Indonesia Diambang Resesi

Rabu 07 Oktober 2020, 09:28 WIB

Oleh: Siti Elisah

Mahasiswi Universitas Nusa Putra Jurusan Akuntansi

Covid-19 yang saat ini terjadi di seluruh dunia mengakibatkan perekonomian dunia menjadi lumpuh, bahkan IMF menyebutkan bahwa akan ada kemungkinan ekonomi global itu tumbuh di minus 3 persen. Nah, kemudian apa yang menjadi penyebab covid-19 ini sangat berdampak pada perekonomian suatu Negara? Pertama, persebaran Covid-19 yang ditularkan melalui kontak fisik manusia, sehingga untuk menghindari penyebaran Covid-19 ini adalah dengan membatasi aktivitas yang berhubungan dengan kontak fisik antar manusia. Hal ini tentu menyebabkan pekerjaan bahkan seluruh industri harus terhenti. 

Hal ini logis karena hampir seluruh aktivitas produksi itu melibatkan kontak fisik, sehingga ketika adanya Covid-19 ini masyarakat ‘dituntut’ untuk melakukan Social Distancing yang menyebabkan aktifitas produksi terganggu atau bahkan terhenti. Hal ini lah yang kemudian menjadi salah satu dampak terpuruknya ekonomi suatu negara dimana harus terhentinya produksi di hampir semua sektor industri atau menurunnya tingkat produksi karena tingkat permintaan pasar yang menurun. 

Kedua, karena tingkat permintaan produk kepada perusahaan itu menurun, perusahaan kemudian “merumahkan” karyawannya untuk sementara waktu bahkan melakukan pemutusan kontrak kerja secara sepihak, sehingga angka pengangguran di beberapa negara meningkat. Ketiga, dibuatnya kebijakan dimana suatu negara membatasi akses keluar-masuk ke dan dari negara mereka sehingga tingkat ekspor dan impor menjadi turun. Itulah kenapa Covid-19 ini tidak hanya menjadi persoalan kesehatan saja tetapi juga menjadi persoalan ekonomi dimana banyak Negara yang kemudian mengalami resesi. Lalu apa itu resesi?

Menurut Wikipedia, resesi adalah kondisi ketika produk domestik bruto atau GDP menurun atau ketika pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal atau lebih selama satu tahun. Adapun penyebab resesi adalah:

1. Guncangan ekonomi yang tiba-tiba, seperti Covid-19 yang mengguncang ekonomi dari segala sisi seperti sektor pariwisata, transportasi, ekspor, dll.

2. Utang yang berlebih, ketika terjadi suatu krisis atau pandemi biasanya ekonomi suatu Negara akan mengalami pelebaran defisit yang menyebabkan pemerintah harus meningkatkan utangnya.

3. Kehilangan kepercayaan, ketika guncangan ekonomi terjadi seperti Covid-19 ini banyak masyarakat yang kehilangan kepercayaannya untuk membelanjakan uangnya dan memilih untuk berhemat atau bahkan menabung sebagai bentuk antisipasi, padahal ketika uang tidak dibelanjakan maka peredaran uang di pasar akan makin sedikit. 

4. Gelembung aset, ketika awal terjadinya suatu krisis banyak masyarakat yang “tertipu” dengan murahnya harga saham di bursa efek. Hal inilah yang menyebabkan mereka berbondong-bondong untuk ‘memborong’ saham dengan asumsi bahwa harga saham mereka akan naik, hingga akhirnya krisis itu terjadi dan gelembung aset itu pecah, seperti pada Great Depression 1929-1939. Pada saat krisis terjadi masyarakat akan melakukan selling panic tidak peduli apakah mereka akan rugi/untung.

Ketika terjadi resesi kita harus mengetahui apa saja dampak resesi yang akan kita rasakan nantinya, seperti:

1. Tingkat pengangguran meningkat, hal ini dikarenakan turunnya permintaan pasar yang menyebabkan perusahaan menurunkan tingkat produksi atau bahkan menghentikan kegiatan produksi secara total yang mengakibatkan perusahaan lebih memilih untuk mem-PHK karyawannya.

2. Penghasilan menurun, ketika terjadinya resesi perusahaan mungkin saja memotong gaji karyawannya untuk menekan biaya produksi sebagai dampak permintaan pasar yang menurun dan bahan baku yang naik.

3. Tingkat konsumsi, ketika penghasilan masyarakat menurun atau bahkan hilang masyarakat akan memperkecil tingkat konsumsinya dengan cara menghemat atau menabung.

Dalam konferensi pers APBN KiTa secara virtual pada selasa (22/9/20), Menteri Keuangan Sri Mulyani memproyeksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal III akan berada pada kisaran minus 2,9 persen sampai minus 1 persen.

“Negative territory kemungkinan akan terjadi pada kuartal III dan mungkin juga masih akan berlangsung untuk kuartal IV yang kita upayakan untuk bisa mendekati 0 atau positif” ujar Sri Mulyani. Selasa (22/9/20).

Sebelumnya pertumbuhan ekonomi pada kuartal II juga mengalami kontraksi minus 5,3%. Hal ini menyebabkan PDB pada semester 1 2020 tumbuh menjadi minus 1,26 persen. Begitupun dengan defisit APBN yang mengalami pelebaran minus 6,3 persen. Sementara itu, untuk keseluruhan tahun 2020 proyeksi Kementerian Keuangan adalah antara minus 1,7 persen sampai dengan 0,6 persen, angka ini melebar dari proyeksi sebelumnya yang hanya dikisaran minus 1,1 persen sampai dengan positif 0,2 persen. Sedangkan untuk proyeksi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2021 diperkirakan antara 4,5 persen sampai dengan 5,5 persen dimana ini sudah sesuai dengan RUU RAPBN 2021. Jika proyeksi PDB pada kuartal III terjadi maka Indonesia secara resmi akan mengalamai resesi secara teknikal.

Dalam konferensi Pers tersebut ada beberapa indikator yang mempengaruhi PDB Indonesia. Pertama, pada kuartal III tingkat konsumsi rumah tangga berada pada minus 3 persen sampai minus 1,5 persen. Kedua, Investasi yang berada diantara minus 8,5 persen sampai minus 6,6 persen. Ketiga, Ekspor berada diantara minus 13,9 persen sampai minus 8,7 persen. Keempat, Impor berada pada kisaran minus 26,8 persen sampai minus 16,0 persen. Kelima, konsumsi pemerintah yang berada di zona positif yaitu berada di kisaran 9,8 persen sampai 17 persen. Jika kita perhatikan outlook proyeksi pertumbuhan ekonomi 2020 pada kuartal III ini, penyumbang terbesar dalam penurunan PDB adalah sektor Impor yang mencapai minus 26,8 persen

Resesi juga dapat disebabkan oleh inflasi, dimana laju inflasi pada bulan agustus menurun minus 0,05 persen (mtm) atau minus 1,32 persen (yoy) akibat dari melemahnya permintaan masyarakat terhadap pasokan yang melimpah. Pada semester 1 inflasi diproyeksi 3,1 persen (yoy) sedangkan pada agustus kemarin hanya mencapai minus 1,32 persen.

Ada beberapa negara di dunia yang saat ini mengalami resesi seperti Singapura, negara pertama di asia yang mengumumkan bahwa mereka mengalami resesi. Dimana pada kuartal I Singapura mengalami penurunan PDB minus 0,79 persen, di kuartal II PDB Singapura kembali mengalami pelebaran mencapai minus 42,9 persen (qtq) atau minus 13,9 persen (yoy) setelah sebelumnya mereka memproyeksi PDB pada kuartal II itu minus 41,2 persen (qtq). Salah satu penyebab turunnya PDB Singapura ini adalah karena kebijakan pemerintah Singapura untuk melakukan lockdown di beberapa daerah yang berimbas pada sektor ekonomi khususnya perdagangan dan pariwisata yang membuat perekonomian mereka jatuh. Resesi ini menjadi resesi pertama mereka sejak 2009 akibat krisis US Subprime Mortgage (2007-2009). 

Korea Selatan, PDB Korea Selatan pada kuartal II minus 2,9 persen dan pada kuartal I tercatat minus 1,3 persen. Sektor ekspor menjadi sektor yang paling berpangaruh atas menurunnya PDB di Korea Selatan, dimana sektor ekspor mengalami penurunan sampai minus 16,6 persen dan merupakan penurunan terbesar sejak tahun 1963. Pemerintah Korea Selatan juga sudah mengeluarkan stimulus sebesar 277 triliun won untuk mengangkat sektor ekspor ini meskipun pada kenyataannya stimulus ini tetap tidak mampu memperbaiki sektor ekspor ini yang sangat bergantung kepada permintaan global.

Amerika Serikat, PDB AS pada kuartal I tercatat berada pada minus 0,3 persen (yoy) dan dikuartal II mengalami penurunan kembali yaitu minus 9,1 persen (yoy). Penurunan ini terjadi karena kebijakan yang dikeluarkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk melakukan lockdown di Amerika Serikat ketika perekonomian negara mereka baru saja pulih.

Meski begitu tidak semua negara mengalami resesi, karena pada kenyataanya ada negara-negara yang ‘kebal’ akan resisi ini seperti Vietnam yang pertumbuhan ekonominya pada kuartal I tumbuh sebesar 3,8 persen dan pada kuartal II PDB-nya berada dikisaran 0,04 persen, hal ini terjadi karena cepat tanggapnya pemerintah Vietnam dalam merespon dan mengatasi Covid-19. Selain Vietnam, negara yang awalnya menjadi epicenter Covid-19 yaitu China juga mampu terlepas dari bayang-bayang resesi karena pertumbuhan PDB-nya pada kuartal II berada di 3,2 persen  meskipun pada kuartal I PDB mereka minus 6,2 persen, keoptimisan pemerintah China juga terlihat dari proyeksi PDB mereka pada kuartal III sebesar 5 persen, sikap optimis ini tidak lepas dari usaha pemerintah China yang memberikan berbagai stimulus-stimulus untuk sektor ekonomi yang terdampak Covid-19 ini.

Itulah tadi artikel saya mengenai INDONESIA DIAMBANG RESESI semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Referensi:

https://www.youtube.com/watch?v=AXphaRxa57I

https://id.wikipedia.org/wiki/Resesi

https://tirto.id/arti-resesi-ekonomi-penyebab-dampak-ciri-negara-yang-mengalami-f2ww

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkini
Sukabumi Memilih21 November 2024, 22:29 WIB

Dukungan Istri, Dibalik Optimisme Asep Japar Menjemput Kemenangan Pilkada Sukabumi

Asep Japar, calon bupati Sukabumi nomor urut 2, melangkah dengan penuh semangat dalam menghadapi pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Sukabumi
Asep Japar dan istri | Foto : Sukabumiupdate
Sehat21 November 2024, 21:00 WIB

7 Penyebab Gagal Jantung Sisi Kiri : Simak Diagnosis dan Cara Penanganannya

Gagal jantung sisi kiri terjadi ketika ventrikel kiri jantung tidak bisa memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh.
Ilustrasi gagal jantung sebelah kiri (Sumber : Freepik/@wayhomestudio)
Jawa Barat21 November 2024, 20:40 WIB

Gempa Beruntun Guncang Cianjur, Sejumlah Gedung Sekolah Dilaporkan Rusak

Gempa tektonik terjadi secara beruntun, Kamis 21 November 2024. Warga yang merasakan getaran gempa itu pun terbatas wilayahnya yaitu Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Gempabumi Cianjur, Kamis (21/11/2024) | Foto : Pixabay
Sukabumi21 November 2024, 20:18 WIB

Sempat Tertutup Longsor, Akses Ke Pondok Halimun dan Goalpara Sukabumi Kembali Normal

Dua bencana longsor terjadi dampak hujan deras di Kabupaten Sukabumi. Longsor dan pohon bambu tumbang di jalan menuju wisata Pondok Halimun di Kecamatan Sukabumi, dan longsor di jalan Cisarua - Goalpara, Kecamatan Sukaraja.
Longsor di Jalan Pondok Halimun, Kecamatan Sukabumi | Foto : Istimewa
Food & Travel21 November 2024, 20:00 WIB

Wisata Populer di Banten, Kamu Harus Kunjungi 5 Tempat Ini Saat Liburan!

Dengan beragam pilihan destinasi, mulai dari pantai yang eksotis hingga peninggalan sejarah yang kaya, Banten mampu memanjakan setiap wisatawan.
Pulau Peucang, Banten memang menyimpan segudang pesona wisata yang sayang untuk dilewatkan, terutama saat liburan. (Sumber : tnujungkulon.menlhk.go.id)
Sehat21 November 2024, 19:30 WIB

Gagal Jantung Sisi Kiri : Ketahui Jenis dan Gejalanya

Gagal jantung sisi kiri adalah kondisi di mana sisi kiri jantung tidak mampu memompa darah dengan efisien ke seluruh tubuh. Hal ini menyebabkan darah menumpuk di paru-paru dan menimbulkan gejala seperti sesak napas.
Ilustrasi gagal jantung sisi kiri (Sumber : Freepik/@msgrowth)
Food & Travel21 November 2024, 19:00 WIB

Pesona Sunset dan Pasir Putih, Wisata Pantai Santolo Garut HTM Cuma Rp10.000!

Pantai Santolo Garut memiliki pasir putih yang lembut dan bersih, yang sempurna untuk berjemur dan bermain air.
Sunset di Pantai Santolo Garut. Foto: IG/ummifatravelling
Sukabumi21 November 2024, 18:46 WIB

Kesurupan Massal Ratusan Karyawan PT GSI Cikembar Sukabumi

Peristiwa kesurupan massal menggemparkan PT Glostar Indonesia (GSI) I Cikembar, Kamis (21/11/2024) pagi. Ratusan karyawan di pabrik yang berlokasi di Jalan Raya Pelabuhan II, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi.
Ratusan karyawan GSI Cikembar Sukabumi kesurupan massal | Foto : Istimewa
Entertainment21 November 2024, 18:30 WIB

Profil Girl Grup 2NE1 yang Bakal Konser Dua Hari di Jakarta

Girl grup asal YG Entertainment, 2NE1 akan menggelar konser di Indonesia bertajuk WELCOME BACK selama dua hari, pada 22 dan 23 November 2024 di Beach City International Stadium, Ancol, Jakarta.
Profil Girl Grup 2NE1 yang Bakal Konser Dua Hari di Jakarta(Sumber : Instagram/@_minzy_mz)
Life21 November 2024, 18:00 WIB

Doa Selamat Perjalanan, Amalkan Saat Bepergian Keluar Rumah Agar Selamat Sampai Tujuan

Dengan membaca doa selamat perjalanan, kita memohon perlindungan Allah dari segala macam bahaya dan kesulitan yang mungkin kita hadapi selama aktivitas di luar rumah.
Bacaan Doa Selamat Perjalanan, Yuk Amalkan Sebelum Pergi Untuk Beraktivitas (Sumber : Freepik.com /@fanjianhua).