Oleh: Heni Andriani
Sepertinya kita bosan membaca ataupun mendengarkan tentang kasus perzinaan, pembunuhan hingga aborsi dikalangan remaja. Hampir setiap detik kita bisa mengetahui hal tersebut di media sosial maupun elektronik. Berulang dan terus berulang seolah tidak ada solusi jitu untuk menghentikannya. Bahkan hal demikian seperti hal yang sudah biasa. Naudzubillahimin dzalik.
Apalagi bagi mereka yang hidup dikota - kota besar dimana pola hidup yang hedonis. Liberalisme sudah kian mendarah daging di kalangan remaja.
Angka aborsi di Indonesia mulai mengkhawatirkan mencapai 2,3jt. 30 persen diantaranya adalah remaja. Pun dengan Sukabumi. Kota yang melekat dengan gelar Kota Santrinya seolah tak ketinggalan dengan kasus maraknya aborsi. Berbagai penemuan bayi tak berdosa sering kita saksikan. Hal ini dipicu dengan banyaknya industri, ditambah pula gencarnya tontonan yang berbau porbografi dan pornoaksi dari gadget ataupun film-film, televisi bahkan game - game online dimana, konten-konten yang disajikan sudah semakin parah. Akibatnya banyak para remaja yang rela melakukan hal-hal tidak senonoh demi sebuah tujuan yang tidak jelas.
Berbagai kasus menimpa dikalangan remaja seolah tak mau berhenti. Solusi-solusi yang diberikan tidak sampai menghentikan hingga ke akarnya, melainkan hanya bersifat tambal sulam. Ketika di telaah akar permasalahannya, inilah akibat dari arus liberalisme dari Barat yang kian gencar dari kota hingga ke pelosok-pelosok daerah semisal Sukabumi. Yang notabene merupakan daerah dengan kabuaten terluas di Jawa Barat.
Namun, hal yang sangat disayangkan kota santri kini berubah menjadi kota industri dengan perubahan kondisi sosial yang mulai butuh penanganan. Salah satunya maraknya aborsi.
Salah satu kasus yang diduga aborsi yaitu adanya penemuan janin bayi sekitar usia 4 bulan di bantaran sungai Ciseupan. Penemuan bayi ini ditemukan oleh anak-anak yang sedang mancing -seperti di kutip dari Sukabumiupdate.com.
Dugaan sementara, bayi tersebut adalah hasil dari perbuatan zina alias di luar nikah.
Liberalisme yang gencar di kalangan anak remaja telah menjadikan mereka kehilangan arah dan tujuan hidup. Mereka tidak pernah mengenal agamanya secara sempurna. Hidup serba boleh, hedonis tanpa mengetahui pergaulan antar lawan jenis hingga terjerumus ke dalam pacaran, LGBT dan penyakit sosial lainnya.
Islam sebagai dien yang sempurna telah memberi solusi agar tidak terjebak ke dalam perzinaan yaitu dengan memahami hukum-hukum pergaulan; diantaranya tidak boleh berkholwat (berduaan) dan bercampur- baur antara laki-laki dan perempuan (ikhtilath). Islam bahkan mengharamkan yang namanya aborsi karena membunuh jiwa yang tidak berdosa.
Apalagi, aborsi yang diakibatkan dari hasil perzinaan, karena takut menanggung malu. Sungguh suatu tindakan jahat.
Di dalam Qs al-An'am :151
"Janganlah kalian membunuh jiwa yang diharamkan oleh Alloh kecuali dengan cara yang haq."
Wallohu a'lam bishowab.