Dalam zaman yang semakin kompleks dan dinamis seperti sekarang, konsep menjadi "lelaki berkualitas" telah menjadi sorotan yang semakin penting. Tidak lagi hanya tentang kekuatan fisik atau dominasi, menjadi lelaki berkualitas melibatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang empati, kesetaraan gender, dan kepedulian terhadap sesama. Dalam konteks ini, inspirasi dari sosok Kartini, seorang pejuang kesetaraan gender dari Indonesia pada abad ke-19, memberikan pandangan yang menarik dan relevan bagi kaum laki-laki masa kini.
Kesetaraan Gender dan Empati
Salah satu nilai utama yang Kartini perjuangkan adalah kesetaraan gender. Dia menentang norma-norma patriarki yang mendominasi masyarakatnya pada masanya, dan memperjuangkan hak-hak perempuan untuk mendapatkan pendidikan dan kesempatan yang sama dengan kaum pria.
Di era kekinian, pandangan ini masih sangat relevan. Menjadi lelaki berkualitas berarti mendukung dan memperjuangkan kesetaraan gender dalam segala aspek kehidupan, mulai dari tempat kerja hingga dalam hubungan pribadi.
Data menunjukkan bahwa kesetaraan gender masih menjadi isu yang perlu diperjuangkan. Misalnya, dalam dunia kerja, perempuan masih sering menghadapi kesenjangan gaji dan kesulitan untuk naik ke posisi manajemen yang lebih tinggi. Menjadi lelaki berkualitas berarti mendukung langkah-langkah konkret untuk mengatasi ketidaksetaraan ini, seperti mendukung program-program pelatihan dan promosi yang berpihak pada perempuan.
Kemandirian dan Kecerdasan
Salah satu nilai yang dianut Kartini adalah kemandirian. Dia menegaskan pentingnya perempuan untuk mandiri secara finansial dan intelektual. Dalam konteks kekinian, kemandirian tetap menjadi nilai yang penting, tidak hanya bagi perempuan, tetapi juga bagi kaum laki-laki. Menjadi lelaki berkualitas berarti mendorong kemandirian dalam segala aspek kehidupan, baik secara finansial maupun intelektual.
Data menunjukkan bahwa kemandirian finansial semakin dihargai dalam hubungan modern. Banyak pasangan muda lebih memilih untuk berbagi tanggung jawab keuangan secara adil, dan kebanyakan dari mereka menganggap kemandirian finansial sebagai salah satu kualitas yang menarik dalam pasangan. Sementara itu, kemandirian intelektual juga menjadi nilai penting dalam era informasi saat ini. Kemampuan untuk berpikir kritis, mencari informasi, dan beradaptasi dengan perubahan teknologi merupakan kualitas yang sangat dihargai dalam dunia kerja dan kehidupan pribadi.
Kesimpulan
Menjadi lelaki berkualitas tidak lagi hanya tentang kekuatan fisik atau dominasi, tetapi juga tentang empati, kesetaraan gender, kemandirian, dan kecerdasan. Inspirasi dari Kartini, seorang pejuang kesetaraan gender dari Indonesia, memberikan pandangan yang berharga bagi kaum laki-laki masa kini. Dengan memperjuangkan nilai-nilai seperti kesetaraan gender, kemandirian, dan kecerdasan, kaum laki-laki dapat berperan aktif dalam menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan adil bagi semua individu, tanpa memandang jenis kelamin.
Baca Juga: Dinsos Sukabumi Salurkan Program Makan Untuk Lansia Di Tegalbuleud Sukabumi
Baca Juga: Kronologi dan Dugaan Penyebab Meninggalnya Siswi Sukabumi saat Seleksi Paskibraka
Terdapat beberapa tahapan dan poin penting dalam upaya menjadi lelaki berkualitas yang dapat diambil sebagai pelajaran dari Kartini dan dapat dilakukan oleh lelaki zaman sekarang:
1. Pendidikan dan Pemahaman Kesetaraan Gender
Poin Pentingnya : Pemahaman akan kesetaraan gender akan membantu lelaki untuk menyadari pentingnya mendukung hak-hak perempuan dan bekerja sama dengan mereka untuk menciptakan lingkungan yang inklusif.
Tahapannya : Mulailah dengan mendapatkan pendidikan yang mendalam tentang pentingnya kesetaraan gender dan dampaknya terhadap masyarakat.
2. Mengembangkan Empati dan Keterbukaan
Poin Pentingnya : Keterbukaan dan empati membantu lelaki untuk menjadi pendengar yang baik dan rekan yang mendukung, membantu dalam membangun hubungan yang sehat dan saling mendukung.
Tahapannya : Latihlah diri untuk memahami pengalaman dan perspektif perempuan dengan lebih empatik.
3. Mendorong Kemandirian dan Kecerdasan Perempuan
Poin Pentingnya : Dukungan terhadap kemandirian perempuan bukanlah ancaman, tetapi investasi dalam membangun hubungan yang seimbang dan saling menguntungkan.
Tahapannya : Mendukung pendidikan dan karier perempuan, serta mempromosikan kemandirian finansial dan intelektual mereka.
4. Menjadi Teladan dalam Kesetaraan Gender
Poin Pentingnya : Menjadi teladan dalam kesetaraan gender akan menginspirasi orang lain untuk mengikuti jejak yang sama, menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan adil.
Tahapannya : Terapkan nilai-nilai kesetaraan gender dalam perilaku sehari-hari dan hubungan interpersonal.
5. Menghadapi Norma-norma Patriarki
Poin Pentingnya : Mengubah norma-norma patriarki membutuhkan keberanian dan ketegasan, tetapi hal ini penting untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan merata bagi semua individu.
Tahapannya : Beranilah menantang norma-norma patriarki yang membatasi kebebasan dan hak-hak Perempuan.
6. Mengambil Bagian dalam Perubahan Sosial
Poin Pentingnya : Dengan berpartisipasi dalam perubahan sosial, lelaki dapat aktif berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan adil bagi semua individu.
Tahapannya : Bergabunglah dengan gerakan atau inisiatif yang memperjuangkan kesetaraan gender dan hak-hak perempuan.
Melalui penguatan poin-poin penting tersebut berikut tahapan-tahapan nya, lelaki zaman sekarang dapat membangun dan mengembangkan kualitas diri mereka sebagai individu yang berkontribusi pada terwujudnya kesetaraan gender dan keadilan sosial, sebagaimana yang diperjuangkan oleh Kartini.
Ini sebagai bentuk dukungan moril yang riil dari kaum lelaki terhadap keberlangsungan perjuangan kaum Perempuan di zaman sekarang, agar bisa menghailkan generasi yang semakin berkualitas.
Penulis : Dr. Ari Riswanto, M.Pd., MM / Dosen Universitas Linggabuana PGRI Sukabumi/Pengurus DPW Forum shilaturahmi Doktor Indonesia