Oleh: Isep Ucu Agustina - Ketua Umum PC PMII Kota Sukabumi
Kita patut berbahagia, Korps Bhayangkara tengah merayakan hari jadinya yang ke-73. Di kota kita tercinta, rangkaian demi rangkaian seremoni turut menyemarakan ingar-bingar kemeriahan HUT Bhayangkara.
Secara kasat mata, kita bisa melihat bagaimana para pelindung dan pengayom kita menunjukan bahwa mereka masih punya daya dan kuasa untuk menegakan hukum dengan sebenar-benarnya. Sampai detik sekarang.
Namun kesampingkan dulu euforia. Kalau kita boleh bersuara, bagaimana kabarnya penegakan hukum di Kota Sukabumi, kota kita tercinta. Jangan lupa, kita masih punya satu catatan merah. Apalagi kalau bukan soal Pasar Pelita. Pasar ikonik penuh konflik yang menjadi wajah Kota Sukabumi sejak lama.
Kita masih ingat bagaimana jatuh bangun sejarah yang mewarnai perjalanan Pasar Pelita dalam pembangunan. Kita ingat bagaimana pedagang kecil jadi korban sampai berujung di meja pengadilan. Kita ingat bagaimana persoalan ini bikin kita heran.
Yang paling baru, atas nama pembangunan, pedagang dipaksa menghuni sebuah tempat bernama Soedirman Market dengan jaminan keramaian. Alih-alih memindahkan pusat keramaian, yang ada tempat baru sepi seperti kuburan.
Apa pemerintahnya hobi gusur-gusuran? Atau karena minim kajian? Maunya asal ada anggaran? Atau bahkan ada permainan? Akankah terungkap kebenaran? Entahlah, jawabannya kapan-kapan.
Kami gelisah, wahai nyonya dan tuan. Kalau bukan kalian, siapa lagi yang bisa kami percaya dalam menegakan keadilan? Dengar kami dan mereka yang punya jeritan. Ketika kami turun ke jalan, percayalah itu bukan sekedar jalan-jalan.
Baik pemerintah, kepolisian dan kejaksaan mestinya masing-masing ambil peran. Bukan peran lawakan atau dagelan, apalagi kemunafikan. Jangan asal-asalan bikin kebijakan. Gunakan kuasa kalian dengan penuh kebijaksanaan.
Kami takkan sungkan untuk selalu mengingatkan. Kau, aku, kalian dan mereka adalah kawan. Sama-sama kita punya kewajiban. Agar Kota Sukabumi yang nyaman bisa kita wujudkan.
Sukabumi, 10 Juli 2019