Oleh: Napila
(Mahasiswi Prodi Manajemen Universitas Nusa Putra Sukabumi)
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bergerak melemah pada perdagangan pekan ini. Data-data ekonomi yang dirilis pekan ini menunjukkan kontraksi dan jumlah pengangguran di AS juga tinggi. Hal itu mungkin karena dibebani oleh penyebaran Covid-19 yang masih terus bertambah.
Pandemi Covid-19 membawa kejutan ekonomi, keuangan, dan sosial bagi masyarakat dunia. Organisasi untuk Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) mengingatkan pandemi ini juga memecahkan kekhawatiran krisis ekonomi dunia.
Dampak Covid-19 memiliki mata rantai ekonomi dunia. Bahkan, mengatasi krisis ekonomi di negara yang disetujui tidak berhasil dengan cepat dan tepat.
Organisasi untuk review Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) menyatakan, Pandemi Covid-19 membawa Kejutan Ekonomi, Keuangan, Dan sosial Ketiga Terbesar Pada Abad ke-21 Penghasilan kena pajak.
Kejutan ini menyebabkan penurunan tajam pada produksi, rantai suplai, dan konsumsi dunia. Sungguh, OECD ingat, pandemi ini juga ditanggapi menimbulkan krisis ekonomi dunia.
Dampak ekonomi pandemi juga diserukan Dana Moneter Internasional (IMF). Pandemi Covid-19 akan menyebabkan resesi global pada 2020 yang bisa lebih buruk dari krisis keuangan global 2008. Investor mulai siap menarik modal, terutama modal investasi di negara berkembang.
Menyikapi itu, IMF meningkatkan keuangan darurat dengan menyiapkan dana 1 triliun dolar AS untuk pinjaman bagi negara-anggotanya. Sejauh ini, 80 negara meminta bantuan IMF.
Di berbagai negara, mulai dari korona mulai terasa. Secara umum, pertumbuhan bisnis merosot karena kebijakan karantina, kebijakan perjalanan, dan kebijakan sosial yang diterapkan.
Konsumen yang tetap berada di rumah yang melakukan aktivitas ekonomi di suatu negara. Terkait, berbagai sektor ekonomi terdampak, seperti transportasi, jasa, perdagangan, dan keuangan.
Secara umum, mengatasi krisis ekonomi dapat dilihat dari indikator beberapa, seperti penurunannya nilai tukar mata uang, rasio pengeluaran luar negeri terhadap PDB, dan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, peningkatan kredit, kredit macet (NPL), serta pelemahan defisit pembayaran dan perdagangan.
Walau belum masuk ke dalam situasi resesi, mencermati pasar saat ini yang menunjukkan kepanikan karena berada di tengah-tengah dapat membuat awal mitigasi krisis.
Mata uang dolar AS menjadi primadona saat wabah Covid-19 karena negara lain semakin tak menentu. Sebaliknya, nilai tukar hampir semua mata uang dolar AS berkurang. Begitupun dengan pasar saham. Pandemi Covid-19 dan bauran kebijakan dari dalam dan luar negeri memberikan tekanan pada pasar saham.
Tidak heran jika pandemi Covid-19 diibaratkan sebagai angsa hitam untuk ekonomi global. Istilah angsa hitam digunakan Nicholas Taleb untuk menyelesaikan masalah yang sulit diprediksi dan dipecahkan memengaruhi dunia keuangan dan sistem ekonomi global. Fenomena ini meningkatkan akan pelemahan ekonomi dan memenangkan pada resesi ekonomi.