Oleh: Oksa Bachtiar Camsyah
Tidak terasa usia Kesatuan ini telah menginjak angka 21. Memang itu adalah usia yang paling muda bila dibandingkan dengan organisasi pergerakan mahasiswa lainnya. Namun, di usia yang 21 tahun ini segalanya akan sangat dipertaruhkan.
Organisasi ini lahir dengan gairah perlawanan yang telah tersemai di berbagai kampus di Indonesia, maka tepatlah senior kita meramu rentetan sejarah itu dalam sebuah buku dengan judul _Gerakan Perlawanan dari Masjid Kampus_. Judul buku yang berusaha menggabungkan dua variabel, yaitu masjid dan kampus. Representasi religiusitas dan intelektualitas.
Dalam perjalanannya, KAMMI telah sering mengalami gelombang benturan. Benturan yang akan sedikit memaksa gerakan ini untuk melakukan transformasi dalam menghadapi tantangan keummatan dan ke-Indonesia-an yang kian hari kian _unpredictable_.
Maka dalam proses perjalanannya itu, ada yang sedang dipertaruhkan oleh gerakan yang lahir pada momentum reformasi ini. KAMMI akan dihadapkan pada realitas yang begitu kompleks dalam mengelola dan merawat keberagaman dalam lingkup ke-Indonesia-an ini.
Lebih dalam dari itu, KAMMI akan dihadapkan pada situasi pertaruhan kemapanan mempertahankan nilai yang selama ini ditanam dalam setiap diri kader-kader terbaiknya. Kemampuan menjaga dan memperkuat sistem imun gerakan ini sangatlah penting untuk diperhatikan sekarang-sekarang ini. Jangan sampai, kita semua terjebak dalam kenikmatan pergaulan yang justru cenderung mengantarkan kita pada pengeroposan organisasi ini dari dalam.
Jangan pula kita tersandera dalam fase pubertas gerakan yang mungkin akan dialami oleh siapapun. Jangan kita terjebak dalam euforia rupiah yang semakin hari sudah semakin dianggap hal yang biasa dikalangan aktivis mahasiswa. KAMMI harus mulai mengantisipasi hal itu dengan lebih serius.
Dalam proses penyempurnaannya sebagai satu entitas baru dalam gerakan mahasiswa, KAMMI dirancang untuk dapat terus menjadi insdustri pemikiran yang akan mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia ini. Maka, janganlah gerakan ini latah oleh arus gerakan yang lain. Kita bukanlah gerakan reaksioner, kita adalah gerakan yang memiliki konsep yang jelas bagaimana masa depan Indonesia ini akan kita ciptakan.
Maka di usianya yang ke-21 tahun ini, sudah saatnya KAMMI kembali melakukan muhasabah atas dosa-dosa yang selama ini kita lakukan. Sudah saatnya pula kita berkontemplasi tentang kontribusi apa yang telah kita sumbangkan untuk negeri ini. Dan yang tak kalah penting adalah, mari kembali kita evaluasi, sudahkah KAMMI ini hadir di tengah-tengah masyarakat ?
Sukabumi, 29 Maret 2019