SUKABUMIUPDATE.com - Dua jembatan di Desa Tangkil Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, yang terbuat dari bambu, ambruk akibat tergerus air hujan. Satu jembatan tersebut ambruk pada tahun 2016 silam, dan hingga kini belum mendapatkan perbaikan.
Hal tersebut dikeluhkan salah satu pengguna jalan, Angga Saputra, warga Kampung/Desa Bangbayang, Kecamatan Cicurug, melalui chat di fanpage sukabumiupdate.com, Senin (22/5)
Sementara, Kepala Desa Tangkil, Ijang Sehabudin menerangkan, ada dua jembatan ambruk di lokasi berbeda. Satu berada di Kampung Tangkil RT 04/01, dan satu lagi berada di Kampung Jabon RT 25/08.
BACA JUGA:Â Ambruk, Jembatan Penghubung Parungkuda-Ciambar Kabupaten Sukabumi
“Kalau yang di Kampung Jabon, merupakan jembatan penghubung untuk tiga desa di Kecamatan Cidahu yakni, Desa Tangkil, Desa Jayabakti, dan Desa Cidahu,†terang Ijang.
Sedangkan jembatan yang berada di Kapung Tangkil, sebut dia, merupakan jembatan penghubung antar kampung dengan panjang sepuluh meter dan lebar dua meter. Satu dari dua jembatan itu, kata dia, akan segera diperbaiki.
“Jembatan ini sudah ambruk semenjak tahun 2016. Belum ada upaya perbaikandari pemerintah daerah. Berbeda dengan jembatan yang berada di Kampung Jabon, yang dalam waktu dekat ini akan diperbaiki dengan menggunakan anggaran dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah-red),†jelas Ijang.
Akibat ambruknya jembatan yang berada di Kampung Jabon itu, sebut dia, aktivitas warga di tiga desa menjadi terganggu. “Warga tiga desa sehari-hari melintasi di jembatan itu. Rencananya, pembangunan jembatan di Kampung Jabon in iakan dilakukan secara permanan atau dicor,†ungkapnya.
BACA JUGA:Â Berikut Daftar Jembatan Ambruk di Sagaranten Kabupaten Sukabumi
Sementara soal nasib jembatan yang berada di Kampung Tangkil, tambah dia, belum diketahui apakah akan diperbaiki pemerintah atau tidak. “Jembatan ini ambruk sekitar tahun 2016 silam. Saya juga bingung, kenapa jembatan Kampung Jabon yang duluan diperbaiki ya,†katanya.
Ketua RT 25/08, Kampung Jabon, Hudri (38) mengatakan, akibat rusaknya jembatan itu, warga terpaksa menempuh jalan lain sepanjang lima kilometer.
“Kami kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari, sebab untuk menuju desa lainnya, kami harus melewati jalan lain yang jaraknya cukup jauh,†katanya.