SUKABUMIUPDATE.com - Kasus penyebaran HIV/AIDS hingga saat ini menunjukan peningkatan yang memprihatinkan, Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi mencatat dari tahun 2004 hingga per September 2018 terdapat 730 kasus yang terinfeksi HIV/AIDS berdasarkan yang terlaporkan di Sistem Informasi HIV/AIDS (SIHA).
Upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS yang dilakukan antara lain dengan cara memberikan edukasi dan informasi kepada pelajar secara komprehensif, serta memperhatikan nilai agama dan budaya yang ada di Kabupaten Sukabumi sehingga pelajar tahu, mau, dan mampu mencegah serta menanggulangi HIV/AIDS di lingkungannya.
Sosialisasi dan Pembentukan Pelajar Peduli AIDS telah dilakukan di delapan sekolah oleh KPA Kabupaten Sukabumi, Pelajar Peduli AIDS adalah sebuah ikhtiar untuk membangun kesadaran secara individual maupun masal.
BACA JUGA: Cegah HIV/AIDS, KPA Kabupaten Sukabumi Sosialisasi di Desa Limbangan
Pengelola Program KPA Kabupaten Sukabumi, Dian Hendayana mengatakan, tugas Pelajar Peduli AIDS di lingkungan yaitu mengindentifikasi faktor risiko penularan HIV/AIDS.
"Melalui Pelajar Peduli AIDS, kita akan memposisikan para pelajar ikut serta sebagai relawan dalam upaya program pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah,” ungkapnya kepada sukabumiupdate.com, Selasa(2/10/2018).
Dikatakannya, pembentukan Pelajar Peduli AIDS ini diharapkan memberikan solusi dari berbagai permasalahan terutama untuk upaya pencegahan dan menurunkan kasus HIV/AIDS baru pada usia produktif. Apalagi para pelajar rentan terkena HIV-AIDS.
BACA JUGA: KPA Kabupaten Sukabumi Bimtek Penanggulangan HIV/AIDS di Desa Caringin Gegerbitung
Hal tersebut, sambungnya, akan menjadi sumber masalah di masa yang akan datang dan perlu segera diminimalisir. Sebab, apabila tidak dimulai dari sekarang maka yang akan terjadi adalah situasi dimana daftar nama-nama mereka yang termasuk sub-populasi berperilaku risiko tinggi (risti) dan orang dengan HIV/AIDS (ODHA) akan semakin panjang pula.
"Tujuan kita pun salah satunya adalah mencetak kader yang mampu menjadi media komunikasi dan pelayanan konsultasi tentang HIV/AIDS di lingkungan sekolah. Mereka pun sangat antusias dan interaktif dengan adanya diskusi serta tanya jawab pada saat sosialisasi,” tutupnya.