Bunuh Diri Harus Dilibas, Islam Solusi Tuntas

Selasa 19 Maret 2019, 07:24 WIB

Oleh : Heni Andriani

Ketika kita mendengar kata bunuh diri yang terbayang dalam benak kita adalah sosok-sosok jiwa yang diliputi dengan keputus asaan, kegalauan dan depresi tingkat tinggi. Berbagai motif yang melatarbelakangi seseorang melakukan bunuh diri seperti masalah ekonomi karena lilitan utang, sosial, rumah tangga, jabatan bahkan masalah percintaan.

Seperti yang terjadi beberapa waktu kebelakang. Telah terjadi bunuh diri karena persoalan ekonomi, menimpa keluarga Pak Jamal di desa Cikembar, Sukabumi. Rabu (20/2/2019) dini hari rumah beserta anak istrinya terbakar. Peristiwa ini viral di media sosial. Penelusuran polisi, hal ini diduga karena persoalan ekonomi keluarga karena dililit utang (Sukabumiupdate.com).

Tak berselang lama, menyusul kasus gantung diri yang dilakukan oleh seorang perempuan muda, di daerah Cikakak, Sukabumi. 

Motif apapun alasannya, bunuh diri adalah persoalan yang harus segera ditangani secara cepat dan solutif.

Sukabumi merupakan wilayah agraris. Namun belakangan ini sudah mulai beralih menjadi kawasan industri, baik yang berhubungan dengan jasa, produksi ataupun pariwisata. Dengan beralihnya menjadi daerah industri, tentunya ada nilai-nilai budaya yang mulai terseret bahkan menggiring dari kota santri menuju kota modern yang dipenuhi dengan pernak- pernik kemodernan. Tengok saja yang tadinya sistem kekerabatan sangat kental beralih menjadi individualis, hedonis, konsumtif, bahkan matrealistis.

Tingkat kesenjangan sosial pun tinggi, jurang pemisah antara si kaya dan si miskin terlihat jelas. Jumlah pengangguran pun tinggi, output pendidikanpun hanya menghasilkan para lulusan yang kurang bersaing dengan tenaga aseng.

Permasalahan hidup di Sukabumi dari hari ke hari makin tidak kondusif, daya beli pun semakin kurang.

Kondisi ini jika terus dibiarkan, korban depresi akan terus berjatuhan. Yang pasti ujung-ujungnya bunuh diri bagi yang putus asa dan tidak punya iman.

Sistem kapitalis sekuler telah mengubah pola fikir sebagian masyarakat sukabumi, tanpa mereka sadari bahwa mereka terjebak dalam kubangan sekulerisme. Sehingga menjadikan seseorang jauh dari nilai-nilai agama dan dijauhkan dari nilai-nilai kekerarabatan ataupun kekeluargaan. Kapitalisme membuang sifat peduli menjadi sifat acuh kepada sesama. Hal inilah yang menyebabkan tingkat bunuh diri jadi semakin tinggi.

Ada tiga persoalan yang menjadikan tingkat bunuh diri tinggi diantaranya:

1. Lemahnya keimanan individu

Iman yang kuat menjadi benteng pertahanan seseorang dalam menghadapi serangan rasa prustasi hingga depresi.

Pemahaman akan konsep rezeki, konsep uqdatul kubro (simpul besar) akan mampu memecahkan persoalan hidup. Sifat qonaah dan sabar menjadi penenang tatkala hidup dilanda kesulitan.

2. Faktor Masyarakat 

Masyarakat yang cuek dan kurang respek terhadap persoalan hidup menambah beban masalah kehidupan. Ketidakpedulian akan seseorang yang dilanda masalah biasanya pemicu tingkat bunuh diri.

Sistem demokrasi telah menjadikan lingkungan yang suka gotong royong menjadi individualistik.Matrealistik jadi ukuran kesuksesan seseorang.

Pola hidup sederhana dan produktif berubah menjadi pola hidup yang mewah dan konsumtif.Suka pamer kekayaan telah menjadikan mati jiwa dan kosong nilai-nilai ruhiyah.

Padahal Rosulullah bersabda "Barang siapa yang bangun pada pagi hari tidak memikirkan urusan kaum muslimin bukanlah golonganku (HR Imam Hakim dalam Alnustadrak no 7889) dan imam As Suyuthi  dalam al jami Al kabir no 4003.

"Tidaklah beriman kepada-Ku ,siapa saja yang tidur kekenyangan sedangkan tetangganya kelaparan ,sementara dia mengetahuinya(HR al-Bazzar). 

3. Peranan Negara

Negara memiliki tanggung jawab besar dalam menyelesaikan persoalan ummat.Negara wajib mengayomi dan mensejahterakan rakyatnya.

Negara sebagai perisai ummat.Ketika ummat sejahtera tentu persoalan bunuh diri tidak ada lagi.Karena negara akan memberikan bimbingan dan perlindungan agar akidah ummat terjaga.

"Seorang imam (pemimpin) adalah bagaikan Penggembala,dan dia akan di mintai pertanggung jawaban atas gembalaannya (rakyat).(HR.Bukhori dan Muslim).

Sungguh mengharapkan ketenangan dan kenyamanan agar tidak depresi dalam menghadapi persoalan hidup saat ini sangatlah sulit. Hanya dalam sistem yang berasal dari Dzat Yang Maha Tinggilah kita akan merasa nyaman, tenang dan dalam suasana ketaatan. Sistem pemerintahan yang dapat menerapkan Islam secara total. Yang sesuai dengan kebutuhan dan fitrah manusia. 

Wallohu a'lam bish showab.

|[email protected]|

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkini
Inspirasi24 November 2024, 16:40 WIB

Youth Economic Summit 2024: Tahun 2025 Butuh Lompatan Ekonomi, Ini Komunike Anak Muda Indonesia

Acara ini diselenggarakan CORE Indonesia berkolaborasi dengan Suara.com, membahas tantangan dan solusi ekonomi Indonesia.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy bersama Pendiri CORE Indonesia Hendri Saparini dan Direktur CORE Indonesia Mohammad Faisal di acara Youth Economic Summit 2024. (Sumber Foto: Suara.com/Alfian Winanto)
Life24 November 2024, 16:00 WIB

Kisah Si Tumang dalam Cerita Legenda Sangkuriang dan Dayang Sumbi

Legenda Si Tumang, anjing yang sebenarnya adalah ayah dari Sangkuriang, adalah bagian penting dari cerita rakyat Sangkuriang di Jawa Barat.
Ilustrasi. Kisah Si Tumang dalam Cerita Legenda Sangkuriang dan Dayang Sumbi (Sumber : Ist)
Nasional24 November 2024, 15:57 WIB

Profil Rohidin Mersyah, Cagub Bengkulu yang Terseret OTT KPK Jelang Hari Tenang

Calon Gubernur Petahana Bengkulu, Rohidin Mersyah, turut diperiksa buntut Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Sabtu (23/11/2024). Saat Pilgub tengah memasuki hari tenang.
Rohidin Mersyah, Salah satu calon gubernur di Pilkada Bengkulu | Foto : Istimewa
Sukabumi24 November 2024, 15:04 WIB

Phalamartha dan Dinsos Salurkan Bantuan untuk Korban Longsor di Nagrak Sukabumi

Kementrian sosial melalui Sentra Phalamartha dan Dinas Sosial Kabupaten Sukabumi menyalurkan bantuan logistik kepada para korban tanah longsor di Nagrak Sukabumi
Sentra Phalamartha dan Dinas Sosial Kabupaten Sukabumi menyalurkan bantuan kepada para korban tanah longsor di Desa Darmareja, Kecamatan Nagrak, pada Sabtu, (23/11/2024)
Inspirasi24 November 2024, 15:00 WIB

Loker QC di Perusahaan Makanan, Syarat Pelamar Minimal Lulusan D3

Info Loker Lulusan D3 di Indofood untuk posisi Quality Control Section Head ini dibuka hingga 19 Januari 2024 mendatang.
Ilustrasi. Karyawan. Loker QC di Perusahaan Makanan, Syarat Pelamar Minimal Lulusan D3. (Sumber : Freepik/@pressfoto)
Nasional24 November 2024, 14:08 WIB

KPK OTT 7 Orang Terkait Pendanaan Pilkada, Ada Cagub Bengkulu

KPK melakukan operasi tangkap tangan (OTT) di Bengkulu pada Sabtu malam, 23 November 2024. OTT tersebut diduga terkait dengan pungutan yang dilakukan terhadap pegawai untuk pendanaan pemilihan kepala daerah (pilkada).
Kantor KPK RI di Jakarta | Foto : Ist
Sukabumi24 November 2024, 13:27 WIB

Korban Ungkap Ciri Pelaku Pembacokan Di Jampangtengah Sukabumi: Kulit Putih Penampilan Keren

Y (47 tahun) korban pembacokan orang tak dikenal merupakan warga Kampung Simpang RT 12/ 04 Desa Bojongjengkol, Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi, melalui keponakannya Rahman (32 tahun) mengungkapkan ciri ciri pelaku
Y (47 tahun) korban pembacokan orang tak dikenal di Jampangtengah Sukabumi | Foto : Istimewa
Jawa Barat24 November 2024, 13:00 WIB

Gema Petani Jabar Kecam Kriminalisasi ke Penggarap di Bantargadung Sukabumi

Gerakan Mahasiswa Petani Jawa Barat (Gema Petani Jabar) mengutuk keras tindakan kriminalisasi yang dilakukan terhadap tiga petani penggarap di Cijambe, Bantargadung, Kabupaten Sukabumi.
Gema Petani Jabar kecam kriminalisasi penggarap PT Bantargadung Kabupaten Sukabumi | Foto : Istimewa
Sehat24 November 2024, 13:00 WIB

Sesak Napas Berkaitan dengan Jantung? Cek Gejala, Penyebab dan Cara Mengatasinya!

Sesak napas adalah gejala umum yang sering terjadi pada penderita gagal jantung.
Ilustrasi. Waspada Masalah Pernapasan Akibat Obesitas, Bisa Mengalami Asma! (Sumber : Freepik/@jcomp)
Sukabumi Memilih24 November 2024, 11:37 WIB

Ribuan TPS Pilkada 2024 di Sukabumi Rawan: Potensi Bencana Alam, Konflik hingga Politik Uang

Menjelang Pilkada Serentak 2024, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Sukabumi telah mengidentifikasi sejumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang berpotensi rawan
Logo Pilkada Kabupaten Sukabumi 2024 | Foto : Istimewa