Oleh: Hasbi Muhamad
(Kordinator Aliansi Mahasiswa Jampang)
Lagi-lagi berbicara tentang pandemi Covid 19, tidak hanya faktor kesehatan yang disoroti tapi faktor ekonomi juga jadi imbasnya apalagi orang-orang yang sedari awal sangat membutuhkan.
Akan tetapi pemerintah hadir untuk meminimalisir membludaknya angka kemiskinan pengangguran dan sebagainya, dengan berbagai macam cara contohnya seperti pembagian sembako untu masyarakat yang sangat membutuhkan, akan tetapi melihat data di lapangan ternyata masih ada warga yang memang sangat memprihatinkan tapi belum juga mendapatkan.
Contoh kecil seperti apa yang dialami bapak asep dan anak laki-lakinya. Dia tinggal digubuk sebatangkara yang tidak layak pakai, seperti mau ambruknya bangunan tidak adanya listrik malah untuk memasakpun masih menggunakan kayu bakar sebagai bahan apinya, lalu untuk mereka beraktivitas dimalam haripun mereka hanya bermodalkan lilin saja atu centir kalau dalam baha jampang namanya.
Dan untuk tempat yang dia tempati sekarang itu milik orang lain. Maka dari itu Aliansi Mahasiswa Jampang melakukan pemberian sembako seadanya untuk meminimalisir atau meringankan biaya hidul bapak asep tersebut seperti contoh
Beras, baju, bahan" bangan yang dibutuhkan sehari. Maka dari itu ini juga harus menjadi evaluasi bersama, jikalau nantinya ada sembako atau bantuan yang diperuntukan untuk orang" yang sangat membutuhkan itu salah sasaran dan dimanfaatkan untuk hal yang kurang ajar,
Dan mungkin didalam pasal 34 ayat 1 UUD 1945 sudah dibeberkan terkait hal ini. Dan ini satu lagi disaat kami mengarsir ke realita masyarkat yang terjadi dengan kondisi bangunan yang tak layak pakai.
Janda jompo ini pun sama realitanya dengan apa yang dirasakan oleh bapak asep tadi dan mahasiswa pun melakukan pertanyaa terkait BPJS, tidak punya, KIS tidak punya.
Padahal ini kan sama-sama warga masyrakat indonesia. Maka dari itu kami dari aliansi mahasiswa jampang mengajak kepada pemerintah daerah maupun pusat relawan.
Untuk tidak hanya terfokus ke hitungan angka tapi harus survei bagaimana realita keadaan dilapangan. Tadi juga kami melakukan survei ke rumah Ibu Fatimah (70 tahun) di Kampung Sindangsirna, Desa Pasiripis Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi.
Ternyata didekat rumah pak asep ada juga yg sama kaya pak asep tadi RT disana ngasih tahu.