SUKABUMIUPDATE.com - Indonesia, dengan penduduk lebih dari 270 juta jiwa, masih termasuk negara tertinggal. Ketimpangan dan kemiskinan menjadi pandangan nyata. Ini boleh jadi akibat lemahnya tingkat pengetahuan warga, yang berkorelasi erat dengan rendahnya minat mereka untuk membaca.
Hasil survei terbaru yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada Agustus 2023 menunjukkan bahwa hanya 20% dari penduduk Indonesia yang pernah membaca buku dalam setahun. Temuan ini cukup mengkhawatirkan mengingat pentingnya literasi dalam menentukan kemajuan masyarakat modern.
Indonesia memiliki tradisi lisan yang kuat yang diwariskan dari leluhur. Cerita, legenda, dan pengetahuan telah disampaikan dari generasi ke generasi melalui lisan, seni pertunjukan, dan tradisi lokal. Meskipun ini bagian penting dari warisan budaya Indonesia, kecenderungan ini dibuktikan ikut menghambat minat masyarakat untuk membaca buku.
Baca Juga: 7 Masalah Perilaku Anak yang Tidak Boleh Diabaikan Orang Tua
Mari kita bandingkan temuan survei LSI dengan data dari negara-negara lain di dunia. Negara-negara seperti Norwegia, Islandia, dan Finlandia dikenal memiliki tingkat literasi yang tinggi, dengan sebagian besar penduduknya aktif membaca buku secara rutin. Ini sebagian besar dapat diatribusikan pada sistem pendidikan yang kuat dan budaya literasi yang didukung oleh masyarakat.
Memang betul, survei di beberapa negara lain seperti Amerika Serikat, Inggris, atau Kanada telah menunjukkan penurunan minat membaca buku dalam beberapa tahun terakhir. Faktor-faktor seperti penggunaan teknologi, media sosial, dan perubahan gaya hidup tampaknya telah ikut berkontribusi pada penurunan ini.
Secara global, Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) memantau tingkat literasi di seluruh dunia. Data mereka menunjukkan bahwa meskipun ada peningkatan dalam akses ke pendidikan, masih banyak negara di dunia yang menghadapi tantangan dalam meningkatkan tingkat literasi, terutama di negara-negara berkembang.
Baca Juga: 12 Tips Menumbuhkan Rasa Percaya Diri Pada Anak yang Pemalu, Coba Lakukan Hal Ini
Kembali ke temuan survei LSI, itu dapat kita jadikan panggilan untuk bertindak. Pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat perlu bekerjasama untuk mendorong minat membaca buku di Indonesia. Langkah-langkah seperti meningkatkan akses terhadap perpustakaan, menggalakkan kampanye literasi, dan mendukung penulis dan penerbit lokal, dapat membantu memperbaiki situasi ini.
Hidup di era dimana informasi mudah diakses melalui internet, membaca buku tetap penting dalam pengembangan pengetahuan dan pemahaman. Sementara tradisi lisan tetap bagian berharga dari budaya Indonesia, peningkatan literasi tulis akan membantu masyarakat Indonesia berpartisipasi aktif dalam masyarakat global yang semakin terhubung dan kompleks. (Ahmadie Thaha, pengasuh Ma'had Tadabbur al-Qur'an)
Penulis: Ahmadi Thaha