SUKABUMIUPDATE.com - Universitas Al Azhar, Jakarta, mengunjungi Madrasah Diniyah (MD) Wahdatul Ummah di Kampung Nanggerang, Desa Pulosari, Kecamatan Kalapanunggal, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (21/9/2019).
BACA JUGA: Mabim Universitas Nusa Putra 2019 Ditutup, Rektor: Selamat Menjadi Keluarga Besar Genusian
Kunjungan ini dalam rangka menggugah kepedulian mahasiswa baru kepada masyarakat agar lebih mencintai daerah desa, khususnya bangsa. "Kita mau menggugah mahasiswa baru untuk lebih peduli kepada masyarakat, yang berada di daerah pedesaan," ujar Wakil Rektor III, Universitas Al Azhar, Nita Norika kepada sukabumiupdate.com, di lokasi.
Setelah melakukan kegiatan ini, Nita menginginkan mahasiswa didiknya dapat berkontribusi terhadap masyarakat luas, dengan mengetahui persoalan apa yang dihadapi masyarakat di pedesaan, dan memecahkan masalah tersebut.
Nita juga mengaku merasa prihatin ketika melihat kondisi bangunan atau fasilitas pendukung untuk kegiatan berlajar mengajar di MD itu. Ia rasa pemerintah harus mengalihkan perhatiannya, karena MD ini merupakan tempat generasi muda untuk melatih taqwa, iman dan softskill dalam keagamaan.
"Oleh sebab itu dengan dana yang dikumpulkan oleh mahasiswa dari hasil penjualan seperti lampu tumbler, dan totebag, kami berikan kepada MD itu, berupa 20 set meja belajar dan mengecat ulang semua dinding," ucapnya.
BACA JUGA: Cara STIE PGRI Sukabumi Bikin Akrab Mahasiswa Baru
Sementara, Komite MD Wahdatul Ummah, Lilis Lisna Wati merasa senang atas perhatian Universitas Al Azhar yang diberikan kepada sekolahnya. Lilis mengatakan kondisi bangunan dan fasilitas pendukung sudah tak layak untuk digunakan proses belajar mengajar. "Saya ucapkan terima kasih, saya senang dengan perhatian yang diberika kepada kami," ungkapnya.
Lilis mengaku, pihaknya sudah berupaya mencari bantuan untuk merenovasi MD tersebut kepada Kementerian Agama Kabupaten Sukabumi. Namun selalu ditolak, dengan alasan kondisi bangunan dan fasilitas pendukung di MD itu masih layak untuk digunakan belajar mengajar.
"Sudah pernah dibuatkan proposal bantuan yang diajukan kepada Kemenag, tapi itu ditolak karena fasilitas masih layak. Padahal mereka tidak pernah datang ke sini untuk melihat kondisinya seperti apa," pungkasnya.