Oleh: Irwan
Mantan Jurnalis
Awal bulan Maret 2016, Rozak Daud seperti biaasa nongkrong kongkow sambil mengedukasi dan mengadvokasi di saung pergerakkan bareng para petani penggarap lahan bersengketa di daerah Jampang Tengah Kab. Sukabumi.
Nongkrongnya Rozak Daud bareng petani jauh dari kata nongkrong anak muda pencari garis mapan penikmat zona nyaman yang mentasbihkan diri sebagai gen milenial di kafe-kafe beken dengan hingar bingar live music berbagai genre.
Bisa jadi singkong bakar atau segelas kopi hitam berwadah gelas plastik bekas air minum dalam kemasan yang diseruput Rozak Daud saat itu bersama petani yang ia advokasi.
Kebetulan saung pergerakan yang diinisiasi Rozak Daud untuk simbol perlawanan petani tersebut jaraknya hanya selemparan batu dari bibir ujung aspal Jalan Raya Cimerang - Bojonglopang Jampangtengah.
Nah, ketika Rozak Daud tengah asyik bercengkrama dengan para petani. Sebuah mobil dinas milik pejabat melaju dari arah Sukabumi bersamaan dengan lalu lalang kendaraan biasa lainnya yang melintas di jalan itu.
Sekira 20 meter dari posisi saung pergerakan, mobil dinas pejabat itu lewat melintas seperti halnya mobil-mobil lainnya. Akan tetapi, dari jarak sekira 20 meter itu pula mobil dinas itu mundur menghampiri saung pergerakan di mana di situ masih ada Rozak Daud dan petani yang sedang kongkow membahas lahan garapan yang jadi sengketa.
Setelah berhenti dan menepi sedikit ke bahu kanan pinggir jalan, orang didalam mobil dinas itupun membuka jendela lalu menyapa setengah memanggil Rozak Daud. Sontak, Rozak Daud dibuat kaget lantaran orang yang memanggil dirinya didalam mobil itu tidak lain adalah Adjo Sardjono.
Seperti halnya pemimpin dan warga percakapan singkatpun terjadi antara Adjo Sardjono dan Rozak Daud. Selang beberapa menit kemudian, Adjo Sardjono pamit karena akan menghadiri undangan pernikahan di daerah Bantarsari Pabuaran.
"Saya sebelumnya tidak pernah kontak-kontak apalagi janjian dengan Pak Adjo. Tahu-tahu ada mobil berhenti dan memanggil saya hanya sekadar untuk menyapa dan ngobrol biasa", kata Rozak Daud.
Khalayak banyak pasti sudah tahu siapa dan kiprah Rozak Daud. Jejak digital dan pemberitaan di media jadi saksi perjuangan dan daya kritisnya.
Masyarakat umum juga pasti sudah mengenal siapa Adjo Sardjono.
Dari cerita asli yang dipersingkat berdasarkan pengakuan Rozak Daud diatas. Kita semua pahamkan siapa Adjo Sardjono?. Orang yang "segila" segarang Rozak Daud pun dalam mengkritik kebijakan pemerintah tetap ia aku tetap ia hargai dari awal tanpa mengenal tempat dan waktu apalagi jelang pilkada.