Oleh M Tahsin Roy.
Ketua Penggiat Literasi Publik Kabupaten Sukabumi.
Dengan semakin banyaknya orang yang menggunakan smartphone, maka akses komunikasi antar individu pun sudah tidak bersekat lagi. Ruang pertemuuan fisik beralih keruang pertemuan digital, bahkan saat ini sudah menjadi kewajaran jika seseorang memiliki lebih dari 1 (Satu) group diaplikasi WA, ataupun Telegram mereka.
Pun demikian dengan sosok Pemimpin di era milenial, mereka dianggap perlu bahkan wajib hukumnya mendigitalisasi diri mereka sendiri. Sebisa mungkin memanfaatkan ruang publik tersebut sebagai sarana untuk bisa menghadirkan proses kerja yang lebih efisien dan efektif terutama dalam menampung aspirasi masyarakatnya disuatu daerah yang Ia pimpin.
Di Kabupaten Sukabumi misalnya, sebagian pemilihnya adalah pengguna media sosial. Artinya seperempat dari pemilih tersebut aktif di media sosial. Karenanya seorang pemimpin dianggap perlu aktif di Media sosial terutama Facebook. Meski sang pemimpin tersebut tidak mengoperasikan sendiri akun media sosialnya, paling tidak bisa memberikan sentuhan secara langsung kepada masyaraktnya.
Kemudian yang kedua, bahwa memang tidak bisa kita apungkiri juga “Ada pemimpin yang kerjanya nyata, namun aktif di media sosial. Sebaliknya yang aktif di media sosial, tapi kerjanya biasa-biasa saja†Kendati begitu masih bisa dikategorikan pilihan, yang jadi soal kita hari-hari ini adalah Pemimpin yang tidak aktif kedua-duanya. Saya tidak ingin mengatakan pemimpin tersebut buta medsos, hanya saja dia tidak melek
Diabad 21 milenium ketiga seperti sekarang ini, kematangan Pemimpin perlu diuji Bung, terutama cara Ia merespon perkembangan demokrasi ala milenial kita sekarang ini, dinamikanya harus dijawab dengan fresh idea dan visi-misi yang progresif. Selanjutnya violet ruls sesekali juga diperlukan dalam rangka improvisasi untuk melakukan sesuatu yang berbeda dari yang sebelumnya. Jika tidak, maka Pemimpin tersebut akan dihukum atas dasar hukum publik moderen,Ia akan dianggap tidak adaptif sekaligus katro yang berkepanjangan. Terimakasih.