Oleh : Ruslan Raya, Mata Sosial
Sukabumi dengan potensi wisata yang mendunia dengan kawasan geoparknya berlabel UNESCO tentu akan menjadi tujuan wisata pada musim liburan tiap tahunnya. Bahkan di hari-hari biasapun ada saja pengunjung yang sengaja datang untuk menikmati panorama kawasan Geopark Cileutuh Palabuhanratu.
Geopark Efek ini sangat berdampak positif sekali pada kehidupan pariwisata khususnya untuk masyarakat warga sukabumi umunya. Dengan menyandang Label Geopark Cileutuh dan berstample UNESCO, tentu hal ini perlu persiapan dan kesiapan yang bukan main untuk mempertahankan dan merawat serta lebih memajukan industri bidang parawisata di sukubumi ini.
Pembenahan dan peningkatan kebersihan seperti permasalahan sampah pun merupakan geopark efek yang harus diperhatikan dengan lebih terstruktur dalam penangananya.Tidak hanya bermodalkan Sumber Daya Alam (SDA) saja untuk untuk mempunyai daya jual, namun sangat di perlukan Sumber Daya Manusia (SDM) juga yang sangat kompeten untuk menerapkan strategi-strategi pemasaran dan tata kelola yang profesional dalam industri parawisata.
Dengan SDA yang melimpah, ruah itu sudah merupakan anugrah dan aset terbesar Sukabaumi ini. Hampir tiap kecamatan dan desa ada destinasi wisata yang secara natural saja layak punya daya jual. Apalagi ditambah dengan sentuhan-sentuhan 'tangan dingin' untuk lebih mempercantik dan indah suasanaya.
Menurut hemat Mata Sosial, jika SDA tiap kecamatan atau desa dan SDM yang sangat kompeten itu diolah dengan profesional dan dibantu dengan regulasi-regulasi pemda akan sangat membantu menciptakan lapangan pekerjaan dan peningkatan PAD tiap desanya. Jika ini berhasil tidak menutup kemungkinan akan tercapai desa yang kuat dan mandiri.
Apalagi tiap tahunnya ada yang disebut dana desa, seharusnya tiap desa sudah sejahtera, baik infrastruktur atau taraf kehidupan warganya minimal permasalahan-permasalahan sosial cepat teratasi, tidak ada lagi kasus-kasus sosial yang sangat ironis semisal gizi buruk, jompo yang tinggal di gubuk dan lainya. Yang jelas ini bukan di jalur Gaza tapi di Sukabumi yang makmur gemah ripah loh jinawi. Kalau peningkatan SDM nya maksimal baik dan edukasi warga sekitar dengan sentuhan sentuhan lembut, saya yakin akan terwujud desa sejahtera dan mandiri dengan adanya branding Kawasan GEOPARK. yang jelas persiapan mental secara keseluruhan harus lebih siap dan meningkat untuk menghadapi dan mengisi serta mengendalikan dalam persoalan kekinian termasuk industri parawisata.
Sukabumi dengan keindahan keindahan alam yang sangat eksotik bisa merefleksi pikiran dan hati dari hiruk pikuk dan penatnya dunia kerja dan perkotaan. Pengunjung pasti akan 'terhipnotis' dengan keindahan wisata Sukabumi sebagai anugrah dan karunia dari Tuhan YME yang wajib kita jaga, pelihara serta kunjungi dan nikmati. Termasuk para pemangku kebijakan di waktu libur harus sering-sering piknik ke geopark agar lebih mengenal situasi dan kebutuhan penunjang sebagai instrumen objek wisata geopark.
Ada beberapa potensi wisata Sukabumi di antaranya, Situ Gunung dengan Jembatannya (suspension bridge), Pantai Ciletuh, Curug Marinjung, Curug Sodong, Curug Ngebul, Puncak Darma, dan tak lupa pantai kawasan Palabuhanratu, Citeupus, Sukawayana, Cisolok, tak lupa Puncak Habibie, dan lainnya. Pada saat libur panjang ini akan memberi dampak positif bagi sosial ekonomi, sosial budaya dan sosial religi.
Sosial Ekonomi
Menurut mata sosial, dampak positif itu bisa dirasakan sebagai Geopark Efek secara umum pada sosial ekonomi, tentu akan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan ekonomi warga Sukabumi dan juga akan menambah pendapatan daerah Sukabumi secara otomatis. Di mana jasa perhotelan atau penginapan, jasa tranportasi, jasa refleksi atau pijat tradisional, serta rumah makan dan peningkatan daya beli yang menguntungkan bagi para pedagang sekitarnya.
Sosial Budaya
Dalam hal budaya ini akan terjadi interaksi sosial melalui pendekatan metode budaya masing-masing antara pengunjung dan pribumi serta pengunjung dan pengunjung secara spontan. Di mana hal ini akan saling tumbuh dan menghargai serta memupuk nilai nilai luhur budaya bangsa kita.
"Arus budaya pontan" ini terjadi di lokasi saat itu juga. Misal dengan pagelaran seni seni budaya lokal yang di pertontonkan di area tempat wisata atau budaya kesuluruhan secara umum yang tercipta dari interaksi sosial yang insidental di lokasi. Karakteristik budaya lokal akan mudah diterima dan diamati serta diminati oleh pengunjung-pengunjung wisatawan. Tentu hal ini menjadi sarana strategis dalam mengenalkan sekaligus mempromosikan budaya dan wisata kabupaten Sukabumi secara langsung melalui interaksi sosial tadi.
Sosial Religi
Dengan terjadinya interaksi sosial ekonomi, sosial budaya otomatis akan menjadi kedekatan emosional secara natural dengan interaksi atau komunikasi yang sehat. Hal ini akan menjadi silaturahmi yang berkepanjangan dan memberi manfaat satu sama lainnya. Hubungan silaturahmi ini tentu akan terus tumbuh dan berkembang sebagai nilai persatuan dan kesatuan serta persaudaran yang kuat sebagai nilai luhur bangsa ini yang didasari nilai-nilai religi yang dianut masing-masing tentunya.
Semoga promosi wisata Sukabumi terus makin meningkat secara signifikan dan memberi manfaat yang berkesinambungan bagi warga Sukabumi dan khusuanya bagi warga warga area destinasi wisata sukabumi. Promosi wisata ini tentu bukan tanggung jawab pemkab saja, tetapi ini tanggung jawab bersama warga Sukabumi untuk mempromosikan, menjaga, serta ikut tanggung jawab dalam keberadaan tempat tempat wisata di daerah masing-masing untuk lebih maksimal dalam mempromosikan dan juga menjaga secara penuh tanggung jawab sebagai aset daerah kabupaten Sukabumi.
Di samping itu pihak pemkab pun harus terus meningkatkan dan mengevaluasi kinerja dinas dan jajaran terkait untuk lebih memberikan konsentrasi keberhasilan progres pariwisata. Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Kinerja Pembangunan Derah. Jangan ber 'pangku tangan' dikarenakan banyaknya warga Sukabumi atau grup-grup media sosial Sukabumi yang gencar memberikan informasi informasi tentang Sukabumi.
Jika dianggap memberi keuntungan dan menjadi peningkatan nama baik maka dinas pun akan tersenyum sumringah. Namun jika kritikan yang sesuai fakta di lapangan dinas-dinas pun sibuk seolah-olah memberikan penjelasan rajin bekerja. Faktanya masyarakat luas sering mendapat informasi-informasi mengenai Sukabumi dari media sosial dibanding situs atau web bahkan grup medsos pemkab Sukabumi.
Sebagai contoh sederhana penangan sampah yang selalu jadi permasalahan rutin ini adalah merupakan geopark efek juga yang harus ditangani serius. Karena kalau permasalahan sampah tidak bisa tertangani bisa jadi menciderai istilah religius mandiri, di mana kebersihan itu sebagian iman dalam aspek religi. Sosialisasi dan edukasi untuk menjaga lingkungan harus lebih besar dampak postivnya dibanding biaya biaya penyululuhan dan rapat-rapat kerja.