Trump dan Bolsonaro, Kembar yang Terinfeksi Corona

Jumat 02 Oktober 2020, 07:38 WIB

Oleh: Dr. H.M. Amir Uskara

Anggota DPR RI/Ketua Fraksi PPP

Di tengah hiruk pikuk pandemi Covid-19,  ada dua pimpinan negara besar -- Amerika  Serikat (AS) dan   Brazil. -- yang tingkah lakunya aneh bin ajaib. Dr. César  Chelala, konsultan kesehatan global dan kolumnis  portal The Globalist (New York), menyajikan uraian yang menggelitik tentang kedua pimpinan negara besar ini -- Presiden AS Donald Trump dan Presiden Brazil Jair Bolsonaro. Tulis Chelala di laman The Globalist, kedua presiden negara besar ini adalah kembar dizygotic. 

Kita tahu, dalam dunia kedokteran, terdapat dua macam bayi kembar. Pertama, kembar monozigotik atau kembar identik.  Kembar identik ini berasal dari pembelahan  "satu sel telur (ovum) yang telah dibuahi sperma". Karenanya, kembar monozigotik mempunyai informasi genetik yang persis sama --  jenis kelaminnya sama, wajahnya sama, karakternya sama, golongan darahnya sama. Sulit membedakan mana kakak (yang lahir duluan), mana adik. 

Ini berbeda dengan kembar non-identik. Kembar ini disebut pula kembar dizigotik atau kembar fraternal. Kembar dizigotik berasal dari dua sel telur yang dibuahi oleh dua sel sperma dari pasangan sama. Kembar fraternal ini,  di rahim ibu berada dalam dua kantung ketuban dan dua plasenta yang berbeda.  Meski keduanya lahir dalam waktu yang sama seperti halnya  kembar identik,  tapi kedua bayi ini tidak identik. Wajahnya tidak sama, karakternya tidak sama, dan golongan darahnya pun tidak sama. Bahkan, kadang, jenis kelaminnya tidak sama. Dari 100 kelahiran kembar freternal, sekitar 50% jenis kelaminnya berbeda.

"Saya punya alasan kuat untuk percaya bahwa Jair Bolsonaro dan Donald Trump adalah saudara kembar fraternal," sindir Chelala.  Meskipun banyak orang  mempertanyakan asumsi tersebut, saya tidak dapat menemukan penjelasan lain yang masuk akal: Mengapa Bolsonaro begitu dekat dengan Trump?  Padahal tindakan Trump sering merugikan bangsanya dan publik dunia. Orang menyatakan Bolsonaro adalah penjilat pantat Trump, apa pun yang dilakukannya.

Kembar Trump dan Bolsonaro,  termanifestasi pada bagaimana kedua pemimpin itu menanggapi pandemi virus corona. Keduanya, tidak menunjukkan kepekaan dan kepedulian terhadap pandemi  Covid-19 yang mengguncang dunia itu. Trump dan Bolsonaro  misalnya, bertemu dengan konstituennya tanpa memakai masker dan tidak menjaga jarak (social distancing). Sama sekali tak masuk dalam pikirannya, di antara kerumunan ribuan para pendukungnya itu, besar kemungkinan ada orang tanpa gejala (OTG). Yaitu  orang yang secara fisik kelihatan sehat, tapi bisa menularkan virus.  Kenapa? Karena -- meski positif virus, ia punya daya tahan tubuh yang hebat. Dampaknya, ia menjadi OTG. Dan ia menjadi agen penular yang efektif. Lebih dari 50% kasus positif di Itali dan Inggris, misalnya, tertular  OTG ini. Kini dunia mencatat, kasus positif di AS dan Brazil, juga kematian akibat Covid-19, adalah yang terbesar di dunia.

Obat yang  Membunuh

Dengan mengabaikan apa yang dikatakan para ahli medis, baik Trump maupun Bolsonaro telah mempromosikan penggunaan hydroxychloroquine (HCQ) untuk mencegah atau mengobati COVID 19. Bolsonaro merekomendasikan penggunaan obat itu kepada para pendukungnya. Ia mengaku menyimpan sebuah kotak berisi HCQ untuk ibunya yang berusia 93 tahun. Jika ibunya positif, Bolsonaro sudah menyiapkan obatnya.

Juga Trump. Tanpa bukti ilmiah apa pun, ia bangga telah menggunakan obat HCQ untuk mencegah infeksi corona. Padahal para ahli medis menyatakan HCQ sangat berbahaya. Pemakaian jangkan panjang bisa menimbulan kematian.  

Pada akhir Mei 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menangguhkan uji coba internasional HCQ.  WHO  khawatir  "uji coba itu" itu memicu risiko kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang "tidak  diuji coba." 

Yang lebih mengerikan, Trump menyarankan rakyat AS untuk minum atau suntik  disinfektan  guna mencegah penularan covid sekaligus  menyembuhkannya. Saran gila ini, ternyata diikuti sebagian warga Amerika. Sejumlah warga New York menghubungi otoritas kesehatan kota karena kekhawatiran mereka setelah minum cairan pemutih dan pembersih rumah itu. New York's Daily News, mencatat 30 orang di kota New York mengikuti saran Trump. Mereka pun keracunan. Beruntung tak ada satu pun dari mereka yang meninggal dunia, meski  rawat inap.

Pandemi virus korona, seperti beberapa peristiwa lain di seluruh dunia, telah menunjukkan mana pemimpin yang baik dan mana pemimpin yang buruk. Mana manusia yang baik, mana manusia yang buruk. Manusia yang baik ditunjukkan para tenaga kesehatan dan medis  yang secara heroik mempertaruhkan nyawa mereka sendiri untuk menyelamatkan orang lain. Mereka telah menyelamatkan jutaan orang dari kematian akibat infeksi mematikan itu. Bahkan tak sedikit yang meregang nyawa demi keselamatan publik. Ironisnya, kepahlawanan tenaga kesehatan dan medis itu, tak dilakukan para pemimpinnya. Trump dan Bolso, dengan sikap angkuh dan abainya terhadap pandemi Covid-19 telah membahayakan jutaan warga.

Pemerintahan Trump, misalnya, telah menutup perbatasan AS-Meksiko untuk menghentikan imigran Amerika Latin masuk ke negeri Paman Sam. Di pihak lain, Imigrasi dan Bea Cukai (ICE) AS terus mendeportasi ribuan imigran yang ditahan di pusat-pusat penampungan. Banyak di antara imigran yang dipulangkan ke negara asalnya itu terinfeksi virus. Trump tak peduli. Menteri Kesehatan Guatemala, Hugo Monroy, berkata, "Amerika Serikat telah menjadi Wuhan di Banua Amerika." Amnesty International USA telah meminta Departemen Keamanan Dalam Negeri AS  untuk memberlakukan moratorium deportasi tadi.

Corona di luar kendali

Baik di Brasil maupun di Amerika Serikat, jumlah orang yang terinfeksi terus meningkat dengan cepat. Sᾶo Paulo, kota terbesar di Belahan Barat, telah menjadi pusat pandemi.  Rumah sakit pun kewalahan melayani pasen covid.  Menurut sebuah penelitian yang dilakukan di London's Imperial College, Brasil saat ini memiliki kasus positif dan kematian terbanyak di Amerika Latin.  Brazil juga merupakan negara dengan tingkat penularan tertinggi di dunia. Yang memilukan, infeksi ini telah menyebar ke masyarakat adat yang tinggal di daerah-daerah terpencil di hutan hujan Amazon. Wilayah pinggiran Rio de Janeiro tersebut rumah bagi 13 juta orang suku asli Brazil.  Kini  mereka terancam infeksi corona yang mematikan.

Seluruh  Brazil saat ini terancam pandemi corona. Tapi jurnal kesehatan Lancet menulis, "Ancaman Brazil menghadapi corona sesungguhnya datang dari Presiden Jair  Bolsonaro sendiri." Hal yang sama terjadi di Amerika. Kendala terbesar Washington menghadapi pandemi, justru datang dari Presiden Donald Trump.

“Kepribadian Bolsonaro sangat tidak cocok dengan pandemi. Dia tidak bisa mempersatukan negara, karena seluruh modus operandinya berdasarkan logika yang salah dan menyesatkan," kata Gustavo Ribeiro, pendiri The Brazilian Report, sebuah situs politik di Brazil. Ungkapan yang  sama dapat diterapkan untuk Donald Trump -- presiden yang telah menghasut rakyatnya untuk melawan lock down di beberapa negara bagian. 

Seorang pemimpin sejati akan menawarkan empati dan berusaha untuk membantu menyelamatkan bangsa dari kondisi sulit yang menimpanya.  Tapi apa yang dilakukan Trump da Bolso, sebaliknya. Keduanya memecah belah negaranya; abai terhadap pandemi yang telah merenggut nyawa jutaan warganya; dan masa bodoh terhadap peringatan dunia akan masa depan negaranya.

Dan berita terakhir, kini Trump terinfeksi corona. Bolsonaro, jauh sebelumnya sudah terinfeksi. Apakah dua kembar ini akan menyadari kesalahannya? 

Bolsonaro terbukti tetap tak peduli bahaya corona.  Trump, kita lihat nanti. Bagaimana reaksinya setelah terinfeksi.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkini
Entertainment31 Januari 2025, 12:30 WIB

Sherina Munaf dan Baskara Mahendra Putra Kompak Tidak Hadiri Sidang Cerai Perdana

Sidang perceraian perdana Sherina Munaf dengan Baskara Mahendra digelar pada Kamis, 30 Januari 2025 kemarin di Pengadilan Agama Jakarta Selatan.
Sherina Munaf dan Baskara Mahendra Putra Kompak Tidak Hadiri Sidang Cerai Perdana (Sumber : Instagram/@baskaramahendra)
Nasional31 Januari 2025, 12:14 WIB

Diesel X: Inovasi BBM Ramah Lingkungan dari Pertamina yang Hemat dan Bertenaga

Diesel X, inovasi BBM rendah sulfur dari Pertamina, hadir dengan efisiensi tinggi dan emisi rendah. Berstandar EURO V, bahan bakar ini cocok untuk industri berat, mendukung energi bersih dan berkelanjutan!
Pertamina resmi meluncurkan Diesel X! BBM rendah sulfur berstandar EURO V ini hadir dengan efisiensi tinggi dan emisi lebih bersih. Langkah maju menuju energi berkelanjutan! (Sumber : Instagram/@tempodotco)
Bola31 Januari 2025, 12:00 WIB

Persib Bandung Punya Jurus Baru untuk Cetak Gol, PSM Makassar Mesti Waspada!

Persib Bandung dan PSM Makassar akan saling bentrok dalam laga pekan ke-21 Liga 1 2024/2025.
Persib Bandung dan PSM Makassar akan saling bentrok dalam laga pekan ke-21 Liga 1 2024/2025. (Sumber : X@persib).
Sehat31 Januari 2025, 11:41 WIB

Mengungkap Manfaat Pare: Khasiatnya dalam Mengatasi Penyakit Diabetes dan Hipertensi

Pare (Momordica charantia) adalah tanaman yang sering dikenal dengan nama bitter melon dalam bahasa Inggris. Tanaman ini memiliki rasa yang sangat pahit, tetapi menyimpan segudang manfaat kesehatan yang luar biasa.
Pare (Momordica charantia), Mengungkap Manfaat Pare: Khasiatnya dalam Mengatasi Penyakit Diabetes dan Hipertensi (Sumber : Freepik/@jcomp)
Sukabumi31 Januari 2025, 11:40 WIB

Ratusan Santri Al Hikmah Sukaraja Ikuti Latihan Rukyatul Hilal di POB Cibeas Sukabumi

Pelatihan ini melibatkan Dewan Hisab Rukyat (DHR) Kabupaten Sukabumi.
Suasana pelatihan Rukyatul Hilal di POB Cibeas, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Rabu (29/1/2025). | Foto: Istimewa
Life31 Januari 2025, 11:27 WIB

Kenapa Kita Susah Berhenti Makan Pedas? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Pernah ketagihan makanan pedas? Sensasi capsaicin menipu otak, memicu hormon bahagia, dan membuat sulit berhenti. Pedas juga menantang, menggoda selera, bahkan mengaburkan rasa kenyang. Simak faktanya di sini!
Kenapa makan pedas bikin nagih? 🌶️ Sensasi terbakar dari capsaicin memicu hormon bahagia, menambah adrenalin, dan bikin sulit berhenti. Tapi hati-hati, jangan sampai berlebihan!🔥 (Sumber : freepik/@jcomp)
Sehat31 Januari 2025, 11:23 WIB

Rambutan dan Batuk: Mengapa Terlalu Banyak Makan Rambutan Dapat Menyebabkan Batuk?

Rambutan, buah tropis yang kenyal dan manis, memang menjadi favorit banyak orang, terutama di negara-negara Asia Tenggara. Buah ini kaya akan vitamin C, serat, dan antioksidan, yang semuanya bermanfaat bagi kesehatan tubuh.
Rambutan, Rambutan dan Batuk: Mengapa Terlalu Banyak Makan Rambutan Dapat Menyebabkan Batuk? (Sumber : Freepik/@sukcao)
Nasional31 Januari 2025, 11:02 WIB

Aturan Baru Kuota 4 Jalur Penerimaan Murid Baru: Afirmasi Ditambah, Domisili Berkurang

Abdul Mu'ti menjelaskan dalam SPMB terdapat empat jalur penerimaan.
(Foto Ilustrasi) Sistem PPDB akan resmi diganti menjadi SPMB. | Foto: Istimewa
Entertainment31 Januari 2025, 11:00 WIB

Bintang FTV Larasati Nugroho Alami Kecelakaan Tunggal, Hasil Tes Urine Negatif

Kabar kurang menyenangkan dari dari artis FTV, Larasati Nugroho yang mengalami kecelakaan di kawasan Ulujami, Jakarta, pada Kamis, 30 Januari 2025 dini hari.
Bintang FTV Larasati Nugroho Alami Kecelakaan Tunggal, Hasil Tes Urine Negatif (Sumber : Instagram/@larasati_nugroho)
Bola31 Januari 2025, 10:30 WIB

Prediksi Persik Kediri vs Barito Putera di BRI Liga 1: H2H dan Susunan Pemain

Laga Persik Kediri vs Barito Putera akan berlangsung di Stadion Brawijaya, Kota Kediri, Jumat, 31 Januari 2025 mulai pukul 15.30 WIB.
Pertandingan antara Persik Kediri vs Barito Putera dimulai pukul 15.30 WIB, Jumat, 31 Januari 2025. Foto: IG/@sports.indosiar