Oleh : Citra Permata Sukma
(Mahasiswa Prodi Manajemen Universitas Nusa Putra Sukabumi)
Sangat menghawatirkan, ketika negara suatu saat harus memutuskan melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) meski sementara waktu untuk memutus mata rantai penyebaran Virus Corona atau Covid-19. Dampak perekonomian bagi kelompok menengah ke bawah akan sangat besar.
Ekonomi mereka yang setiap harinya hanya ditopang oleh pendapatan pada hari itu juga, pemasukannya menjadi sangat rentan karena ketika mereka tidak bekerja, maka pendapatan mereka juga tidak ada.
Bagi mereka yang berprofesi sebagai ASN atau pegawai lembaga formal, meskipun mereka tidak bekerja selama dua pekan karena kerja dari rumah, gaji mereka di awal bulan depan masih tetap utuh.
Bayangkan kalau pegawai informal, pedagang kecil-kecilan, dan orang yang kerjanya serabutan, tentu mereka sangat rentan dengan kemiskinan. Satu hari saja mereka tidak bekerja, maka tidak ada yang dapat dimakan untuk hari itu dan esoknya.
Hari-hari terakhir ini saja, transportasi online sangat sepi. Pendapatan mereka turun drastis karena tidak ada yang mengorder. Begitu juga sektor pariwisata sudah tutup. Jutaan orang yang hidupnya tergantung sektor pariwisata menjadi pengangguran. Jutaan pengelola dan pegawai destinasi parisiwasata menganggur.
Pemilik dan pegawai warung penjaja makanan dan toko souvenir berhenti bekerja. Pengola jasa travel berhenti operasi. Ratusan ribu penyedia jasa trasportasi, supir dan kru bus pariwisata, dan pemandu wisata menganggur.
Jutaan pegawai hotel menganggur. Jutaan pengrajin souvenir tidak berproduksi. Jutaan penyuplai bahan souvenir juga berhenti memberi pasokan.
Begitu juga, sekolah dan kampus selama dua minggu ke depan ditutup. Hal ini akan berdampak negatif bagi semua orang yang hidupnya sangat tergantung pada sekolah dan kampus. Ratusan ribu orang yang berdagang di sekolah dan kampus tidak bekerja.
Tukang ojek yang setiap hari mengantar dan menjemput murid, mahasiswa, guru, dan pegawai TU tidak bekerja. Guru dan dosen honorer tidak mengajar, suplayer seluruh peralatan sekolah dan kuliah tidak lagi bisa bekerja.
Aktivitas di pesantren juga diliburkan. Berapa ribu orang yang terlibat di pesantren menjadi tidak berpenghasilan. Masjid, gereja, dan seluruh tempat ibadah mengurangi seluruh kegitan keagamaan yang melibatkan banyak jamaah.
Berapa ratus ribu orang yang setiap hari mendapatkan rizki dari tempat ibadah itu menjadi tidak berpenghasilan.
Dampak Ekonomi
Jutaan orang terancam menjadi pengangguran, minimal selama dua minggu ini. Oleh karena itu, berbagai mitigasi terhadap kerawanan sosial, harus segera dipikirkan bersama.
Mewaspadai Pengangguran
Dengan kondisi pengangguran yang demikian masif, kerentanan terhadap kemiskinan akan semakin tinggi. Peluang untuk berganti profesi secara cepat tidak mungkin dilakukan kerena sangat terkait dengan modal dan peluang. Akhirnya, mayoritas pengangguran itu akan pasrah, tidak bekerja, dan tidak mempunyai penghasilan.
Langkah Strategi yang Perlu Diambil
Anggaran pemerintah banyak sekali yang terkuras untuk menangani virus Corana. Dana kontinjensi di sektor kesehatan untuk kebutuhan penangangan virus Corona sudah dapat dipastikan telah membengkak di luar perkiraan . langkah yang perlu diambil pemerintah untuk mengatasi semua itu antara lain.
- Pemerintah perlu mempersiapkan respon public dengan menambah jumlah rumah sakit yang siap menangani virus Corona.
- Pemerintah perlu memberikan akses kesehatan gratis kepada semua orang yang hendak memeriksakan dan berobat karena terindikasi virus corona.
- Pemerintah perlu memberikan stimulus bagi rumah tangga
- Pemerintah perlu merubah mindset penetapan kejadian luar biasa