SUKABUMIUPDATE.com - Upaya penanggulan masalah AIDS harus menjadi tanggungjawab bersama dengan melibatkan banyak pihak, baik lembaga swadaya masyarakat (LSM), swasta, masyarakat, dan pemerintah di semua tingkatan untuk menjangkau orang-orang yang berisiko tinggi terkena HIV/AIDS. Hal ini dilakukan agar penyebaran penyakit mematikan dan mengancam kelestarian kehidupan manusia ini tidak semakin massif dan mengkhawatirkan.
Senin (27/2), bertempat di Aula Desa Berekah,Kecamatan Bojonggenteng, Kabupaten Sukabumi, dibentuk Warga Peduli AIDS (WPA). Puluhan peserta dari berbagai lembaga di Kecamatan Bojonggenteng antusias mengikuti pembekalan dari para Duta AIDS, Wakil Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Dadang Sucipta Satradinata, dan Camat Bojong Genteng Sendi Apriadi.
Dadang menyampaikan kepada sekitar 30 peserta yang mengikuti pembentukan WPA Kecamatan Bojonggenteng, nantinya mereka akan menjadi duta yang diharapkan mampu mensosialisasikan kepada masyarakat bagaiamana mencegah HIV/AIDS sehingga tidak terjadi penyebaran di sekitar lingkungan masing-masing warga.
Sementara menurut Kepala Desa Berekah, Andriyansyah kepada sukabumiupdate.com, WPA Desa Berekah dibentuk oleh pemerintah desa dan difasilitasi KPA Kabupaten Sukabumi. Kegiatan tersebut diadakan di desanya, sebagai upaya preventif dalam menanggulangi penyebaran HIV/AIDS.Â
BACA JUGA:
MUI Kota Sukabumi Ajakarkan Cara Tajhijul Jenazah Pengidap HIV/AIDS
Fahmi: Jumlah Pengidap HIV/AIDS Kota Sukabumi Terus Bertambah
Di Sukabumi, Aher Berbagi Solusi untuk HIV/AIDS
Andriyansyah juga menuturkan, WPA terdiri dari enam orang, yakni bidan desa, kader posyandu, karang taruna, tokoh masyarakat, serta tokoh agama yang bertugas memberi penyuluhan dan sosialisasi tentang bahaya HIV/AIDS. “Tugas utamanya memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang cara penyebaran dan menangani apabila ada warga terkena HIV/AIDS,†tuturnya usai acara.
Selain itu, Andriyansyah menyambut baik dan mendukung kegiatan yang sangat positif tersebut, serta menyampaikan apresiasi yang besar terhadap KPA dengan memberikan penyuluhan kepada warganya.
“Alhamdulillah peserta sangat antusias. Padahal dulu mereka menganggap HIV/AIDS adalah penyakit kutukan. Tapi setelah adanya penyuluhan dan pembentukan WPA, mereka sadar bahwa penyakit ini bisa menimpa siapa saja dan mereka siap membantu upaya pencegahannya. Sampai saat ini di desa kami belum ada laporan warga yang terjangkit virus membahayakan ini,†pungkasnya.
Â