Kota Sukabumi saat Indonesia Emas 2045

Rabu 14 Agustus 2019, 11:03 WIB

Oleh: Kang Warsa

Indonesia emas tahun 2045 seperti dalam catatan Litbang Kompas (12/8)- merupakan harapan Indonesia memasuki kembali era keemasan. Namun penelitian tersebut berkisarpada masa depan gemilang Indonesia saat memasuki usia 100 tahun setelahkemerdekaan negara ini diproklamasikan pada tahun 1945. Salah satu indikatorpencapaian Indonesia Emas 2045 masih menurut Litbang Kompas yaitu prosentaseusia angka produktif di negara ini akan mencapai 60 persen dari jumlah seluruh penduduk Indonesia. Hal positif dari peningkatan jumlah usia produktif “secara ideal“ akan berbanding lurus dengan bertambahnya penduduk potensial, memiliki kemampuan dan tenaga lebih dalam membangun Indonesia.

Perbandingan lurus antara peningkatan jumlah usia produktif dengan jumlah tenaga potensial merupakan harapan ideal yang harus direalisasikan melalui program berkelanjutan sampai Indonesia benar-benar memasuki usia emas 100 tahun pada 2045. Program berkelanjutan merupakan upaya dan ikhtiar pemerintah saat ini sebagai awal tolakan bahkan tumpuan yang dapat mengarahkan generasi sekarang mencapai harapan ideal tadi: Indonesia Emas 2045. Istilah emas mengindikasikan sebuah negara telah mencapai usia yang matang. Negara yang telah melampau berbagai dera, coba, tempaan, dan ujian.

Negara cemerlang yang berhasil melintasi badaidisintegrasi bangsa yang saat ini sedangmenjadi pembahasan serius. Negara yang telah berhasil menghalau duri-duri pemecah bangsa: ideologi radikal, paham keagamaan yang dangkal nalar, dan anti persatuan. Sudah sepatutnya, generasi sekarang memokuskan diri dalam melawan pemikiran disintegrasi bangsa yang bersifat massif.

Tidakakan jauh berbeda dengan Indonesia, jumlah usia produktif di Kota Sukabumi punakan mengalami peningkatan. Publikasi BPS Kota Sukabumi tahun 2018 mencacatstruktur jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur ditunjukkan oleh piramida penduduk yang membesar pada kelompok usia muda. Jika tidak ada faktor penyebabmortalitas dapat dipastikan dua enam tahun mendatang, jumlah angkatan produktifdi Kota Sukabumi dapat mencapai 60 persen dari jumlah seluruh penduduk.

Konstelasi Kota Sukabumi dalam arti struktur kehidupan di wilayah ini dipandang dari berbagai bidang, sudut pandang, dan perspektif di masa depan harus benar-benar dapat diukursaat ini. Pemerintah dan masyarakat Kota Sukabumi seperti dalam peribahasaSunda- sudah kudu bisa ngukur ka kujur apakah kita akan sampai dan dapat mencapai Indonesia Emas 2045.

Bagi KotaSukabumi sendiri, jika dipandang dari usia sejak terbentuknya Kota PrajaSukabumi, telah memasuki usia emas. Pada tahun 2019, Kota Sukabumi telahberusia 105 tahun. Dalam usia yang telah matang merupakan satu keniscayaansiapapun yang tinggal di kota ini harus mulai memandang dirinya sebagai bagianpenting dan memiliki peran untuk merawat, membenahi, dan membawa Kota Sukabumi kepada struktur kehidupan matang, siap melahirkan kebaruan dalam memajukan wilayahnya.

Secara harafiah, konstelasi adalah keadaan, kondisi, hubungan antara orang, benda, bentuk,dan susunan. Konstelasi Kota Sukabumi berkaitan dengan susunan, bentuk,rencana, dan tata kelola unsur-unsur yang ada di dalam kota tersebut (Sukabumi). Konstelasi kontemporer Kota Sukabumi menunjukkan struktur dantatanan kota tersebut seperti apa baik susunan masyarakat, tata pemerintahan,dan hubungan timbal balik keduanya. Dengan kata lain, memaparkan konstelasi Kota Sukabumi apalagi jika dihubungkan dengan Indonesia Emas 2045 bukanpekerjaan mudah atau proyek sederhana mengingat kompleksitas di dalamnyamemerlukan uraian yang jernih.

Dengan mengenal konstelasi Kota Sukabumi dariberbagai aspek ini sangat dimungkinkan harapan-harapan dan cita-cita ideal aufklarung dan era keemasan dapatdicapai. Dengan mengenal konstelasi dan struktur tubuh diri sendiri inilahsebuah kota dapat ngukur ka kujur, mengetahui seberapa besar kemampuanpemerintah dan masyarakat Kota Sukabumi dalam memperbaiki, menghaluskan, dan menyehatkan dirinya sendiri.

Kebahagiaan Sebuah Kota

Era keemasan, jaman pencerahan, golden age pernah diraih oleh umat manusia di berbagai pelosok. Masa keemasan selalu indentik dengan pencapaian peradaban, tumbuhnya rasionalitas, dan berkembangnya pemikiran. Kesemuanya memengaruhi hampir seluruh konstelasi kehidupan. Sebagaicontoh klasik adalah bagaimana pesatnya perkembangan ilmu pengatahuan diwilayah-wilayah kerajaan Islam pada era Abbasiyah.

Pencapaian kemajuan seluruhbidang ilmu yang dikembangkan oleh para sarjana muslim pada abad pertengahan telah mengubah struktur masyarakatnya. Hampir seluruh negara yang dikuasaikekhalifahan Islam konsern pada bidang peradaban, penciptaan masyarakat madani,Madinah dijadikan prototype kemajuan.

Dan fakta historis memaparkan saat sebuah komunitas memokuskan padapengembangan ilmu pengetahuan dampaknya begitu memengaruhi pada konstelasibidang lain. Sementara itu, di abad pertengahan Eropa pascakeruntuhan imperiumRowawi memokuskan diri untuk membumikan nilai-nilai langit tanpa kritik samasekali, mereka pernah jatuh ke era jahiliyah atau Dark Ages. Kegelapan dankesuraman sekadar untuk membuka diri dan berpikir tentang kondisi merekasendiri.

Peradaban-peradabanlain seperti Mesir Kuno, Persia Kuno, China, dan Romawi sebagai daya dukungterhadap konstelasi peradabannya tersebut memokuskan pada penguasaan ilmupengetahun. Tidak heran jika di pusat-pusat peradaban tersebut dibangun pranatapendidikan dan kajian keilmuan. Peradaban di Nusantara yang memukuskanperhatian terhadap konstelasi keilmuan telah menghasilkan kreasi budaya, bahasa, dan tradisi dalam konstelasi yang lebih komplek, beragam, dalam bingkaikebhinekaan. Hal yang dihasilkan dari konstelasi peradaban seperti itumelahirkan orang-orang yang hidup diliputi oleh kebahagiaan, meskipun sangatsulit bagi siapapun untuk mengukur kadar kebahagiaan seseorang itu seperti apa.Walakin, peradaban besar harus diakui oleh kita selalu lebih banyak melahirkan kebahagiaan daripada kesuraman.

Kang Emil secara telaten mewacanakan kota dan kabupaten yang ada di Jawa Barat harusmenjadi wilayah-wilayah yang dihuni oleh orang-orang bahagia. Tentu sajamewujudkan sebuah provinsi yang ditempati oleh orang-orang bahagia bukan tugasenteng dan sepele sebab kebahagiaan bermula dari ledakan biokimia yang ada didalam diri seseorang sebagai respon terhadap sensasi yang dirasakan terhadapapa yang dialami di dunia realita. Bibir akan sulit tersenyum apalagi tertawajika konstelasi peradaban, tatanan sebuah kota, tingkat perekonomian, dan apayang ada di luar diri bertolak belakang dengan pematik kebahagiaan. Meskipunpenelitian telah menyebutkan bahwa munculnya kebahagiaan disebabkan oleh ledakan hormon Endorfin tetapi para ahli tetap tidak melakukan upaya memproduksi Endorfinsecara besar-besaran.

Padahal sederhana sekali, karena kebahagiaan seseorangdisebabkan oleh ledakan Endorfin di dalam diri manusia, maka manusia modernsebetulnya sudah harus dapat menciptakan pil atau serum kebahagiaan secara massaldaripada harus membuat acara-acara hiburan, tempat wisata, atau apa saja yangdapat membuat manusia bahagia. Secara alamiah dan kodratnya manusia memangsulit untuk melawan apa yang telah menjadi pakem dirinya. Bahagia dan sedihtetap harus ada di dalam diri manusia. Kebahagiaan sendiri tidak memiliki sifatkonstan, ia dipengaruhi oleh sensasi-sensasi yang mengiringinya.

Pemantik kebahagiaan antara diri saya dengan anda tentu saja berbeda. Saya akanberbahagia jika anak-anak didik disekolah dapat memahami materi yang sayaajarkan dan anda akan berbahagia jika dapat makan ketupat sayur di pagi hari. Seorangsantri sangat berbahagia dan bersorak saat dia menemukan selembar uang sepuluhribu di bawah tangga asrama pondok pesantren. Meledaknya Endorfin di dalam dirimanusia disebabkan oleh apa yang dialami oleh manusia, dari sensasi-sensasiyang memiliki sifat naik-turun. Itulah sebabnya, hormon Endorfin Si Penyebabkebahagiaan sama sekali tidak akan pernah diproduk secara massal.

Manusia lebihmemokuskan membangun, membuat, dan menciptakan materi-materi yang dapatmerangsang agar Endorfin di dalam diri manusia meledak seketika, kemudiansecara perlahan kondisi manusia harus tetap kembali ke titik normal, menjadimanusia yang wajar.

Konstelasi peradaban yang lahir di sebuah kota dengan sendirinya akan menjadi pemantikkebahagiaan warganya. Kenapa akhir-akhir ini tidak sedikit warga sebuah kotabahkan warga negara mengeluh dan mengomentari apa pun dengan sangat berapi-api?Salah satu penyebabnya konstelasi peradaban yang sedang kita bangun masih sulitdapat meledakkan Endorfin yang ada di dalam diri warga. Meledaknya Si Hormon Kebahagiaanyang ada di dalam diri manusia akan berbanding lurus dengan ketepatankonstelasi peradaban yang kita bangun, walaupun sangat tidak mungkin kita dapatmembagahagiakan seluruh warga dengan apa yang kita hasilkan. Itulah manusia,itulah dunia, itulah peradaban, sebuah tatanan yang selalu berubah-ubah.

Dan padakondisi tertentu terkadang manusia akan merasa bahagia saat melihat orang lainjustru sedang mengalami penderitaan, tidak sedikit orang terbahak dan cekikikansaat melihat orang lain memiliki postur tubuh yang berbeda dengan dirinya. Jelassekali, bukan kebahagiaan seperti ini yang ingin kita ciptakan, bukanberbahagia di atas derita orang lain. Bukan konstelasi atau tatanan peradabanyang memisahkan kita dan mereka, kita sebagai pemenang dan mereka sebagai pecundang. Bukan sikap yang melahirkan pandangan pemenang harussenang, dan pecundang harus meriang. Konstelasi peradaban yang harus dibangun khusunya oleh Kota Sukabumi- adalah kebersamaan, milik setiap kelompok. Itulah peradaban emas, peradaban yang dapat menumbuhkan sensasi bahagia saat orang melihatnya.

 |[email protected]|

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Tags :
Berita Terkini
Sukabumi23 November 2024, 01:29 WIB

Distan Dan Forkopimcam Ciemas Sukabumi Tanam Padi Gogo 40 Hektar

Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, bersama Forkopimcam Ciemas, melakukan penanaman padi gogo diatas lahan milik Kelompok Tani Barokah Desa Mekarsakti, Kecamatan Ciemas.
Distan, perani dan Forkopimcam Ciemas malakukan penanaman padi gogo di Desa Mekarsakti Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi | Foto : Istimewa
Sukabumi Memilih23 November 2024, 01:17 WIB

KH Nawawi Pimpin Istighosah untuk Kemenangan Ayep Zaki-Bobby Maulana

Menjelalang Pilkada, pasangan calon nomor urut 2, menggelar istighosah bertempat di rumah calon Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, di Cikondang, Citamiang, Kamis malam (21/11/2024)
KH Nawawi saat memimpin istighosah dikediaman calon Wali Kota Sukabumi, H. Ayep Zaki | Foto : Istimewa
Sukabumi Memilih22 November 2024, 23:51 WIB

KPU Sukabumi Diduga Salah Tulis Sub Tema Debat: Pertahanan Atau Pertanahan?

Sebuah insiden menarik perhatian di Debat Publik Terakhir Calon Bupati dan Wakil Bupati Sukabumi, yang diselenggarakan di Hotel Sutan Raja, Soreang Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (22/11/2024).
KPU Sukabumi diduga salah tulis sub tema "Pertanahan" menjadi "Pertahanan" di Debat Publik Cabup-Cawabup | Foto : Capture Youtube
Sukabumi22 November 2024, 20:58 WIB

Terpeleset dan Jatuh ke Sungai, Warga Cidolog Sukabumi Ditemukan Tewas

Susum (47 tahun) warga Kampung Rancapalet RT 15 RW 05 Desa Cipamingkis, Kecamatan Cidolog, Kabupaten Sukabumi, ditemukan dalam keadaan tewas usai terpeleset dan jatuh ke Sungai Cidolog, Jumat (22/11/2024).
Warga saat mengevakuasi Susum (47 tahun) yang ditemukan tewas usai terpeselet dan jatuh ke sungai Cidolog, Sukabumi | Foto : Istimewa
Sukabumi Memilih22 November 2024, 20:39 WIB

Puji Penampilan Asep Japar-Andreas Di Debat Terakhir: Ojang: Mumpuni Bervisi Jelas

Juru Kampanye Tim Pemenangan Pasangan nomor urut 2, Ojang Apandi, mengungkapkan rasa syukur atas kelancaran pelaksanaan debat yang diatur oleh KPU Kabupaten Sukabumi dan pihak terkait.
Asep Japar-Andreas: Kolaborasi Nyata untuk Sukabumi Maju dan Berkah! Dengan semangat kerja bersama, mereka hadir membawa komitmen nyata untuk pembangunan yang pro-rakyat. Siap mendukung? (Sumber : Youtube/@kpukab.sukabumi)
Sukabumi Memilih22 November 2024, 20:03 WIB

Ketua KPU Sukabumi: Terima Kasih Polres Bandung

Debat Publik Pilkada Kabupaten Sukabumi antara paslon 01, Iyos Somantri - Zainul dan paslon 02 Asep Japar - Andreas digelar hari ini Jumat (22/11/2024), bertempat di Hotel Sutan Raja, Soreang, Kabupaten Bandung
Kasmin Belle, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sukabumi | Foto : Capture video Youtube
Jawa Barat22 November 2024, 19:14 WIB

Muhammad Jaenudin Sosialisasi Perda Perlindungan Anak di Kalaparea Sukabumi

Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Muhammad Jaenudin, menggelar sosialisasi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 3 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan Anak.
Anggota DPRD Jabar, Muhammad Jaenudin, sosialisasikan Perda Penyelenggaraan Perlindungan Anak. di Kalaparea Sukabumi | Foto : Tim Asistensi M. Jaenudin
Bola22 November 2024, 19:00 WIB

Link Live Streaming Persib Bandung vs Borneo FC: Pangeran Biru Incar 3 Poin!

Persib Bandung vs Borneo FC akan disiarkan secara langsung melalui siaran televisi dan layanan live streaming.
Ilustrasi - Bagi kamu yang ingin menyaksikan pertandingan Liga 1 2023/2024 antara Persib Bandung vs Borneo FC berikut kami sediakan layanan live streamingnya. (Sumber : Instagram/@std.sijalakharupat/Ist)
Sukabumi22 November 2024, 18:44 WIB

Sungai Meluap, Banjir Langganan Terjang Cidolog Sukabumi

Hujan deras dengan intensitas tinggi pada Jumat sore (22/11/2024), memicu aliran Sungai Cidolog meluap, mengakibatkan jalan ruas Cidolog-Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi, terendam banjir.
Jalan Cidolog-Tegalbulued Sukabumi terendam banjir | Foto : Ragil Gilang
Sukabumi22 November 2024, 18:30 WIB

Duku Tumbang Dievakuasi, Kondisi Rumah Warga Nagrak Sukabumi Usai Tertimpa Pohon

Reruntuhan pohon duku yang menimpa rumah milik Santibi di Kampung Pasir Huni RT 06 RW 01, Desa Pawenang, Kecamatan Nagrak akhirnya berhasil dievakuasi, Jumat (22/11/2024)
P2BK bersama tim gabungan mengevakuasi pohon tumbang yang menimpa rumah Santibi di Nagrak Sukabumi, Jumat (22/11/2024) | Sumber foto : P2BK Nagrak