SUKABUMIUPDATE.com - Sejumlah wanita muda berhijab dengan semangat mencabut bawang daun berukuran super dari lahan berkuran kurang lebih 150 meter persegi Jumat (14/7/2017) pagi sekitar pukul 09.00WIB. Bawang daun itu rata-rata berukuran 65 centimeter dan dalam satu rumpun berisi minimal 7 batang.
Setelah terkumpul, daun bawang itu mereka rapihkan. Sebagian santriwati memilah bawang daun itu, kemudian dimasukkan dalam kemasan plastik. Tak lupa mereka memasukkan kertas bertuliskan merk sebuah pesantren.
Kreativitas itu terjadi di Yayasan Islam Penguji Pondok Pesantren (Ponpes) An-Nadwah yang terlekatak di Jalan KH. Ahmad Sanusi, Kelurahan Sukakarya, Kecamatan Warudotong, Kota Sukabumi, Jawa Barat, tepatnya di Komplek Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Penguji.
BACA JUGA:Â HBN, Siswa SDN Sukakarya 2 Kota Sukabumi Wajib Baca Buku Satu Jam
Ketua Kelompok Entrepreneur Ponpes An-Nadwah, Risma Aprililianti (21) santriwati asal Kampung Cibuntu Desa Selawangi, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi menerangkan di lahan itu mereka tidak hanya menanam bawang daun.
“Ada cabai rawit, tomat dan lainnya. Tidak ada perlakuan khusus dalam merawat bawang daun ini. Umum saja, pagi dan sore di siram. Hasil panen ini belum kami jual, tetapi kami bagikan kepada masyarakat di sekitar pesantren, kampus, dan tamu yang berkunjung,†ujar Risma.
Kedepan, kelompoknya berencana akan memasarkan hasil pertanian yang meraka garap, namun tidak melupakan lingkungan sekitar. “Dan kami memiliki divisi usaha juga. Divisi usaha ini yang akan memperkenalkan hasil pertanian kami ke luar kampus atau pesantren,†ungkapnya.
BACA JUGA:Â Kemeriahan Gebyar Gapisal Jarampang Kahiji di Ciracap Kabupaten Sukabumi
Sementara Divisi Usaha Kelompok Entrepreneur Ponpes An-Nadwah, Esa Diana (20) mengatakan hingga kini belum menjajaki pasar secara luas. “Banyak mengatakan, bawang daun yang kami hasilkan berukuran super dan jumbo, dan sangat cocok dipasarkan di mini market atau swalyan. Kelak kami akan menjajakinya,†tandas santriwari asal Kabupaten Cianjur ini.
Selain mengelola tanaman, tambah dia, santriwati juga mengelola warung dilingkungan Ponpes yang diberi nama Caffeda. “Caffetaria pesantren An-Nadwah Entrepreneurship ini masih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari lingkungan kampus. Di sini bukan hanya tempat jajan. Tetapi menajdi ajang diskusi antar santri dan santriwati,†terangnya.
BACA JUGA:Â Kenakan Pakaian Adat dan Dokcil, Ribuan Murid RA Padati Alun-Alun Cicurug Kabupaten Sukabumi
Pendiri Ponpes An-Nadwah Munandi Saleh mengatakan kegiatan ini rutin dilakukan oleh santri dan santriwati. “Bukan untuk mengisi kelowongan waktu. Tapi sebagai bentuk implementasi entrepreneur santri dan santriwati,†kata Munandi Saleh.
Ia menambahkan selain belajar ilmu agama islam, santri dan santriwati di An-Nadwah ini juga belajar dan berimprovisai dengan dunia usaha. “Sehingga ketika mereka selesai mengikuti pendidikan di Ponpes, mereka bukan hanya mengamalkan ilmu agama. Namun mereka mampu bersaing di dunia usaha bersifat syariah,†kata Munandi.