Oleh :Didim Dimyati
(Anggota Research and Literacy Institute)
Ada sebuah riwayat, pada suatu hari Rasulullah saw.mendengar seorang perempuan sedang memaki-maki jriyah (budak) kepunyaannya,padahal perempuan itu sedang berpuasa. Nabimengambil makanan dan berkata kepadanya: "Makanlah." Perempuan ituberkata, "Saya sedang berpuasa, Ya Rasulullah." Kata Nabi saw.kemudian, "Bagaimana mungkin engkau berpuasa, padahal telah kau makijariyah-mu. Puasa bukan hanya menahan makan dan minum saja.
Duh gusti, sudah setengah perjalanan bulan Ramadhan inidilewati, namun jiwa kehewanan kami masih saja tertanam dalam diri ini, rasaamarah masih saja menyelimuti, begitu pun rasa sabar rasanya berat gusti.
Porsi makan kami ketika berbuka pun tak tanggung-tanggung, semua makanan yang ada demja makan kami makan dengan rakus, kadang lupa mengucapkanBismillah sebagai rasa bersyukur kepada-Mu. jika tidak ada makanan untuk berbuka atau sahur, kami mengusahakanuntuk mengadakannya, dengan menu yang lebih enak dari bulan biasa.
Pengeluarankeuangan bulan Ramadhan kami lebih boros dari bulan biasa, pasar, pertokoan dankebutuhan lainnya sangat laris pada bulan Ramadhan ini. Entahlah rasanya saumyang kami jalani ini malah semakin rakus.
Kami ingat hadis Nabi "Alangkah sedikitnya orang yang berpuasa, alangkah banyaknya orang yanglapar." Maqalla ash-shawwam wa m¡ aktsaraal-jawwa (sedikit betul orang yang berpuasa, dan banyak betul orang yang hanyalapar saja.
Barangkali, tanpa kami sadari, beberapa kali puasa yangtelah terlewati ternyata tidak menunjukkan peningkatan derajat makna sedikitpun. Yang lebih tidak kami ketahui lagi adalah diterima dan tidaknyapelaksanaan ibadah puasa yang telah kami jalani.
Sangat mungkin bahwa apa yang kami yakini sebagai suatukebenaran dalam hal-hal ter tentu ternyata masih mengandung berbagai ketentuanlainnya yang lebih benar dari apa yang kami yakini selama ini. Pengetahuan kami tentang puasa masih sangat sedikit untuk dijadikanstandar pencapaian kesempurnaannya.
Kami belum sampai pada Nasihat Nabi saw, "jika kamuberpuasa, maka berniatlah menahan dirimu dari nafsu-nafsu jasmaniah danmemutuskan hasrat-hasrat duniawi yang muncul dari gagasan-gagasan setan dankawan-kawan nya. Tempatkandirimu pada kedudukan seseorang yang sedang sakit yang tidak menginginkanmakanan atau minuman. Harapkanlah kesembuhan setiap saat dari penyakitperbuatan-perbuatan yang salah. Sucikan batinmu dari segala kebohongan,kekeruhan, kecerobohan, dan kegelapan yang mungkin telah memutuskanmu darimakna ketulusan".
Harusnya puasa yang kami jalani itu membunuh hasrat diri dan nafsu keserakahan, namunnyatanya belum timbul kesucian hati, kebersihan anggota-anggota badan,pengolahan jiwa dan raga, dan rasa syukur atas segala rahmat yang diberikan. Kami masih terjebak pada puasanya orang bodoh yang hanya menahanlapar saja.
Namunkamipun teringat dengan ucapan-Mu dalam hadis qudsi: "Puasa adalahuntuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya" seakan menyiratkan tidakdapatnya kami mengetahui hasil akhir dari ibadah ini.
Semoga saja disisa Puasa yang kami jalani ini, Engkaumaafkan dari amalan kami yang rusak ini, entah itu dari Shalatnya, Puasanya,Zakatnya ataupun dari Ibadah yang lainnya. Amiinn
|[email protected]|netizen