Oleh: Panji Setiaji, A.Md.Kom
Membaca menjadi sebuah dorongan dan membuka fikiran kita lebih jauh dalam menggenggam dunia. Dalam hal ini, menjadi acuan pendorong kita untuk giat dalam membuka jendela dunia yang kaya akan ilmu pengetahuan dan mendobrak pemikiran agar terasah dengan tajam.
Dengan metode rumus "2M- RM yakni Membaca, Membaca Kurangi Rasa Malas," diterapkan dalam kepribadian insan manusia akan mampu memberikan efek positif dan pemikiran yang cerdas. Tentu pula akan membawa dampak perubahan besar yang mampu mengubah sebuah peradaban dunia maupun agama di tangan orang - orang kutu buku tersebut.
Sejauh ini pula minat baca terutama dengan tanah air ini masih rendah. Hal ini ditegaskan pula dalam Sebuah studi yang dilakukan Central Connecticut State University pada tahun 2016 mengenai 'Most Literate Nations in The World" menyebutkan bahwa Indonesia menempati urutan ke-60 dari total 61 negara, dengan kata lain minat baca masyarakat Indonesia disebut hanya sebesar 0,01 persen atau satu berbanding sepuluh ribu.
Selain itu pula, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir, mengatakan minat baca kita nomor 63 dari 70 negara. Ini sangat jauh di banding dengan negara Finlandia yangh dijuluki sebagai negara paling literat atau terpelajar di dunia.
Antasipiasi dari persoalan tersebut, perlu untuk mendukung program pemerintah pusat yang menyuarakan gemar membaca dengan pendekatan kepada para guru, yang dianggap mampu menjadi tokoh kunci penggerak literasi. Selain itu pula, harus ada sebuah kebangkitan semangat di kalangan masyarakat terutama para penggiat literasi dengan membangun taman baca di setiap kelurahan maupun hingga tingkat RT/RW.
Bukan itu pula, masih banyak langkah yang pasti dalam menggerakan minat baca pada masyarakat terutama anak - anak bangsa, dengan menanamkan gemar baca di rumah yang di dorong dan bangkitkan motivasi oleh keluarganya dan merawat buku buku meski telah usai digunakan yang bisa di baca ulang kembali. Agar pemikiran akal sehatnya bisa terasah kembali lebih tajam dan bisa memilah - Milah mana informasi fakta maupun hoaks.
Tentu ini, terjadi akibat melihat keadaan di lapangan yang sangat tidak peduli bukan hanya terhadap membacanya saja. Namun, juga terhadap sebuah buku yang dibuang begitu saja hingga dibakar, akibat telah digunakan. Seharusnya di rawat dan bisa menjadi sebuah aliran air sungai yang terus mengalir ke bawah dalam hal ini di manfaatkan oleh anak cucu.
Barang yang berharga meski telah digunakan tidak ada yang sia - sia dengan percuma. Padahal seperti halnya jendela dunia ini memiliki kekayaan ilmu yang sangat dasyat dan kebermanfaatannya bisa dirasakan oelh para pembaca. Maka untuk jendela dunia perlu di rawat, dibaca, dipelajari, difahami dan diterapkan dalam kehidupan kita, jangan sampai jendela dunia kian keropos.