SUKABUMIUPDATE.com - Keterbatasan ekonomi tidak menjadi hambatan bagi Diang Sagita untuk terus menempuh pendidikan hingga perguruan tinggi. Ia adalah Pemuda berusia 23 tahun asal Cikidang, Kabupaten Sukabumi yang baru saja lulus dari jenjang pendidikan S2 di Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan predikat Cum Laude.
Diang mengenyam pendidikan S2 di Jurusan Teknik Mesin Pertanian IPB dan lulus dengan nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), 3,93. Tesis yang Ia buat membahas tentang mesin tanam kedelai dan pemupuk dengan traktor tangan.
"Membahas tentang itu, mesin tanam tersebut bisa menjatah benih satu persatu di setiap alur yang dibuat. Dalam sekali berjalan, bisa untuk penanaman empat alur," kata Diang kepada sukabumiupdate.com, Kamis (26/7/2018).
BACA JUGA: Booming Pembangunan Infrastruktur di Sukabumi dan Dunia, Mahasiswa Teknik Kian Dibutuhkan
Sebelumnya, Diang mengenyam pendidikan S1 di Jurusan Teknik Mesin dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian IPB. Ia lulus S1 dalam waktu kurang dari empat tahun, dan memperoleh prestasi IPK tertinggi ke dua di jurusannya dengan nilai 3,88.
"Untuk S1 alhamdulillah lulus kurang dari empat tahun, hanya 3 tahun 8 bulan," kata pemuda alumni SD Negeri Cikiray dan SMP Negeri 2 Cikidang ini.
Diang mampu melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi setelah lulus dari SMA 1 Palabuhanratu pada 2012 lalu. Ia memperoleh beasiswa Bidikmisi dari Kementerian Riset dan Teknologi sehingga bisa menjalani kuliah S1 tanpa biaya.
Diang Sagita (keempat dari kanan) foto bersama peserta pertukaran pelajar di Kota Kobe, Jepang. |Sumber Foto: Istimewa
Begitupun dengan jenjang pendidikan S2, Diang kembali memperoleh beasiswa dari kementerian yang berbeda. Yakni Bidikmisi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
"Alhamdulillah, saya sangat bersyukur. Kuncinya simpel, kita harus bersungguh-sunggu dalam mengerjakan sesuatu. Itu saja," tutur Diang.
Saat ini, Diang menjalani keseharian sebagai asisten peneliti di Kampus IPB. Ia belum berencana melanjutkan kuliah ke jenjang S3. "Untuk saat ini saya akan fokus berkarir dulu," singkatnya.
Pemuda kelahiran 15 Desember 1994 ini tercatat sebagai warga Kampung Pasir Angin RT 2 RW 1, Desa Sampora, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi. Diang adalah anak pertama dari tiga bersaudara, putra pasangan suami istri Idap Rahma Mulya dan ibunda Wahyuni.
Orangtua Diang bukan berasal dari kalangan kaya. Ayahnya, Idap, bekerja sebagai sopir panggilan atau sesekali jadi tukang ojeg. Pernah pula jadi pemain organ tunggal. Sementara sang ibu, Wahyuni, sudah 10 tahun bekerja sebagai guru honorer.
Selain lulus dengan nilai yang membanggakan, Diang juga punya rentetan prestasi yang membanggakan. Diantaranya meraih penghargaan IPK tertinggi ke dua di jurusan Teknik Mesin dan Biosistem, Finalis pada Pekan llmiah Mahasiswa Pertanian Indonesia, Finasil Tanoto Student Research Award, dan juara ketiga pada Kompetisi rancang bangun alat mesin pertanian ramah lingkungan di Universitas Padjajaran pada 2015.
BACA JUGA: Pelajar Asal Jepang Sambangi SDN Manggis Cicurug Sukabumi
Ia pun lolos jadi finalis pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional ke 28 di Universitas Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara pada 2015. Di tahun yang sama, dua produk inovasinya juga terpilih sebagai 107 inovasi Indonesia. Serta tercatat sebagai lulusan terbaik Fakultas Teknologi Pertanian IPB pada 2016.
Masih di 2016, Diang juga berhasil menjadi juara ke dua pada gelaran Asean Universities Consortium on Food and Agro-based Engineering and Technology Education di Bangkok, Thailand. Teraktir, Diang Sagita terpilih dalam program pertukaran pelajar ke Jepang pada acara Sakura Exchange Program, di Kobe Unversity, Jepang.
"Alhamdulillah saya diberi kemudahan," tutur Diang tak henti bersyukur.