SUKABUMIUPDATE.COM - Tradisi surat-menyurat dengan tulisan tangan sudah lama mati suri, tergusur teknologi yang semakin canggih mulai short message service (SMS), e-mail, atau chatting. Sehingga membudayakan kembali berkirim pesan dengan tulisan tangan, mungkin banyak yang berpendapat sebagai kurang kerjaan.
Tetapi hal inilah yang dilakukan oleh siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Kota Sukabumi, Lisan Shidqi Zul Fahmi, yaitu terus berkirim kabar dengan teman dan kerabatnya, melalui tulisan tangan yang dikirim via kantor pos.
Ditemui di perpustakaan sekolahnya, Lisan tengah asik menulis pada selembar kertas, dengan banyak perangko bertebaran di sekitarnya.
“Iya saya lagi menulis surat untuk teman dan keluarga saya. Menanyakan kabar mereka dan menceritakan keadaan saya dan keluarga di sini,†jelas Lisan membuka obrolan dengan sukabumiupdate.com pada hari Minggu (9/10) lalu, bertepatan dengan hari Surat Menyurat Sedunia.
Lisan menjelaskan bahwa menulis tangan lebih mengasyikkan, walaupun diakuinya cuku repot, kata dan kalimat harus benar benar dipikirkan lebih dulu secara matang, sebelum dituliskan pada selembar kertas.
“Jadi apa yang ingin kita tulis dipikir dulu, kan jadi nggak enak dilihat kalau tulisan tangan di kertas ini banyak corat coretnya, kurang indah,†lanjut pehobi filateli atau pengumpul perangko surat ini lebih jauh.
Selain penyuka tulisan indah, Lisan memang hobi berkirim surat dan menjadi salah satu pelanggan kesayangan Kantor Pos Sukabumi. “Ada yang bilang sifat dan orang ketauan dari tulisannya, aku juga nggak ngerti, tapi aku seneng nulis dan akan terus menulis dengan tangan.â€
Lisan ingin mengembalikan tradisi tulis tangan dan bersurat yang sudah lama mati suri. Lisan juga rajin mengajak teman-temannya menulis tangan. Ajakan kepada teman-temannya pun dilakukan dengan cara berkirim surat kepada sang teman, kemudian meminta balasan dari teman atau kerabatnya melalui tulisan tangan pula.
“Selain menulis tanpa batas dan menyenangkan, menanti kehadiran tukang pos yang mengantarkan surat kepada kita, di depan rumah, merupakan hal mengasyikkan,†pungkasnya.