SUKABUMIUPDATE. com - Tim Olimpiade Matematika Indonesia Sekolah Menengah Atas (SMA) telah menyabet satu medali emas dan lima perak dalam International Mathematical Olympiad (IMO) ke-59 yang diselenggarakan di Cluj-Napoca, Rumania.
"Terima kasih kepada tim yang berjuang mengharumkan Indonesia di ajang matematika tingkat dunia, ini salah satu event yang prestisius dan bergengsi," ujar Kepala Sub Direktorat Peserta Didik, Direktorat Pembinaan SMA, Suharlan, seperti dilansir laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 16 Juni 2018.
Medali emas diraih oleh Gian Cordana Sanjaya (SMAK Petra 1 Surabaya) dengan total skor 31. Sedangkan perak dipersembahkan oleh Alfian Edgar Tjandra (SMA Kharisma Bangsa), Kinantan Arya Bagaspati (SMA Taruna Nusantara), Farras Mohammad Hibban Faddila (SMAK Kharisma Bangsa), Valentino Dante (SMAK 2 Petra Surabaya), dan Otto Alexander Sutianto (SMAK Penabur Gading Serpong). Alfian, Kinantan, dan Farras masing-masing meraih skor 29, Valentino 28, dan Otto raih total skor 25.
Capaian tersebut menjadikan Indonesia berada di peringkat 10 dunia dari 106 negara yang mengikuti kompetisi. Menurut data dari situs resmi IMO, sepanjang 30 tahun keikutsertaan, Indonesia telah berhasil mengumpulkan total 2 medali emas, 22 perak, 44 perunggu, dan 30 Honorable Mention.
Tahun 2018, Indonesia berada di peringkat 10 dari 106 negara yang berkompetisi. Hasil ini melampaui pencapaian negara-negara kuat, seperti Australia (peringkat 11), Inggris (peringkat 12), Jepang (peringkat 13), Kanada (peringkat 16), dan Italia (peringkat 17) dalam kompetisi yang digelar pada 4–14 Juli 2018.
"Ini adalah prestasi tertinggi yang pernah kita raih," tambah Suharlan. "Ini juga mas kedua, setelah sebelumnya, pada tahun 2013, saat IMO ke-54 di Kolombia, Indonesia mendapatkan emas pertama dan masuk di peringkat 19 dunia".
Koordinator tim IMO Indonesia, Dr. Aleams Barra, mengungkapkan, siswa diminta untuk mengerjakan enam soal. Masing-masing tiga soal per hari yang harus dikerjakan dalam waktu 4,5 jam. Soal-soal yang diberikan merupakan soal-soal orisinal dengan tipe soal yang belum pernah dikerjakan oleh para siswa sebelumnya. "Untuk dapat mengerjakannya dituntut kecepatan berpikir, ketenangan mental dan kreativitas tinggi," kata Aleams.
Sumber: Tempo