Absurditas Saksi Mata dan Saksi Mati dalam Kasus Vina Cirebon

Selasa 30 Juli 2024, 18:32 WIB
Ilustrasi. Poster Film. Satu Buron Pembunuhan Vina Cirebon Ditangkap, Saksi Ajukan Perlindungan ke LPSK. SumberL Instagram/vinasebelum7hari.movie

Ilustrasi. Poster Film. Satu Buron Pembunuhan Vina Cirebon Ditangkap, Saksi Ajukan Perlindungan ke LPSK. SumberL Instagram/vinasebelum7hari.movie

Kasus tewasnya Vina & Eki yang terjadi 8 tahun lalu di Cirebon kini makin heboh. Apalagi setelah Pengadilan Negeri (PN) Bandung membebaskan Pegi Setiawan, salah seorang tersangka pembunuhan itu (8/7/2024) dari tahanan Mapolda Jabar.

Setelah Pegi bebas, menyusul Dede Riswanto, salah seorang saksi kunci kasus "pembunuhan" Vina dan Eki, mencabut kesaksiannya (22/7/2024). Dede mengaku, kesaksian yang diucapkannya di depan penyidik, adalah rekayasa Iptu Rudiana, ayah Eki.

Iptu Rudiana, kini Kapolsek Kecamatan Kapetakan, Cirebon, saat itu ikut cawe-cawe dalam penyelidikan dan penyidikan kasus kematian Vina & Eki, meski bukan tupoksinya. Pada tahun 2016, saat kasus Vina & Eki terjadi, Rudiana adalah Kanit Narkoba di Polres Cirebon. Tapi ia ikut cawe-cawe dalam kasus tersebut. Mungkin hal itu dianggap wajar, karena korban tewas, Eki, adalah putranya.

Sedangkan saksi kunci Aep yang "menjebloskan" 8 orang ke penjara (7 di antaranya dihukum seumur hidup karena tuduhan terlibat perencanaan pembunuhan Vina dan Eki ), menghilang entah ke mana. Sampai sekarang, Aep -- saksi kunci itu -- lenyap bagai ditelan angin.

Kenapa kasus pembunuhan Vina & Eki yang ditangani polisi Cirebon demikian absurd? Jawabnya: karena polisi dalam proses pemeriksaan saksi mati -- seperti ditulis Yani Nur Syamsu dalam bukunya "Forensik, Ilmu dan Praktik Scientific Crime Investigation di Indonesia dan Dunia Internasional -- tidak menerapkan scientific crime investigation secara cermat.

Menurut Yani Nur Syamsu, dalam setiap tindak kejahatan selalu akan terbentuk segitiga tindak pidana yang saling terkait. Tiga titik sudut segitiga itu, pertama korban; kedua pelaku; dan ketiga tempat kejadian perkara (TKP), barang bukti (BB), dan saksi.

Poin ketiga ini, tulis Yani Nur Syamsu, punya posisi sangat penting karena mencakup dua saksi. Yaitu saksi mata (manusia yang hidup) dan saksi mati (TKP dan BB). Disebut saksi mati karena TKP dan BB sesungguhnya "turut menyaksikan" terjadinya tindak pidana.

Baca Juga: Pegi Setiawan Dibebaskan, Pengakuan Aep Saksi Kasus Vina Cirebon Sampah Belaka

Tugas polisi adalah menemukan dan membuktikan keterkaitan antara tiga titik sudut segitiga itu secara sah dan meyakinkan. Dalam proses penyidikan, polisi penyidik memeriksa saksi mata. Sementara yang memeriksa saksi mati adalah petugas atau polisi di Laboratorium Forensik.

Dalam proses penegakan hukum, pemeriksaan terhadap saksi mata dan saksi mati sama pentingnya. Keduanya harus dilakukan secara sinergis. Tapi apa yang terjadi di lapangan? Fakta di lapangan memperlihatkan semangat untuk melaksanakan proses pemeriksaan saksi mati yang berbasis scientific crime investigation kurang mendapat perhatian.

Dalam kasus Vina, misalnya, ada saksi mati yang dilihat polisi. Yaitu sperma di tubuh Vina. Sebagai saksi mati, sperma tersebut seharusnya diperiksa di laboratorium forensik. Sehingga sperma itu bisa "berbicara" siapa pelaku yang memperkosa Vina. Tapi anehnya, dalam kasus Vina, saksi mati sperma itu tidak "diinterogasi" sedikit pun oleh polisi di laboratorium forensik. Saksi mati tersebut lenyap, entah kemana.

Selain sperma di tubuh Vina, banyak saksi mati lain yang absurd. Di antaranya batu untuk melempar Eki dan Vina yang amat besar (yang secara logika terlalu berat untuk dilemparkan ke seseorang dengan tangan kosong), kayu untuk menggebuk korban yang tidak ada dalam TKP, dan ceceran darah -- yang ternyata tidak "diajak bicara" di laboratorium forensik. Polisi hanya menyimpulkan sendiri tanpa "sepengetahuan" saksi mati.

Akibatnya, ketika kasus Vina & Eki dibongkar kembali setelah ramai film "Vina: Sebelum 7 Hari" 8 tahun sesudah peristiwa maut terjadi -- di sana terlihat carut marut proses penyidikan oleh polisi. Dampaknya, PN Cirebon pun menghukum 8 terdakwa, di antaranya 7 orang dipenjara seumur hidup, karena dianggap melakukan tindak pidana pembunuhan yang direncanakan.

Tapi celakanya, setelah kasus itu dibongkar kembali, ternyata, diduga banyak bukti absurd yang direkayasa polisi untuk "menjerat 8 terdakwa" yang nota bene belum terbukti bersalah, baik berdasarkan saksi hidup maupun saksi mati. Bahkan beberapa saksi mati oleh penyidik polri dihilangkan begitu saja. Pemenjaraan 8 terdakwa tersebut tidak sinkron dengan pengakuan saksi hidup (Dede) dan saksi mati (sperma dan batu). Kedua saksi terakhir ini, tak pernah diperiksa di laboratorium forensik.

Dari gambaran kasus Vina & Eki, dapat disimpulkan polisi dalam menyelidiki peristiwa tersebut, tidak menggunakan scientific crime investigation. Padahal, dalam tagline transformasi POLRI PRESISI (Prediktif, responSIbilitas, dan TransparanSI berkeadilan) pendekatan scientific crime investigation adalah suatu keniscayaan. Karena hanya dengan pendekatan scientific itulah, kebenaran tidak bisa diragukan lagi. Kebenaran faktual adalah dasar penegakan hukum yang paling kuat dan bisa dipertanggungjawabkan.

Penulis : Dr. Abdul Aziz, M.Ag, Dosen Fakultas Syariah UIN Raden Mas Said Surakarta

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Sukabumi16 September 2024, 23:43 WIB

Kompor Ditinggal saat Memasak, Rumah Warga di Cicurug Sukabumi Hangus Terbakar

Berikut kronologi kebakaran rumah di Cicurug Sukabumi. Api diduga berasal dari kompor yang ditinggal saat memasak oleh penghuni.
Tim Damkar saat memadamkan api di rumah warga Cicurug Sukabumi yang terbakar. (Sumber : SU/Ibnu)
Sukabumi16 September 2024, 21:03 WIB

Pemotor di Palabuhanratu Sukabumi Kaget Disetop Polisi, Tahunya Dapat Helm Gratis

Para pengendara yang melintas di Palabuhanratu Sukabumi dibuat kaget karena disetop polisi. Ternyata diberi helm gratis dan Cokelat. Ini tujuannya
Kapolres Sukabumi AKBP Dr Samian bersama isteri saat memberikan helm gratis bagi pemotor di Palabuhanratu. (Sumber : SU/Ilyas)
Film16 September 2024, 21:00 WIB

Sinopsis Film Malam Keramat, Teror Mistis Mengerikan di Rumah Mewah

Malam Keramat akan menjadi film horor selanjutnya yang akan menghiasi layar lebar pada bulan ini. Film tersebut telah tayang di seluruh bioskop Indonesia pada Kamis, 12 September 2024.
Sinopsis Film Malam Keramat, Teror Mistis Mengerikan di Rumah Mewah (Sumber : Instagram/@helroadfilms)
Jawa Barat16 September 2024, 20:03 WIB

Polisi Ungkap Penyebab Kemacetan Parah di Puncak Bogor saat Libur Maulid Nabi

Berikut penyebab kemacetan parah di Puncak Bogor saat libur maulid nabi menurut kepolisian.
Puncak Bogor macet parah hingga kendaraan tak bisa bergerak sama sekali. (Sumber : X@Ari_is1to /@baisunn)
Entertainment16 September 2024, 20:00 WIB

Tidak Ikut Comeback dan Tur Konser, Jeonghan SEVENTEEN Mulai Wajib Militer September

Jeonghan SEVENTEEN secara resmi akan mulai menjalani wajib militer pada Kamis, 26 September 2024. Pengumuman tersebut diberitahukan langsung oleh agensinya, Pledis Entertainment.
Tidak Ikut Comeback dan Tur Konser, Jeonghan SEVENTEEN Mulai Wajib Militer September (Sumber : Instagram/@jeonghaniyoo_n)
Science16 September 2024, 19:15 WIB

Hanya 5% yang Baru di Eksplorasi, 7 Fakta Sains Menarik Tentang Lautan

Lautan masih menyimpan sejumlah misteri yang belum terpecahkan hingga saat ini.
Ilustrasi - Lautan masih menyimpan sejumlah misteri yang belum terpecahkan hingga saat ini. (Sumber : Pixabay.com/@TANK153).
Sukabumi16 September 2024, 19:07 WIB

Pelajar yang Terseret Ombak di Pantai Cipatuguran Sukabumi Belum Ditemukan

Tim SAR gabungan pakai aqua eye hingga drone dalam pencarian pelajar Sukabumi yang hilang terseret ombak di Pantai Cipatuguran.
Proses pencarian oleh tim SAR di tengah laut Pantai Cipatuguran Sukabumi. (Sumber : Istimewa)
Film16 September 2024, 19:00 WIB

Spin Off Hospital Playlist, Wise Resident Life Dipastikan Batal Tayang Tahun Ini

Drama korea Wise Resident Life yang merupakan spin-off dari drakor Hospital Playlist dipastikan tidak akan tayang tahun ini, karena permasalahan dunia medis yang terjadi di Korea Selatan saat ini.
Spin Off Hospital Playlist, Wise Resident Life Dipastikan Batal Tayang Tahun Ini (Sumber : Istimewa)
Entertainment16 September 2024, 18:30 WIB

Hoki! Unggahan Mutia Ayu di Instagram Diposting Ulang Oleh Bruno Mars

Pengalaman yang tidak akan pernah terlupakan dialami oleh Mutia Ayu yang beruntung ketika Bruno Mars tersenyum ke arahnya sampai postingan yang ia unggah dibagikan ulang oleh pelantun Versace on the Floor
Hoki! Unggahan Mutia Ayu di Instagram Diposting Ulang Oleh Bruno Mars (Sumber : Instagram/@mutia_ayu)
Life16 September 2024, 18:00 WIB

Padamnya Api Keabadian, 5 Peristiwa Luar Biasa Saat Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Kelahiran Nabi Muhammad SAW diiringi dengan sejumlah peristiwa besar yang patut diketahui oleh Umat Muslim.
Ilustrasi - Kelahiran Nabi Muhammad SAW diiringi dengan sejumlah peristiwa besar yang patut diketahui oleh Umat Muslim. (Sumber : Freepik.com/Ist).