SUKABUMIUPDATE.com - Gempa susulan di Cianjur terus terjadi, meski semakin jarang.
Plt. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan gempa susulan Cianjur sudah semakin jarang terjadi serta kekuatannya juga semakin mengecil.
Daryono mencuit kabar terbaru pada akun media sosial pribadinya mengenai gempa susulan. “Update gempa susulan Cianjur sampai dengan Rabu, 30 November 2022 pukul 05.00 WIB terjadi 336 kali gempa,”ujarnya.
Baca Juga: Lebih Sepekan di Pengungsian, Relawan Ungkap Kebutuhan Korban Gempa Cianjur
Sehari sebelumnya, Selasa, 29 November 2022, pukul 06.00 WIB, tercatat 317 kali gempa susulan.
Korban
Di sisi lain, tim SAR Gabungan kembali menemukan jenazah yang tertimbun sebanyak empat orang pada hari Selasa, 29 November 2022. Dengan demikian, hingga saat ini total jumlah korban meninggal sebanyak 327 orang.
Komandan Distrik Militer 0608 Cianjur Letnan Kolonel Arm Haryanto, menjelaskan, keempat jenazah yang ditemukan tim pencarian dan pertolongan berada di Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang. Menurut Haryanto, dengan ditemukannya empat jenazah itu, berarti tinggal tersisa lima orang yang masih dalam pencarian.
"Namun, berdasarkan laporan ada penambahan korban hilang. Berita ini kami terima dari Kepala Desa Cijedil sebanyak enam jiwa dan dari Kepala Desa Mangunkerta sebanyak dua jiwa," kata Haryanto saat konferensi pers di Pendopo Kabupaten Cianjur, Selasa.
Baca Juga: Update Korban Gempa Cianjur 29/11: Ditemukan 4 Jenazah, Korban Meninggal Jadi 327 Orang
Dengan laporan tersebut, kata Haryanto, berarti daftar korban hilang bertambah menjadi 13 orang. Namun belum dipastikan kedelapan orang yang dilaporkan hilang dari dua desa itu korban dampak gempa atau bukan.
"Sementara untuk korban luka berat sebanyak 595 orang. Dari jumlah tersebut, korban luka berat yang masih dirawat di semua rumah sakit sebanyak 68 orang," tuturnya.
Hingga saat ini terdapat sebanyak 451 titik pengungsian. Rinciannya, sebanyak 333 titik merupakan pengungsian terpusat dan 118 pengungsian mandiri.
Sumber: Tempo.co