Oleh: Kang Warsa
Anggota PGRI Kota Sukabumi
Gotham sebuah kota fiktif begitu identik dengan intrik, kekerasan, dan manipulasi kasus. Meskipun kota ini hadir dalam dunia fiktif, -karena sebenarnya fiktif merupakan perwakilan dari peristiwa yang bisa saja terjadi- peristiwa yang menyertai kisah-kisah di Gotham dapat merujuk kepada kejadian yang sebenarnya di kota mana saja yang ada di dunia. Sebagai sebuah kota fiktif, tidak berlebihan jika latar kota ini diwarnai oleh kegelapan. Dalam film Batman dan film serial Gotham, kota ini sering ditampilkan berasap, gelap, dan berkabut.
Watak-watak tokoh Kota Gotham juga seolah mewakili citra diri manusia-manusia modern yang sering terlihat menunjukkan kejahatan berbalut kebaikan. Hipokrisi dan sikap akal-akalan. Seorang Oswald Cobblepot memiliki kondisi fisik cara berjalan terpincang-pincang, pemurung, cenderung anti sosial, pernah mengatakan kepada pers Kota Gotham: "You know, Augustus Caesar once presided over the longest period of peace and prosperity the world has ever known. It was called the Pax Romana. Perhaps, one day this will be known as the Pax Penguina." (Seperti yang kalian ketahui, Kaisar Augustus merupakan kaisar yang paling lama membawa Rowami dalam kejayaan dan kemakmuran, untuk itulah dia dijuluki Pax Romana, suatu hari julukan ini akan dikenal dengan Pax Pengunia). Oswald dijuluki oleh Fish Mooney sebagai Penguin.
Dalam kehidupan modern, watak seorang Penguin: pemurung sekaligus disertai kejam merupakan watak diri kita. Kemashuran dan ketenaran atau popuaritas dalam hidup merupakan cita-cita ideal diri kita. Sikap adaptif seorang Penguin, manusia anti sosial yang aktif mengurung diri dalam kegelapan, memilih berasyik ria dalam dunianya sendiri telah memengaruhi seorang Oswald Cobblepot kemashuran diri dapat diraih dengan memperbanyak hidup berpura-pura. Kongkalikong dirinya dengan para politisi,polisi, dan dua kelompok besar mafia di Gotham: Carmine Falcone dan Don Maroni merupakan modal besar agar dirinya dapat tetap eksis di Gotham. Dia sama sekali tidak mengindahkan ucapan James Gordon: Jangan sekali-kali lagi kamu kembali ke Gotham!
Dalam film Batman, Oswald Cobblepot telah berhasil membentuk kelompok bawah tanah (klandestin). Dia berhasil membangun dunia bawah tanah, dipenuhi oleh lorong-lorong sempit, tempat para manusia anti sosial berkumpul, berpesta pora, dan pada waktu-waktu tertentu, gerombolan klandestin ini disemangati oleh Penguin untuk melakukan kekacaun di dunia atas secara terus-menerus. Oswald meyakinkan kepada para pengikutnya: dunia klandestin yang dibangun olehnya merupakan dunia surgawi bagi para manusia yang terbuang dan tersisihkan dari kemapanan kehidupan di dunia atas.
Cerita di Gotham diawali dengan kasus besar, pembunuhan seorang pengusaha besar dari Wayne Enterprise oleh perampok jalanan. Tetapi dari sudut pandang apa saja, perampok jalanan ini merupakan pesuruh dari -bisa jadi- Falcone atau Maroni, kedua orang ini ingin menguasai Gotham dan Arkham baik secara finansial atau regulasi dan kebijakan. Dua mafia besar ini tidak hanya melalui cara keji dalam menyingkirkan pesaingnya, mereka pun telah berhasil menguasai lembaga-lembaga penting di Gotham, parlemen, pengadilan, kejaksaan, hingga kepolisian mereka kuasai. Yang paling mengherankan adalah mereka tetap membiarkan beberapa polisi baik seperti James Gordon tetap hidup, bagi mereka keberadaan polisi baik tersebut bukan berarti agar kejahatan dapat ditumpas melainkan agar Gotham tetap memiliki seribu kisah yang diskenariokan oleh mereka sendiri.
Dari rahim Gotham, implikasi pembunuhan terhadap Thomas Wayne telah melahirkan seorang penakut menjadi pemberani, Bruce Wayne, di kemudian hari dikenal dengan Batman, manusia kelelawar. Jenis manusia seperti inilah yang tidak pernah menolerir jenis kejahatan apapun. Wayne telah menjelma menjadi seorang algojo jalanan, kejahatan harus ditumpas bukan lagi melalui pranata keadilan, sebab hukum selalu tampak buta, keadilan harus ditegakkan oleh hati yang dapat melihat apa saja meskipun orang itu buta.