulihan perekonomian adalah melalui peningkatan belanja yaitu dengan menjaga konsumsi dan daya beli masyarakat akan barang atau jasa yang diproduksi tetap tinggi. 

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkini
Science22 November 2024, 11:13 WIB

14 Kecamatan di Sukabumi Waspada! BMKG Keluarkan Peringatan Potensi Banjir

BMKG memprakirakan intensitas curah hujan di sebagian besar wilayah Jawa Barat pada dasarian atau sepuluh hari ketiga November 2024 berkategori menengah hingga tinggi.
Ilustrasi. Motor terseret banjir di Gang Peda Pasar kawasan Ahmad Yani Kota Sukabumi, 5 November 2024. (Sumber: istimewa)
Sukabumi22 November 2024, 11:02 WIB

Warga Jampangtengah Sukabumi Dibacok OTK hingga Luka Parah di Kepala dan Dagu

Seorang pria di Jampangtengah Sukabumi mengalami luka parah di kepala dan dagu usai dibacok sajam oleh orang tak dikenal (OTK).
Ilustrasi. Seorang pria warga Jampangtengah Sukabumi dibacok OTK hingga luka parah. (Sumber Foto: Istockphoto/ Zoka74)
Inspirasi22 November 2024, 11:00 WIB

Sarjana dengan IPK 3,00 Cari Kerja? Cek Info Loker Jawa Barat Berikut!

Lulusan S1 masih nganggur? Berikut Info Loker Jawa Barat untuk Anda!
Ilustrasi. Karyawan Tetap. Info Loker Jawa Barat Lulusan Sarjana dengan IPK 3,00 (Sumber : Freepik/@katemangostar)
Sehat22 November 2024, 10:46 WIB

Tips Menjaga Kebugaran Tubuh di Musim Penghujan

Musim penghujan memang membawa udara sejuk dan nyaman, namun juga dapat menjadi tantangan bagi kebugaran tubuh. Artikel ini memberikan beberapa tips untuk tetap aktif meski cuaca tidak mendukung.
Menjaga Kebugaran Tubuh di Musim Penghujan (Sumber : Freepik/@pvproductions)
Sukabumi Memilih22 November 2024, 10:15 WIB

Ustaz Totong Ungkap Alasan Dukung Ayep Zaki-Bobby di Pilkada Kota Sukabumi: Insyaallah Menang

Dalam berbagai kesempatan Ustaz Totong menyampaikan alasannya mendukung Ayep Zaki-Bobby Maulana di Pilkada Kota Sukabumi 2024.
Mantan Ketua DPD PKS Kabupaten Sukabumi, Totong Suparman. (Sumber : Istimewa)
Sehat22 November 2024, 10:00 WIB

7 Khasiat Belimbing untuk Kesehatan, Salah Satunya Atasi Maag

Belimbing memang menyimpan segudang manfaat bagi kesehatan. Buah yang satu ini memiliki rasa yang segar dan kandungan nutrisi yang cukup lengkap.
Ilustrasi - Belimbing, selain enak ternyata memiliki sejumlah manfaat kesehatan. | (Sumber : Pixabay.com/sarangib)
Internasional22 November 2024, 09:57 WIB

Prabowo Perpanjang Kunjungan Luar Negeri, Setelah dari Inggris ke Uni Emirat Arab

Awalnya, Inggris menjadi negara terakhir dalam rangkaian kunjungan luar negeri Presiden Prabowo Subianto yang dilakukan sejak 8 November 2024.
Presiden Prabowo Subianto saat menghadiri KTT G20 yang berlangsung di Museum of Modern Art (MAM), Rio de Janeiro, Brasil, pada Senin, 18 November 2024. (Sumber : Setneg RI)
Food & Travel22 November 2024, 09:00 WIB

Resep Scrambled Egg Toast, Roti Panggang Telur Creamy yang Simpel Dibuat

Scrambled Egg Toast sangat populer sebagai menu sarapan karena praktis, lezat, dan kaya protein.
Ilustrasi. Scramble Egg Toast. (Sumber : Freepik/Timolina)
Sukabumi22 November 2024, 08:36 WIB

Pohon Duku 12 Meter Tumbang Rusak Rumah Warga Nagrak Sukabumi

Dampak hujan deras, pohon duku setinggi 12 meter tumbang rusak rumah warga di Nagrak Sukabumi.
Kondisi rumah yang tertimpa pohon duku tumbang di Desa Pawenang, Nagrak Sukabumi, Kamis, 21 November 2024 | Foto : P2BK Nagrak
Sehat22 November 2024, 08:00 WIB

13 Manfaat Petai untuk Kesehatan: Kunci Jantung Sehat dan Tubuh Bugar

Meski sering dikeluhkan karena baunya yang menyengat, petai ternyata memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Apa saja manfaatnya? Yuk, simak penjelasannya!
Ilustrasi manfaat petai untuk kesehatan (Sumber : pexels.com/@STUDIO LIMA)