Efektivitas Dakwah dan Pemegang Kunci Surga

Sabtu 16 Februari 2019, 02:31 WIB

Oleh: Didim Dimyati (Anggota Research and Literacy Institute).

Pengetahuan tentang keagamaan tentunya sangat penting. Yaitu untuk mengetahui benar atau tidaknya dalam menjalankan Agama yang dianut, tentang hukum, cara menjalani hidup dst, paling utama adalah kita sampai pada-Nya (wushul). Tentunya ini penting bagi agama manapun. Pengetahuan tentang ke agamaan pada hari ini bisa didapat melalui jalur sekolah, informasi dari bacaan, tontotonan atau pengajian yang disampaikan oleh Ustadz-ustadz dst.

Dakwah yang selama ini kita lihat dan dengar merupakan bentuk penyampaian informasi keagamaan yang kita terima, hari ini pengetahuan tentang keagamaan begitu mudah, ditunjang dengan teknologi yang makin canggih. Seperti para jamaah tidak lagi harus datang kepengajian kalau ada halangan cukup mendengarkan dirumah saja melalui youtube atau live streaming yang disajikan, dan hal-hal yang dibuat begitu mudah bagi masyarakat.

Ada hal yang unik ketika saya ngobrol dengan beberapa masyarakat yang beragama Islam, meskipun hal ini tidak bisa dijadikan sebagai hasil mutlak dari sebuah penelitian tetapi paling tidak bisa menggambarkan, berefek apa tidaknya dakwah hari ini. Wawancara dilakukan pada masyarakat menengah kebawah dari sisi ekonomi dan pendidikan (lihat Ukuran ekonomi atau pendidikan).

Umumnya masyarakat ternyata, ketika ditanya "soal tujuan hidup", menganggap hidupnya untuk bekerja.

Fungsi kerja itu umumnya mereka rumuskan sebagai mencari nafkah. Mencari nafkah, sedikit banyak, dikaitkan dengan pertimbangan antar generasional, untuk kepentingan anak cucu, dan memaknai hidupnya dengan bekerja sampai menunggu mati.

Kecil sekali orang yang menjawab bahwa hidup ini untuk beramal dan mengabdi. Cukup mengejutkan. Bukankah itu berarti kecilnya peranan agama dalam kehidupan?

Kenyataan itu juga wajar, kalau ditafsirkan dari sudut lain perhatian warga masyarakat masih terpusat pada upaya bertahan sekadar hidup.

Harus dimaklumi masih banyak yang berada pada tahap hidup di bawah garis kemiskinan entah itu ekonomi atau pendidikan. Dalam pengamatan lahiriah tampak muncul kebutuhan kepada ritus keagamaan dalam skala massif, seperti terbukti dari digemborkannya "back to mosque".

Tetapi lalu muncul pertanyaan, Apakah 'kebangkitan Islam' yang seperti itu sebenarnya bukan pelarian dari derita hidup atau bisa disebut untuk melupakan persoalan nyata dengan mencari pelepasan spiritual? Masih harus diteliti kembali korelasi antara banyaknya orang ke masjid, dan kesadaran beragama yang memiliki kedalaman Iman serta keterlibatan yang lebih bermakna.

Bukti paling nyata dari sikap memisahkan agama dari hidup, seperti terbukti dari hasil penelitian yang kita bicarakan di sini, adalah tidak bertautnya sama sekali antara moralitas kemasyarakatan kita dan ajaran Agama. Agama mengajarkan kesetiakawanan.

Namun pada nyatanya sebaliknya, masyarakat kita justru terungkap, menunjukan lajunya proses individualisasi, rumah-rumah kian padat namun tak kenal satu sama lain, gotong royong sudah hilang, perbedaan pandangan menyoal Agama semakin kuat akibatnya klaim kebenaran masing-masing juga belum terbuka menghargai pendapat lain. Selanjutnya Kesenjangan semakin besar antara si kaya dan si miskin adalah bukti paling kongkret yang bisa kita lihat dan rasakan hari ini.

Juga masih ditemukan para pendakwah yang belum bisa membaca keadaan kaum yang akan disampaikan pesannya, bahasa yang kurang difahami dan belum bisa disederhanakan merupakan faktor penghambat juga. karena harusnya berbicara kepada jamaah sesuai dengan kemampuan akal mereka. Sebuah pesan yang kedalaman isinya tidak pernah dicoba mengerti secara tuntas oleh para juru dakwah.

Bukankah diktum Nabi itu justru mangharuskan kita meneliti pelapisan masyarakat tempat mereka hidup, untuk memungkinkan penyampaian pesan keagamaan secara tuntas? Bukan dalam bentuk luarnya seperti gaya pidato yang penuh lelucon, yang mampu menyajikan hiburan bagi para jamaahnya. Tetapi dalam bentuknya yang hakiki, membicarakan persoalan kongkret yang sedang dihadapi.

Sekarang terasa kuat sekali, dakwah masih berwatak penciptaan solidaritas di permukaan. Sekadar melecut manusia agar berakhlak pribadi yang terpuji, mengikuti kerangka ritus yang ditetapkan faham masing-masing, dan menjanjikan hadiah surga atau siksa neraka. Ditambah acara-acara seremoni,dakwah dengan cara menakuti ini yang paling banyak ditemukan dan belum efektif pula.

Hasil penelitian melalui pengamatan di atas, tentang sedikitnya warga masyarakat yang menyatakan hidup bertujuan amal dan Ibadah merupakan bentuk dari belum berhasilnya dakwah konvensional atau modern hari ini.

Artinya perlu adanya perbaikan, agar dakwah tidak hanya sekedar gugur kewajiban untuk saling mengingatkan saja lalu tidak dimaknai, atau menjadi bisnis yang menjual kunci Surga dan Neraka, atau guyonan yang tidak ada pesan yang disampaikan, selain ketawa-ketiwi.

Salam literasi

|[email protected]|didim dimyati

 

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkini
Sukabumi17 Januari 2025, 02:02 WIB

Ojang Apandi: Aspirasi Susukecir Terus Bergulir

Aktivis Susukecir, Ojang Apandi, menyatakan bahwa aspirasi masyarakat dari beberapa kecamatan di Kabupaten Sukabumi yang menginginkan untuk bergabung dengan Kota Sukabumi masih terus bergulir
Pertemuan tokoh Susukecir dengan Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi, Selasa (14/1/2025) di Pendopo Sukabumi | Foto : mediasukabumipos.com
Sukabumi17 Januari 2025, 00:00 WIB

Berkinerja Sangat Baik, Prestasi Dinas Pertanian Sukabumi di SAKIP 2023

Distan Kabupaten Sukabumi meriah penghargaan bergengsi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) tahun 2023
Kepala Dinas Pertanian Sukabumi, Sri Hastuty Harahap saat menerima penghargaan prestasi di SAKIP 2025 | Foto : Ilyas Supendi
Sukabumi16 Januari 2025, 22:17 WIB

Tak Ada Luka, Polisi Duga Mayat Telanjang di Ujunggenteng Sukabumi Tewas Karena Sakit

Polisi tak temukan luka bekas penganiayaan, mayat telanjang diduga ODGJ itu kemudian dimakamkan di TPU Desa Ujunggenteng Sukabumi.
Proses evakuasi mayat diduga ODGJ yang ditemukan di dalam rumah kosong di Ujunggenteng Sukabumi. (Sumber Foto: Polsek Ciracap)
Sukabumi16 Januari 2025, 22:06 WIB

Bupati Sukabumi Serahkan Ribuan Sertifikat Redistribusi Tanah Ke Petani Penggarap Di Pajampangan

Bupati Sukabumi Marwan Hamami yang juga menjabat sebagai Ketua Gugus Tugas Reforma Agraria, menyerahkan secara simbolis sertifikat redistribusi tanah kepada perwakilan petani penggarap dari beberapa desa di Kabupaten Sukabumi.
Bupati Sukabumi Marwan Hamami menyerahkan sertifikat elektronik kepada perwakilan petani di Ciemas, Kamis (16/1/2025) | Foto : Ragil Gilang
Nasional16 Januari 2025, 21:04 WIB

Wartawan Jadi Korban Kekerasan Saat Liputan Dapur Makan Bergizi Gratis Di Lombok Timur

Wartawan Selaparang TV yang juga anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Lombok Timur ini, mengalami intimidasi dan perampasan kamera secara paksa saat melakukan peliputan di Dapur Mitra Makanan Bergizi
Ilusrtasi wartawan saat liputan dapur makan bergizi gratis di Lombok Timur | Foto : Pixabay
Sukabumi16 Januari 2025, 20:53 WIB

Personel Satpol PP Sukabumi Amankan Aksi Damai Guru Honorer R3 di Kantor Setda

Penempatan personel Satpol PP Kabupaten Sukabumi dilakukan untuk memastikan aksi damai ratusan Guru Honorer R3 berlangsung kondusif.
Personel Satpol PP Kabupaten Sukabumi berjaga di gerbang Kantor Setda untuk menjaga keamanan dan mencegah massa aksi Guru Honorer R3 yang berusaha masuk. (Sumber : SU/Ilyas)
Keuangan16 Januari 2025, 20:50 WIB

Berapa Besaran Gaji PPPK Paruh Waktu 2025? Ini Rinciannya Lengkap!

Gaji PPPK Paruh Waktu 2025 diatur oleh Kemenpan RB berdasarkan keputusan No. 16 Tahun 2025.
Gaji PPPK Paruh Waktu 2025 diatur oleh Kemenpan RB berdasarkan keputusan No. 16 Tahun 2025. (Sumber : menpan.go.id).
Sukabumi16 Januari 2025, 20:34 WIB

DWP Dinas PU Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Kalibunder Sukabumi

Kegiatan ini merupakan bagian dari program rutin DWP Dinas PU Kabupaten Sukabumi yang dilakukan setiap bulan di berbagai wilayah kerja UPTD PU.
DWP Dinas PU Kabupaten Sukabumi menyalurkan bantuan bagi korban bencana alam di Kecamatan Kalibunder, Kamis (16/1/2025). (Sumber Foto: Istimewa)
DPRD Kab. Sukabumi16 Januari 2025, 20:11 WIB

Beri Dukungan Moril, Dewan Elis Takziah ke Rumah Duka Korban Penyiraman Air Keras di Sukabumi

Sebagai wujud kepeduliannya, Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Sukabumi Elis Ernawati juga memberikan santunan kepada keluarga korban.
Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Sukabumi dari Fraksi PDIP, Elis Ernawati, takziah ke rumah duka korban penyiraman air keras di Nagrak. (Sumber : Dok. Pribadi)
Sukabumi16 Januari 2025, 20:01 WIB

Ratusan Guru Honorer R3 Sukabumi Datangi Kantor Setda, Ini Tuntutannya

Ratusan guru honorer kategori R3 atau yang telah terdata dalam database Badan Kepegawaian Negara (BKN) perwakilan dari 47 kecamatan mendatangi Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Sukabumi di Jalan Siliwangi
Ratusan guru honorer R3 Kabupaten Sukabumi mendatangi Kantor Bupati meminta kejelasan nasib mereka dalam pengangkatan PPPK | Foto : Ilyas Supendi