Argumen Tak Tepat Tentang si Jalur Cepat

Rabu 13 Februari 2019, 06:17 WIB

Oleh: Heni Andriani (Anggota Akademi Menulis Kreatif)

Menjelang pilpres serentak suasana terasa semakin memanas, berbagai upaya meraih suara dari rakyat terus dilakukan. Dari mulai turun ke sawah, mengunjungi pesantren - pesantren, UKM-UKM hingga yang tidak terlewati, adalah blusukan ke pasar-pasar tradisional.

Tentu hal ini bukan sesuatu hal yang asing, karena sejatinya bagi para calon dua pemimpin negara ini merupakan agenda rutin kertika menjelang Pemilu. Berbagai kegiatan ini bukan tanpa maksud dan tujuan. Kegiatan ini merupakan salah satu cara dalam mendulang suara dan simpati, bahkan ada yang mengatakan sebagai pencitraan.

Apapun untuk meraih simpati rakyat akan jor-joran dilakukan tanpa mempedulikan apakah sesuai dengan norma yang ada ataupun agama. Saling lempar tudingan satu sama lain bukan merupakan hal yang asing.

Sebagai contoh tentang pernyataan kontroversial walikota Semarang tentang pembangunan infrastruktur jalan tol yang dinilai diskriminatif. Namun harga tarif masuk jalan tol yang terus melangit. Seperti yang dilansir dari sebuah media On Line: "Pengusaha logistik membenarkan alasan para supir yang truk mengalihkan lajunya kembali ke jalur Pantura daripada tol Trans jawa karena tarif yang mahal tarif tol dinilai terlalu tinggi bagi para pengemudi truk."

Bahkan Hendrar Pribadi selaku walikota Semarang mengeluarkan pernyataan yang kontroversial dimana disebutkan dalam pernyataannya Hendrar soal jalan tol ini disampaikan saat gladi resik silaturahmi Jokowi dengan paguyuban pengusaha Jawa Tengah. Ia mengatakan masyarakat yang yang tidak mendukung Jokowi di Pilpres 2019 tidak boleh menggunakan jalan tol. Hal ini karena hasil kerja keras Jokowi 4 tahun selama memimpin. Sebab itu, Hendrar meminta masyarakat yang tidak mendukung tidak perlu menggunakan jalan tol.

Pernyataan ini sangat tidak etis karena terkesan melampaui batas kewenangannya dengan melarang lewat jalan tol ketika berbeda pilihan di Pilpres 2019.

Infrastruktur jalan tol yang menjadi jargon justru menimbulkan persoalan baru di tengah masyarakat. Tertutupnya warung makanan yang menawarkan kepada para supir truk yang gulung tikar dalam mengais rezeki.

Rezim saat ini yang mengadopsi sistem sekuler kapitalis yang jauh dari mensejahterakan rakyat berbagai infrastruktur dibangun justru hanya menguntungkan bagi kalangan tertentu saja bukan untuk seluruh masyarakat. Karakter sistem neoliberalis yakni tidak tulus dalam berkarya, kasih sayang dan empati ke masyarakat sangat kurang adalah karakter yang paling menonjol.

Berbeda dengan sistem islam berbagai pembanguna infrastruktur di berikan secara tulus dan merata ke seluruh masyarakat. Bukan hanya di wilayah kota saja seharusnya tetapi daerah terpencil terkena imbas kesejahteraan. Seperti tindakan Khalifah umar bin Khattab "seandainya seekor keledai terperosok di kota Baghdad karena jalan yang rusak, aku sangat khawatir karena pasti akan ditanya oleh Allah Swt, "Mengapa kamu tidak meratakan jalan untuknya?".

Sungguh pernyataan yang didasari takut kepada Alloh sehingga ketika memimpin akan bersungguh - sungguh tidak seperti rezim saat ini infrastruktur hanya dipakai untuk alat kampanye bukan sebagai kewajiban dalam mensejahterakan rakyat.

|[email protected]|

 

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkini
Sukabumi17 Januari 2025, 02:02 WIB

Ojang Apandi: Aspirasi Susukecir Terus Bergulir

Aktivis Susukecir, Ojang Apandi, menyatakan bahwa aspirasi masyarakat dari beberapa kecamatan di Kabupaten Sukabumi yang menginginkan untuk bergabung dengan Kota Sukabumi masih terus bergulir
Pertemuan tokoh Susukecir dengan Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi, Selasa (14/1/2025) di Pendopo Sukabumi | Foto : mediasukabumipos.com
Sukabumi17 Januari 2025, 00:00 WIB

Berkinerja Sangat Baik, Prestasi Dinas Pertanian Sukabumi di SAKIP 2023

Distan Kabupaten Sukabumi meriah penghargaan bergengsi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) tahun 2023
Kepala Dinas Pertanian Sukabumi, Sri Hastuty Harahap saat menerima penghargaan prestasi di SAKIP 2025 | Foto : Ilyas Supendi
Sukabumi16 Januari 2025, 22:17 WIB

Tak Ada Luka, Polisi Duga Mayat Telanjang di Ujunggenteng Sukabumi Tewas Karena Sakit

Polisi tak temukan luka bekas penganiayaan, mayat telanjang diduga ODGJ itu kemudian dimakamkan di TPU Desa Ujunggenteng Sukabumi.
Proses evakuasi mayat diduga ODGJ yang ditemukan di dalam rumah kosong di Ujunggenteng Sukabumi. (Sumber Foto: Polsek Ciracap)
Sukabumi16 Januari 2025, 22:06 WIB

Bupati Sukabumi Serahkan Ribuan Sertifikat Redistribusi Tanah Ke Petani Penggarap Di Pajampangan

Bupati Sukabumi Marwan Hamami yang juga menjabat sebagai Ketua Gugus Tugas Reforma Agraria, menyerahkan secara simbolis sertifikat redistribusi tanah kepada perwakilan petani penggarap dari beberapa desa di Kabupaten Sukabumi.
Bupati Sukabumi Marwan Hamami menyerahkan sertifikat elektronik kepada perwakilan petani di Ciemas, Kamis (16/1/2025) | Foto : Ragil Gilang
Nasional16 Januari 2025, 21:04 WIB

Wartawan Jadi Korban Kekerasan Saat Liputan Dapur Makan Bergizi Gratis Di Lombok Timur

Wartawan Selaparang TV yang juga anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Lombok Timur ini, mengalami intimidasi dan perampasan kamera secara paksa saat melakukan peliputan di Dapur Mitra Makanan Bergizi
Ilusrtasi wartawan saat liputan dapur makan bergizi gratis di Lombok Timur | Foto : Pixabay
Sukabumi16 Januari 2025, 20:53 WIB

Personel Satpol PP Sukabumi Amankan Aksi Damai Guru Honorer R3 di Kantor Setda

Penempatan personel Satpol PP Kabupaten Sukabumi dilakukan untuk memastikan aksi damai ratusan Guru Honorer R3 berlangsung kondusif.
Personel Satpol PP Kabupaten Sukabumi berjaga di gerbang Kantor Setda untuk menjaga keamanan dan mencegah massa aksi Guru Honorer R3 yang berusaha masuk. (Sumber : SU/Ilyas)
Keuangan16 Januari 2025, 20:50 WIB

Berapa Besaran Gaji PPPK Paruh Waktu 2025? Ini Rinciannya Lengkap!

Gaji PPPK Paruh Waktu 2025 diatur oleh Kemenpan RB berdasarkan keputusan No. 16 Tahun 2025.
Gaji PPPK Paruh Waktu 2025 diatur oleh Kemenpan RB berdasarkan keputusan No. 16 Tahun 2025. (Sumber : menpan.go.id).
Sukabumi16 Januari 2025, 20:34 WIB

DWP Dinas PU Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Kalibunder Sukabumi

Kegiatan ini merupakan bagian dari program rutin DWP Dinas PU Kabupaten Sukabumi yang dilakukan setiap bulan di berbagai wilayah kerja UPTD PU.
DWP Dinas PU Kabupaten Sukabumi menyalurkan bantuan bagi korban bencana alam di Kecamatan Kalibunder, Kamis (16/1/2025). (Sumber Foto: Istimewa)
DPRD Kab. Sukabumi16 Januari 2025, 20:11 WIB

Beri Dukungan Moril, Dewan Elis Takziah ke Rumah Duka Korban Penyiraman Air Keras di Sukabumi

Sebagai wujud kepeduliannya, Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Sukabumi Elis Ernawati juga memberikan santunan kepada keluarga korban.
Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Sukabumi dari Fraksi PDIP, Elis Ernawati, takziah ke rumah duka korban penyiraman air keras di Nagrak. (Sumber : Dok. Pribadi)
Sukabumi16 Januari 2025, 20:01 WIB

Ratusan Guru Honorer R3 Sukabumi Datangi Kantor Setda, Ini Tuntutannya

Ratusan guru honorer kategori R3 atau yang telah terdata dalam database Badan Kepegawaian Negara (BKN) perwakilan dari 47 kecamatan mendatangi Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Sukabumi di Jalan Siliwangi
Ratusan guru honorer R3 Kabupaten Sukabumi mendatangi Kantor Bupati meminta kejelasan nasib mereka dalam pengangkatan PPPK | Foto : Ilyas Supendi