SUKABUMIUPDATE.com - Keju ternyata tak harus terbuat dari susu sapi. Tiga mahasiswa Fakultas Teknobiologi Universitas Surabaya membuat keju lunak berbahan dasar kacang Bogor, kacang kedelai hitam, dan santan. Keju olahan ini diklaim cocok untuk vegetarian.
"Keunggulan keju kedelai hitam ini ada pada kandungan lemak yang rendah, tapi kadar proteinnya lebih tinggi dibandingkan keju dari susu sapi," kata si pembuat, Doni Indra, melalui siaran pers yang diterima Tempo, Selasa (31/1).
Doni mengakui ide membuat keju lunak ini datang dari orang tuanya sendiri. Kedua orang tua mahasiswa asal Pasuruan tersebut merupakan vegetarian dan dianjurkan tidak mengkonsumsi keju yang berbahan dasar susu sapi.Â
Kelebihan lain kacang kedelai hitam sebagai bahan baku ialah kadar proteinnya yang tinggi. Selain itu, kata Doni, harganya cenderung lebih murah dibandingkan susu sapi.Â
Adapun mahasiswa lain, Andrew Reiner Gozali, membuat olahan keju lunak dari kacang Bogor dan Tiara Anindita Nugroho membuat keju dari santan kelapa. Andrew membuat keju berbahan dasar kacang Bogor karena selama ini pemanfaatan kacang Bogor sekadar direbus atau digoreng. Keju lunak dari kacang Bogor ini memiliki keunggulan, yaitu kandungan lemak rendah dan juga kadar karbohidrat lebih tinggi dibandingkan keju yang terbuat dari susu sapi.Â
“Kacang bogor juga memiliki protein tinggi sehingga bisa dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan keju lunak,†tuturnya.
Lain halnya dengan Doni dan Andrew, Tiara mencampurkan santan ke dalam susu sapi untuk membuat keju lunak. Perbandingannya ialah 15 : 85 persen. Ia menjelaskan, proses kombinasi santan kelapa dengan susu sapi dalam pembuatan keju ini diharapkan dapat menciptakan cita rasa baru yang khas Indonesia.
Menurut dia, penggunaan santan yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia memungkinkan rasa keju ini mudah diterima. “Perbedaan keju dengan santan ini dibandingkan dengan keju umumnya adalah rasanya lebih gurih dan teksturnya lebih lembut karena kadar airnya lebih tinggi,†ucapnya.
Dosen pembimbing tiga mahasiswa itu, Tjandra Pantjajani, menilai inovasi pangan tersebut penting karena memanfaatkan bahan-bahan asli Indonesia untuk keju lunak. “Ini akan dapat dikonsumsi banyak orang karena memiliki kandungan protein yang tinggi,†katanya.
Â
Sumber: TEMPO