SUKABUMIUPDATE.com - Pemdes Mekarmukti, Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi, menggenjot salah satu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yaitu Kripik Enye (keripik berbahan singkong, red).
Kepala Desa Mekarmukti, Dodi Amung Sutarya mengatakan kripik enye sudah lama diproduksi oleh sebagian warga, baik untuk kosumsi sendiri maupun dijual. Apalagi didukung mayoritas warganya sebagai petani.
"Rata-rata warga di sini petani, salah satunya singkong dan setiap panen hampir menghasilkan ratusan ton. Bahkan singkong jenis manggu ini banyak dijual keluar," ujarnya kepada sukabumiupdate.com, Selasa (15/1/2019).
Oleh karena itu, ia memanfaatkan hasil panen singkong yang cukup melimpah tersebut menjadi makanan ringan dan bekerjasama dengan Bumdes dan bekerjasama dengan pengrajin makanan.
"Sampai saat ini, sudah terbentuk enam kelompok UMKM pengrajin kripik enye yang bekerjasama dengan Bumdes, baik pemasaran, pelatihan dan permodalan terutama pemberian benih singkong," pungkasnya.
Sementara itu, Enay Nuryani (49 tahun) pengrajin kripik singkong (Enye) warga Kampung Samelang RT 01/05 Desa Mekarmukti, Kecamatan Waluran, mengaku sudah mengelola enye sejak 2009. Bahkan pemasarannya hingga keluar kota.
BACA JUGA : DD Tahap Tiga Digunakan Pemdes Waluran Sukabumi Untuk Bangun Apa Saja?
"Pemasaran ada yang sampai ke luar kota, seperti Jakarta, Yogyakarta, Sukabumi, Bogor. Pernah juga jadi oleh-oleh orang Arab Saudi, Belanda yang datang ke tempatnya membeli enye," katanya.
Dalam dua minggu bisa mencapai 200 kilogram dikirim ke Jakarta. Sedangkan satu hari produksi bisa mencapai 70-80 kilogram tergantung cuaca.
"Sekarang harga enye Rp17 ribu perkilogramnya, karena memang bahan baku lagi naik, biasanya standar Rp14 ribu. Alhamdulillah selama ini juga kerjasama dengan pihak Pemdes," tandasnya.