Oleh: Heni Andriani
Peristiwa Jum'at berdarah di masjid Al Noor dan Linwood di pusat Kota Christchurch Selandia Baru, 40 orang meregang nyawa pada saat mau persiapan sholat jum'at.
Kejadian tersebut telah menyayat hati kaum muslimin, menyulut amarah para netizen yang menyaksikan siaran langsung pembunuhan para jamaah mesjid dan meninggalkan duka mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan para korban.
Kata yang pantas disematkan pada sang pembunuh adalah "Teroris" karena sudah membuat rasa takut dan trauma kepada yang menyaksikan aksi biadab tersebut.
Diketahui ternyata "Teroris "tersebut berasal dari golongan ekstrem kanan yang khawatir jika kaum muslimin mengganggu eksistensi mereka.Tarrant sang teroris muda mengidap islamophobia akut dan hal ini pula yang melanda kawasan eropa ,asia timur,bahkan asia tengah sendiri. Seperti yang diderita muslim Uighur, Rohingya, Kashmir, Irak, Suriah, Muslim Moro di Mindano mereka mengalami penderitaan, pembunuhan hingga pengusiran. Nyawa mereka begitu mudah dicabut bahkan tanpa ada pembelaan dari siapapun.
Hal yang ironis ketika ribuan nyawa melayang tak sedikitpun ada gerak dari para penguasa negeri - negeri muslim hanya berupa kecaman bahkan terkesan membiarkan hal ini terjadi. Penyematan teroris pun kadang tidak ada hanya dikatakan tindakan kriminal tetapi akan berbeda ketika yang melakukan adalah muslim mereka akan beramai-ramai mengecam bahkan turun ke jalan guna menuangkan rasa empati dan bela sungkawa.
Islam adalah agama satu-satunya yang memberikan penghargaan terhadap nyawa seorang muslim.Bahkan Alloh swt menetapkan pembunuhan satu nyawa sama dengan menghilangkan nyawa seluruh manusia.
Didalam (Qs.Al-Maidah : 32) Alloh berfirman:
"Siapa saja yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu membunuh orang lain atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, seakan-akan dia telah membunuh seluruh manusia".
Alloh swt mengancam orang yang menghilangkan nyawa seseorang dengan ancaman yang keras.
"Siapa saja yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, balasannya adalah Neraka Jahannam. Dia kekal di dalamnya. Alloh murka kepada dia, mengutuk dia dan menyadiakan bagi dia azab yang besar. (TQS An Nisa :93).
Begitu berharganya nyawa seorang manusia di dalam islam sehingga pertumpahan darah yang tidak syar'i disepanjang islam diterapkan tidak ada.Seperti halnya yang dilakukan Sultan al hajib al Mansur (971-1002). Ia dikenal oleh Barat sebagai penguasa Muslim dan jenderal di wilayah Andalusia. Ia pernah mengancam penguasa kerajaan Navarre yang menyekap tiga muslimah di gereja di wilayah mereka. Sultan Al Hajib al Manshur segera mengirim pasukan berjumlah besar untuk mengirim pasukan guna menghukum kerajaan Navarre. Penguasa Navarre ketakutan dan meminta maaf serta melepaskan para muslimah tersebut.
Betapa penguasa muslim saat itu memiliki kewibawaan dan menjadi pelindung bagi rakyat dalam kondisi apapun. Berbanding terbalik dengan kondisi saat ini. Sungguh mengharapkan perlindungan dari para penguasa muslim saat ini sangat mustahil karena mereka lebih tunduk terhadap Barat. Mereka justru saling berjabat tangan dalam rangka membunuh jiwa-jiwa tak berdosa atas nama melawan terorisme.
Dengan demikian sangat sulit mengharapkan penguasa yang melindungi, mengayomi kaum muslimin saat ini di sistem yang bukan dari islam. Oleh karena itu sudah saatnya kita mencampakkan sistem kapitalis sekuler yang telah melahirkan para penguasa yang pembebek Barat dan abai terhadap kondisi kaum muslimin agar peristiwa berdarah di Selandia Baru ini tidak terjadi lagi.
Wallohu 'alam bish ashowab.