Oleh: Ayep Zaki
Jadi begini, jika kita mau kembali ke era Orde Baru (orba), itu berarti ceritanya mundur ke belakang. Dan itu salah besar. Sejarah itu tidak pernah mundur, jika kembali ke era Orba itu kemuduran dan kehancuran. Jika kita bicara kedaulatan pangan atau swasembada pangan di Orba, mana faktanya?
Pendukung Orba boleh cerita segala macem keadaulatan pangan dan lain sebagainya, tapi faktanya mana, alat bukti yang mengatakan era Orba swasembada pangan mana? Itu sekadar cerita saja.
Jika kita lihat, apa yang dilakukan Pak Jokowi untuk menuju ke kedaulatan pangan itu sudah jelas dan itu fakta. Pak Jokowi punya tim yang siap untuk menjawab program kedaulatan pangan itu, dan saya siap menjawab siapa saja termasuk dari pendukung Orba jika ditanya mengenai program kedaulatan pangan.
Fakta sementara hari ini, yang pertama, Pak Jokowi telah membenahi infrastruktur; dan kedua, sumber daya manusia (SDM) nya nanti ditingkatkan. Pak Jokowi punya tim yang belum dimunculkan ke permukaan, tim yang siap membangun kedaulatan pangan dalam tempo waktu 3 sampai 5 tahun.
Fakta-fakta di lapangan telah menunjukkan itu. Sebagai contoh di Kabupaten Buruh, Maluku dan sejumlah titik di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat sudah ada pembangunan kedaulatan pangan itu. Di Solok, Sumatera Barat, sudah dalam tahapan uji coba dan pelaksanaan kedaulatan pangan ini.
Ayep Zaki, Ketua Umum Forum Komunikasi Doa Bangsa (FKDB). |Sumber Foto: Istimewa.
Kedaulatan pangan ini ditunjukan dengan meningkatnya produksi dari hasil pertanian itu sendiri, ini merupakan tahap pertama nih. Tahap kedua itu, nanti menyangkut masalah regulasi, hasil panen dan lain sebagainya.
Nah dalam tahapan pertama ini, bagaimana tanaman ini di atas tanah satu hektar menghasilkan produksi yang melimpah. Contoh, kita tidak bisa bicara kedaulatan pangan, jika satu hektar hanya menghasilkan 5 ton gabah saja. Jika kita mau bicara soal kedaulatan pangan, per hektar ini harus meningkat.
Standard kita minimal dengan bibit yang ada varietas yang ada, per hektar minimal 7 ton. Nah sekarang kan varitas yang ada, kita baru bisa menghasilkan 5 ton gabah. Itu harus ditingkatkan menjadi 7 ton dengan varitas yang ada. Tapi apa bila ada varietas yang baik, produksi gabah kita bisa sampai 14 ton.
Dan yang saya bicara kan ini adalah bukti. Jika kita berhasil dalam padi, kita akan berhasil juga pada jenis tanaman pangan yang lainnya, karena secara prinsip sama perlakuannya. Produksi jagung, produksi kopi, produksi coklat dan sayuran yang lain akan naik. Karena itu semua adalah mata rantai, satu kesatuan yang sama.
Kembali lagi saya tegaskan, mundur ke zaman Orba, itu tidak bisa bisa. Dalam sejarah dunia, tidak ada pernah yang namanya mundur, melainkan maju terus. Jika Indonesia kembali atau mundur ke zaman Orba, itu sama dengan bunuh diri
Email : [email protected]