Oleh: Rika Amalia
(Mahasiswa Prodi Akuntansi Universitas Nusa Putra Sukabumi)
Saat ini dunia sedang digemparkan dengan munculnya sebuah virus yang dinamakan dengan corona virus diseased 2019 (Covid-19). Virus ini pertama kali muncul pada akhir tahun 2019 tepatnya bulan Desember, di kota Wuhan, China.
Awalnya terdeteksi virus corona dimulai saat sejumlah pasien dengan penyakit yang tak dikenal berdatangan ke rumah sakit pusat Wuhan pada Desember 2019. Dr. Li Wenliang yang menangani pasien akhirnya menyebarkan berita lewat sosial media bahwa disebutkan para pasien menunjukkan radang paru-paru akibat virus.
Akhirnya pada awal Januari, pejabat kesehatan China mengumumkan bahwa ada salah satu pasien yang berusia 61 tahun meninggal dunia yang disebabkan oleh Virus Corona jenis baru. Setelah beberapa waktu, negara Thailand mengumumkan adanya pasien pertama diluar China yang terinfeksi Covid-19.
Salah satu penyebab berkembang pesat penyebaran virus ini pada saat libur imlek sehingga berjuta orang hilir mudik ke berbagai kota sehingga virus tersebut terus menular hingga ke beberapa negara.
Covid-19 di Indonesia pertama kali ada ditularkan dari seorang warga negara Jepang pada saat ia berkunjung ke Jakarta Bersama temannya berusia 31 tahun yang berasal dari Depok untuk menghadiri pesta dansa, pada 14 Februari 2020.
Selang dua hari kemudian, tepatnya pada 16 Februari 2020 warga Depok tersebut merasakan gejala mual, batuk, sesak nafas dan demam. Akhirnya ia berobat rawat jalan ke dokter selama 10 hari, saat rawat jalan selama 10 hari pasien tersebut berinteraksi dengan ibunya.
Pada 26 Februari 2020 pasien tersebut dan ibunya yang berusia 64 tahun dirawat di rumah sakit di daerah Depok. Pada saat itu oleh pihak rumah sakit di diagnosa menderita sakit bronchitis berdasarkan gejala- gejala yang diderita oleh anaknya yang berusia 31 tahun dan ibunya yang berusia 64 tahun.
Pada 28 Februari 2020 pasien yang berasal dari Jepang berkomunikasi dengan temannya melalui telepon dan ia menyatakan positif virus corona. Kemudian pada tanggal 29 Februari 2020 setelah mengetahui kabar temannya yang terinfeksi virus corona, akhirnya pasien dan ibunya pindah ke rumah sakit penyakit infeksi Sulianti Saroso.
Pada 1 Maret 2020 pasien dan ibunya melakukan tes kesehatn terhadap Covid-19 untuk dikirim ke Litbangkes dan akhirnya pada tanggal 2 Maret 2020 hasil keluar yang menyatakan bahwa pasien dan ibunya positif virus Corona.
Dari peristiwa itulah Indonesia masuk dalam daftar salah satu negara di dunia yang terinfeksi Covid-19. Sampai terhitung pada Selasa, 14 April 2020 pukul 09.00 WIB sudah ada 212 negara yang terjangkit Covid-19 ini dengan 1.773.084 kasus konfirmasi 6,3 persen dinyatakan meninggal.
Di Indonesia sendiri sampai pada hari Selasa, 14 April 2020 tercatat 4.557 kasus terkonfirmasi dengan 8,8 persen dinyatakan meninggal (399 orang), kasus sembuh 8,3 persen (380 orang) dan kasus dalam perawatan 82,9 persen (3.778 orang).
Dengan kondisi Indonesia saat ini yang sedang genting - gentingnya, bagaimana dengan para pekerja? Apakah pengangguran menjadi semakin meningkat atau sebaliknya?
Akibat adanya virus Corona, saat ini banyak perusahaan yang berada di Indonesia menghentikan kegiatan operasinya sehingga banyak pekerja yang kehilangan pekerjaannya. Salah satu contohnya Di Jakarta pandemic Covid-19 telah menyebabkan beberapa karyawan kehilangan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Tercatat sebanyak 11.000 lebih perusahaan mengalami kesulitan sehingga merumahkan puluhan ribu karyawannya tanpa di beri upah bahkan ada lebih dari 16.000 pekerja yang di PHK (pemutusan hubungan kerja).
Contohnya saja, salah satu tempat wisata yang ditutup yaitu Monumen Nasional (Monas) yang disebabkan dari penyebaran virus corona yang ditutup sejak tanggal 23 Maret 2020 sampai dengan tanggal 5 April 2020.
Namun, karena virus corona penyebarannya semakin meningkat di negeri ini sehingga penutupan sementara Monumen Nasional diperpanjang hingga tanggal 19 April 2020. Seperti yang kita ketahui bersama, pariwisata merupakan salah satu sector penghasil lapangan pekerjaan.
Akan tetapi jika melihat kondisi negara saat ini rasanya sector pariwisata bukan lagi menjadi tempat mata pencaharian bagi masyarakat yang menggantungkan kebutuhan ekonominya pada sector pariwisata. Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama, ketika seseorang kehilangan pekerjannya maka secara otomatis orang tersebut akan menjadi seorang pengangguran.
Perusahaan lain yang terkena dampak dari Covid-19 adalah Ramayana Plaza Depok, Jawa Barat yang telah menutup total dengan para karyawannya di PHK sepihak karena penjualan menurun yang mengakibatkan perusahaan merugi. Hal tersebut dapat menambah jumlah orang yang menganggur yang berakibat kepada tingkat pengangguran.
Contoh lainnya yaitu hotel yang berlokasi di sukoharjo mulai merumahkan para karyawannya sebagai salah satu cara untuk mengurangi biaya pengeluaran. bahkan ada salah satu hotel yang dengan terpaksa tidak beroperasi sementara lantaran hilanganya pengunjung yang menyebabkan pemasukan hotel menurun.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sukoharjo, Oma Nuryanto ini mengatakan “Tingkat okupansi hotel anjlok akibat wabah Covid-19 dan status kejadian luar biasa (KLB) virus tersebut di Sukoharjo”.
Meskipun belum ada fresh release yang menyatakan tingkat pengangguran di Indonesia meningkat akibat virus corona, akan tetapi jika kita menilik negara-negara yang terkena virus corona ekonominya memang menurun seperti negara China dan negara Amerika.
Menurut release biro statistic China, angka pengangguran di China mengalami kenaikan sebesar 6,2 persen dengan bertambahnya lima juta warga China yang kehilangan pekerjaannya.
Sementara di Amerika, total kurang lebih sudah 10 juta orang telah kehilangan pekerjaannya dan sejumlah analis pun sudah memperkirakan bahwa tingkat pengangguran di Amerika bisa mencapai 15 persen. Seperti yang kita ketahui pada tahun 2019 pengangguran di Indonesia meningkat sebesar 50.000 orang sehingga menjadi 7,05 juta orang menganggur.
Setelah semakin meluasnya virus corona di Indonesia sampai saat ini maka tidak menutup kemungkinan pengangguran di Indonesia akan semakin meninggkat karena banyaknya para pekerja yang di PHK dan dirumahkan sehingga kehilangan pekerjaannya.