SUKABUMIUPDATE.com - Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Maju Jaya Desa Tenjoayu Kecamatan Cicurug Kabupten Sukabumi kembangkan budidaya semut rangrang penghasil kroto. Pengembangan usaha ini merupakan implementasi dari pelatihan program pemberdayaan dana desa 2017.
"Prospek pemasaran dan harga kroto cukup menjanjikan, sehingga kami pengurus Bumdes mengembangkan budidaya semut rangrang, apalagi melihat kebutuhan pakan burung cukup potensial," ujar Pengelola semut rangrang, Topik Hidayat, kepada sukabumiupdate.com, Jumat (11/5/2018).
Teknis pembibitan, kata Topik, ada dua cara, pertama bibit dari alam yakni mengambil dari pohon kemudian dipindahkan ke rak penangkaran yang sudah disiapkan media toples plastik. Kedua dengan cara beli bibit rangrang kualitas super berasal dari kroto bon Bogor.
BACA JUGA: Biar Melek IT, Perangkat Desa Tenjoayu Sukabumi Dilatih Buat Website
“Untuk beli bibit pertoples harganya sekitar Rp50 ribu sampai Rp60 ribu berikut sarangnya yang terdapat ratu dan calon ratu,” bebernya.
Lebih lanjut Topik merinci, masa pengembangbiakan rangrang hingga 21 hari siap panen kroto super.
“Pakannya sangat mudah hanya dengan dikasih seduhan air gula putih atau alternatif pakan lain seperti ulet hongkong, jangkrik, cacing bahkan buah-buahan maka rangrang akan cepat berkembang biak,” paparnya.
Meskipun kelompok baru berjalan sekitar Lima bulan, sambungnya, namun sudah memiliki sekitar 1.500 toples penakaran rangrang
Sementara ketua kelompok semut rangrang, Hendra Sulistya Widiyanto mengatakan, ini adalah hasil dari pelatihan program pemberdayaan dana desa 2017 melalui budidaya semut rangrang sehingga berharap menjadi pengalaman yang terbaik dan diharapkan meningkatkan ekonomi kerakyatan.
BACA JUGA: Pemdes Caringinnunggal Sukabumi Bagikan 1.267 Kartu Tani
“Karena prospeknya sangat luar biasa sehingga kami saat ini sedang memperbanyak semut dengan media toples, setidaknya sudah enam lokasi pengembangbiakan rangrang yang kami kelola satu kelompok dibawah naungan Bumdes Maju jaya DesaTenjoayu,” tuturnya.
Hendra menambahkan, Kebutuhan pangsa pasar lokal Cicurug perhari lebih dari 10 kilogram dan harga perkilo mencapai Rp160 ribu hingga 200ribu untuk bibitan dari alam, sedangkan yang super kroto bon mencapai perkilogram Rp400 ribu.