SUKABUMIUPDATE.COM - Sejak dahulu bambu dimanfaatkan masyarakat untuk berbagai keperluan, tak terkecuali perhiasan dan aksesoris unik. Mempertahankan kerajinan berbahan baku bambu, bukan perkara mudah di tengah gempuran barang impor dan produk hasil modernisasi teknologi.
Uloh (40), warga Kampung Awilega, Desa Pangleseran, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, mungkin salah satu pengarajin yang berupaya sekuat tenaga agar kerajinan bambunya tetap bertahan. Salah satunya caranya, memproduksi barang-barang fungsional berbahan bambu, mulai dari tas sandang, tempat rokok, dan sejumlah aksesoris hiasan rumah bernilai seni tinggi.
Uloh menciptakan miniatur replika kapal phinisi yang cukup menarik. Salah satu senjata Uloh adalah memproduksi kerajinan bambu dengan alat tradisional. Agar produksi dan modalnya tetap terjaga, Uloh menjual karyanya secara terbatas atau hanya berdasar pesananan.
“Kelemahan saya adalah memasarkan produk ini. Selama ini hanya terbatas dari kenalan saja, mereka memesan atau membeli dari stok yang sudah ada. Untuk bikin banyak saya pikir-pikir dulu, karena pasarnya belum ada,†ungkap Uloh, Minggu (20/11).
Kepada sukabumiupdate.com, Uloh berharap bisa memasarkan produk lokal Sukabumi ini di kawasan wisata, khususnya Geopark Ciletuh. “Saya lagi mencari jalan untuk bisa mengakses Geopark Ciletuh, karena produk kerajinan lebih mudah dipasarkan di lokasi wisata,†tuturnya.
Besar harapan Uloh, Pemerintah Kabupaten Sukabumi bisa memberi jalan kepada pengrajin lokal untuk eksis di kawasan wisata tersebut. Uloh berdoa apa yang diupayakan pemerintah daerah, untuk membangun Geopark Ciletuh sebagai destinasi wisata dunia, bisa memberi dampak pada masyarakat lokal seperti dirinya.
Â