Di banyak komunitas, para ahli parenting diharapkan menjadi contoh dalam mengajarkan cara yang sehat dan positif dalam mendidik anak-anak. Namun, terkadang kenyataan menunjukkan hal yang berbeda.
Kasus terbaru mengungkapkan sebuah ironi mengejutkan, seorang wanita yang dikenal sebagai pembicara dan pendukung anti-kekerasan pada anak, ternyata terlibat dalam kekerasan fisik terhadap balita di daycare tempatnya bekerja.
Peran dan Tanggung Jawab Seorang Ahli Parenting
Sebagai seorang ahli parenting, tanggung jawab utama adalah memberikan contoh yang baik serta mendidik orang tua dan masyarakat mengenai cara terbaik untuk mendidik anak tanpa kekerasan.
Biasanya, para ahli ini menggunakan pengetahuan mereka untuk mempromosikan teknik-teknik disiplin yang positif dan mendukung perkembangan emosional anak. Namun, kasus seperti ini menunjukkan bahwa pengetahuan dan keterampilan profesional tidak selalu sejalan dengan perilaku pribadi.
Baca Juga: Hari Gizi Nasional Jadi Momentum Pengingat Parenting Anak, Ini Kata Pakar Nutrisi
Ironi dan Konflik Internal
Pertanyaannya adalah mengapa seseorang yang begitu fasih dalam mendiskusikan bahaya kekerasan pada anak, malah terjerumus dalam tindakan tersebut? Beberapa faktor mungkin berkontribusi pada fenomena ini:
1. Tekanan Psikologis dan Emosional: Profesional di bidang parenting mungkin mengalami tekanan emosional dan stres yang intens. Tekanan tersebut dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengelola emosi dengan cara yang sehat.
2. Perbedaan antara Pengetahuan dan Praktek: Memahami teori dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari adalah hal yang berbeda. Seseorang mungkin memiliki pengetahuan yang mendalam namun kesulitan dalam menerapkan prinsip-prinsip tersebut secara konsisten dalam praktek.
3. Faktor Lingkungan: Lingkungan kerja yang menuntut dan kurangnya dukungan dapat mengarah pada perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran mereka. Dalam kasus daycare, stres dari pekerjaan atau kurangnya pelatihan yang tepat dapat menjadi faktor penyebab.
Refleksi dan Tindakan Selanjutnya
Kasus ini menekankan pentingnya tidak hanya mengandalkan pengetahuan teoretis tetapi juga menjaga kesejahteraan mental dan emosional dalam praktek sehari-hari.
Penting bagi semua profesional, terutama mereka yang bekerja dengan anak-anak, untuk mendapatkan dukungan yang diperlukan agar bisa menjalankan peran mereka secara efektif tanpa mengorbankan integritas mereka.
Akhirnya, kasus seperti ini seharusnya menjadi pengingat bagi kita semua bahwa penilaian terhadap seseorang tidak hanya berdasarkan apa yang mereka katakan, tetapi juga pada tindakan mereka.
Masyarakat perlu tetap waspada dan memastikan bahwa orang yang bekerja dengan anak-anak benar-benar mampu menjalankan prinsip-prinsip yang mereka ajarkan.
Penulis: Hamidah, M,Pd, / Praktisi Pendidikan